Bagian 2

2.1K 194 6
                                    

California, Manhattan Beach
Sabtu, 20 Maret, 11.38 AM

Annabeth menggerang frustasi di bawah aliran air dari shower yang di nyalakannya beberapa menit yang lalu. Air shower bercampur dengan air mata yang turun tanpa dapat ditahan.

Di lain pihak ia membutuhkan pekerjaannya saat ini juga. Tapi, kenapa harus bersama Max, apa tidak ada detektif lain.

Hampir saja ia menumpahkan air matanya di hadapan Max jika ia tidak cepat mencegahnya. Luka lama yang sudah terkunci rapat kini seakan terbuka lebar ketika ia menatap bola mata coklat milik pria itu. Bayangan-bayangan masa lalu kembali menghantui pikirannya.

Annabeth teramat mencintai Max, tapi itu dulu sebelum ia menyaksikan sesuatu yang membuatnya membenci pria itu.

Annabeth bersumpah untuk melupakan rasa sakitnya. Ia tidak akan membiarkan pria itu kembali memasuki kehidupannya. Sudah cukup pengkhianatan yang di lakukan Max di masa lalu.

Kali ini Annabeth bertekad, ia tidak akan terjerat untuk kedua kalinya. Biarkan pekerjaan berjalan sesuai profesionalitas. Ia bisa menganggap Max tidak hadir kembali di hidupnya. Anggap saja laki-laki itu bukan pria yang di kenalnya, dan mereka baru saling mengenal tadi pagi.

Untuk pertama kalinya ia tidak bersyukur dengan pekerjaan yang di dapatnya. Annabeth Benar-benar tidak menyukainya.

Annabeth mematikan shower, ia berjalan keluar sambil mengenakan mantel tebal berwarna putih tulang yang membalut tubuh bugilnya. Matanya menerawang kejadian tadi pagi, dimana ia mendapati seorang yang meninggalkan dengan mengenaskan.

Kenya Holloway mungkin dapat disebut sebagai salah satu inspirasinya karna kepribadian wanita itu yang sopan serta tidak pernah memandang orang yang berada di bawahnya. Sangat di sayangkan wanita itu meninggal dengan cara seperti itu.

Suara dering telepon menyadarkan Annabeth dari pikirannya. Keningnya mengekerinyit ketika mendapati nomor tanpa nama meneleponnya.

Dengan segera ia mengangkatnya, "Detektif Sutherland."

"Anna, akhirnya kau mengangkat teleponku." jawab seorang di seberang sana dengan helaan nafas yang terdengar sampai ke telinganya.

Annabeth membeku, ia mengenal suara ini. Suara yang sama yang pernah menggombalinya dengan beberapa perkataan chessy, dulu. Seseorang yang selalu mengucapkan selamat malam kepadanya, orang yang selalu di bayangkannya ketika ia ingin tidur.

Max Hunter.

Pria itu meneleponnya. Dimana Max mendapatkan nomor ponselnya? pikir Annabeth.

"Ada apa?" Annabeth berusaha berbicara sebiasa mungkin.

"Dr. William ingin bertemu sebentar lagi. Pertemuannya dimajukan, kau harus sampai di rumah sakit sebelum jam satu siang."

"Baiklah, aku segera bersiap."

Lalu Annabeth mematikan sambungan sebelum Max menyahut. Ia memandang kearah jam berwarna coklat yang terpasang di dinding kamarnya. Jam tersebut menunjukkan pukul 12.05 PM. Masih banyak waktu untuk dirinya bersiap dan sampai ke rumah sakit tepat waktu.

***

LAC+USC Medical Center, 2051 Marengo St, Los Angeles, CA 90033, Amerika Serikat.
Sabtu, 20 Maret 12.49 PM

Annabeth memarkirkan mobilnya tepat bersebelahan dengan mobil van berwarna hitam milik Max. Ia masih ingat, pria itu selalu menggunakan van-nya ketika berkerja.

Annabeth menggelengkan kepalanya kecil, untuk apa ia memikirkan pria itu lagi!

Beberapa reporter sudah berdiri di depan rumah sakit, mungkin mereka ingin mencari tau penyebab dan mengapa Kenya di bunuh sebrutal itu.

 A Lady of Killer (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang