Bagian 6

654 118 54
                                    

Happy reading 😘😘 semoga nggak emosi 😂😂😂😂



Bella menatap Justin yang berdiri di depannya dengan kepala tertunduk dalam-dalam dan mata yang basah. Bella bisa merasakan jantung Justin berdebar kencang karena kini Justin menurunkan tangan Bella yang semula di pipi menjadi menempel di dada.

"Justin.. Kenapa kau menangis?"

Justin menatapnya lekat, tiba-tiba mengecup keningnya lembut, beralih ke hidungnya sesaat lalu mencium bibir Bella tanpa mengatakan apapun. Bella bisa merasakan ciuman lembut yang menghanyutkan dari Justin, rasanya berbeda. Tidak seperti biasanya. Bibir Justin seakan bergetar dan canggung namun sekali tidak melepaskan lumatannya, mengundang Bella membalas lumatan itu sebaik mungkin. Menit berikutnya Justin menjauhkan bibirnya, menyandarkan keningnya di kening Bella seraya berkata :

"Maafkan aku yang tidak sempurna untukmu. Maaf jika aku tidak sebaik yang kau kira.."




************




Bella mengaduk kopi buatannya sambil melamun. Kemarin setelah mendatangi apartemen Justin, dia segera pulang ke apartemennya sendiri. Tanpa diduga, Justin datang saat sudah larut malam, menginap di apartemennya. Bella memutuskan untuk menutupi apa yang dia tahu, bersikap seolah tidak ada apa-apa. Justin pun hanya diam, bersikap santai dan manis seperti biasa. Entah memang tidak peduli atau apa, nampaknya Justin tidak menyadari wajah kusut Bella karena terlalu banyak menangis.

Bella menghela nafas pelan, mencoba melonggarkan dadanya yang terasa sesak. Sebenarnya apa yang Bella temukan di apartemen Justin sungguh membuatnya risau sepanjang hari, namun dia masih tidak bisa memulai untuk meminta penjelasan dari pria yang dia cintai itu. Dia takut dengan dugaannya sendiri.

Bella takut jika itu.. benar. Karena mungkin dia tidak akan sanggup menanggung rasa sakitnya.

Dan mimpi tadi malam kembali mengusik hatinya. Mimpi yang nyaris sama, yang selalu hadir di setiap tidurnya. Mimpi yang membuatnya kembali mengulang ingatannya tentang apa yang dia temukan di apartemen Justin. Foto wanita cantik itu. Bella berjengit kaget saat tiba-tiba merasakan sepasang lengan memeluk pinggangnya.

"Morning, Babe.." sapa Justin sambil mengecup pipi Bella dari belakang lalu mengambil cangkir kopi yang sedari tadi diaduk isinya oleh Bella dan meminumnya sedikit, "Hari ini aku ada urusan mendadak. Aku akan mengabarimu untuk makan malam nanti, kurasa aku menemukan tempat dinner baru yang menarik."

"Oke," sahut Bella pendek sambil tersenyum tipis. Justin mencubit dagunya sesaat kemudian pergi keluar dari apartemen Bella. Bella berpikir sejenak dalam diam. Dia memantapkan hati seraya meraih kunci mobilnya di atas meja makan. Bella sudah membulatkan tekad. Dia berlari ke luar apartemennya, lalu langkahnya berubah menjadi mengendap-endap saat melihat mobil Justin melaju ke arah  jalan raya. Bella segera masuk ke mobilnya dan membuntuti mobil Justin diam-diam. Dia merasa harus mencari tahu lebih jauh, apa yang sebenarnya tengah disembunyikan oleh Justin, sebelum hatinya habis dimakan prasangka.

Bella mengemudikan mobilnya dengan hati-hati agar Justin tidak sadar kalau sedang diikuti. Dia mengerutkan keningnya ketika beberapa saat kemudian menyadari, Justin berhenti di depan sebuah rumah di daerah yang tidak begitu dia kenali. Seorang wanita keluar dari rumah itu, membawa sebuah benda persegi cukup besar yang dibungkus dengan kain lebar.

Wanita yang sama dengan yang Bella lihat di foto yang dia temukan di apartemen Justin.

Wanita itu terlihat kesulitan membawa barangnya, sehingga Justin serta merta mendekatinya dan membantunya memasukkan barang itu ke dalam mobil. Justin berhenti sejenak untuk mendengar celotehan wanita itu, menggaruk kepalanya entah kenapa dan tertawa bersama lalu mereka masuk ke dalam mobil Justin. Bella mulai merasakan nafasnya sedikit tersendat karena pemandangan itu.

Hunch (JB) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang