part22

8.7K 309 2
                                    

INFO PENTING!
BUAT KALIAN YANG MAU BACA FLORA VERSI BARU BISA DI FIZZO GUYS! INI GRATIS LOH! 

KLIK LINK DI BAWAH INO YA!

Penantian Terakhir oleh Ilalang Mungil
https://www.fizzo.org/page/share/?book_id=7041119859400248322&share_token=93e32893-7b24-429b-9566-c5957518d422

UDAH GANTI JUDUL, VERSI BARU INI LEBIH ENAK DI BACA.


Mungkin perbedaan diantara kita yang menyebabkan enggannya mulut untuk berkata
"Aku mencintaimu"
~~~~~~

Flo duduk dibalkon apartemen dengan tangan yang memetik senar gitar.

Biarkan ku pergi
Jangan kau tanyakan lagi
Kuyakin ini yang terbaik
Untuk kau dan diriku

Biarkan berlalu
Rasa cinta ini dihati
Ku tak bisa tuk menahan aku
Luka disini....

Setelah Flo menyanyikan itu,dia menghentikan petikan gitarnya. Diletakkan gitar itu disampingnya lalu dia berdiri dan berjalan kearah pembatas balkon.

Dia menatap langit yang dipenuhi bintang. Matanya memancarkan berjuta kesedihan. Tangannya memeluk dirinya sendiri serta mengusap lengannya.

Dia menatap lekat ke arah langit. Berharap ada yang turun dari atas untuk membawa dia pergi. Lama ia memandang langit,tiba tiba sesuatu yang cair mengalir dipipinya. Flo memejamkan matanya. Dia menangis.

"Haruskah aku yang menghadapi takdir hidup seperti ini. Kenapa takdir begitu jahat padaku. Kenapa aku selalu tidak diinginkan? Apa salahku?.

Ingin rasanya aku pergi sekarang juga meninggalkan semuanya. Aku ingin pergi meninggalkan kehidupan yang sangat tidak menginginkanku,kehidupan yang sangat membenciku. Sungguh aku lelah Tuhan.

Jika engkau ingin marah. Tidak apa marahlah padaku. Tapi aku benar benar lelah, sungguh sangat lelah Tuhan."

Flo mengucapkan itu dalam hatinya. Tubuhnya bergetar,air matanya terus mengalir. Ingin rasanya ia berteriak namun tidak bisa.

Tangannya memukul-mukul besi pembatas balkon tanpa peduli itu akan menyakiti tangannya. Tidak ada suara tangisan tapi air matanya terus mengalir. Tubuhnya merosot kebawah dan terduduk dilantai dengan kedua tangannya memeluk kaki dan kepalanya yang ditumpukan pada lututnya.

Flo terlihat seperti daun kering yang rapuh. Yang jika deremas akan hancur berkeping-keping.

Dia menangis,terus menangis. Seolah tangisan itu bisa mengubah takdir hidupnya. Tangisannya terhenti ketika suara handphonenya berdering. Ia menegakkan tubuhnya lalu berdiri dan mengambil handphone yang ada diatas meja balkon. Tangannya mengusap air matanya. Flo menarik nafas dan menghembuskannya perlahan.lalu menggeser tombol hijau dilayar handphone dan mendekatkannya pada telinganya.

"Halo.." Ucap Flo dengan suara bergetar menahan tangisannya.

"Halo,Arin. Kamu kenapa sayang? Kamu menangis?" Suara diseberang sana terdengar sangat khawatir.

"Ngga kok mah. Arin ga nangis." Flo menggigit bibir bawahnya agar tangisannya tidak lepas ia tidak mau mamahnya tahu jika ia sedang menangis.

FLORA (Revisi Dengan Perubahan Besar2an)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang