"Kau... "
Aku melihatnya kali ini benar benar di depan ku . Dan di dada ini terasa sesuatu yang ingin membuatku melengkungkan bibir . Walau bibir AK-47 nya masih di depan wajahku . Ia menurunkan benda itu perlahan .
"Aku menca... "
Sial...
Aku berteleport lagi . Sendiri . Rin dan gadis itu hilang . Tapi aku baru ingat nama gadis itu Rena . Tapi apa gunanya jika ingat tapi aku terus seperti ini .
Di depan mataku hanya ada puing puing menggunduk . Sepotong tangan jatuh di depanku . Lagi lagi aku harus mulai berjalan lagi . Tanpa tujuan..."Huh... apa yang terjadi padaku ."
Saat aku sadar . Di depan tempat ku tadi meninggalkan mereka berdua . Oh sial untuk apa aku berteleportasi hanya untuk 50 meter . Dan sekarang mereka berdua menatapku . Semakin aku mendekat aku merasakan sesuatu yang aneh . Aku merasa bodoh . Sekarang jarak kami 2 meter . Dan aku tidak tahu harus berkata apa . Aku hanya bisa diam tanpa ekspresi .
"Aku mencarimu , " dia mendekat . "Aku ingin berterima kasih ."
Rin hanya celingukan melihat kami . Otaknya masih terlalu polos untuk gadis seusianya .
"Ya... "
"Aku ingin mengajakmu berbicara . Aku sudah mengawasi mu selama ini ."
Saat itulah beberapa getaran di tanah muncul . Raungan itu terdengar lagi .
SRAT !!!
Sesuatu melesat dan membuat gedung yang berjarak 700 meter dari sini runtuh
"Kita harus lari . "
Kami bergegas meninggalkan tempat itu .
.
.
.
.Beberapa orang masih mengeluhkan tidak nyaman . Apa mereka tidak berfikir ini hanya Bunker dan bukan hotel ? Entahlah aku tidak peduli dengan pikiran orang orang kaya itu . Bagi ku segelas air dan sepotong roti kecil usang ini sudah membuatku lega . Selain itu aku juga mendapat pakaian yang layak . Walau ini pakaian mekanik di bengkel "Road" . Tempat ini begitu hangat . Rin juga mendapat penanganan . Ia tampak bahagia walau sesekali ia masih menangis ketika mengingat orang tuanya yang menghilang . Aku berjanji padanya akan menemukan orang tuanya .
"Hey boleh aku duduk ? "
Rena duduk di sampingku . Ia masih mengenakan pakaian yang sama pada saat aku menolongnya .
"Kau tahu , aku juga ingin meminta maaf ."
Aku menoleh perlahan .
"Aku... " ia tertunduk , memeluk lututnya . "Aku... "
"Emosimu masih terlalu menentangnya . Jika kau belum bisa berbicara lebih baik kau menenangkan pikiran dulu . "
"Terima kasih . "
Ia bangkit lalu berlalu pergi .
Aku juga beranjak untuk melihat keadaannya .
"Bagaimana keadaan mu ? "
"Aku masih baik . Kak , apa kau sudah makan ? "
"Sudah . Kau sendiri kenapa tidak makan ? "
"Aku... hanya... "
"Rin , " aku mengusap kepalanya . "Ayah dan ibumu tidak akan bahagia dengan kau seperti ini . Di mana pun mereka , mereka ingin melihatmu tetap tersenyum . Jika kau seperti ini tentunya mereka akan kecewa ." Aku menyuapinya .
"Terima kasih dan maaf kak . "
Ia akhirnya mau makan .
.
.
.
.Aku melihatnya . Diriku yang lain di balik tabung itu . Satu dan ribuan lainya . Mereka semua tidak satupun terlihat hidup . Saat perlahan mereka membuka mata . Dan mulai meleleh . Menjadi darah yang menenggelamkan ku .
"HAH !!! "
Aku terkesiap . Bangun dari tidur dengan tubuh yang gemetar . Mimpi itu...
Menjelaskan apa diriku...
Aku bukan manusia .
.
.
.
.
Hai author kembali lagi . Gimana ya... kok kerasa ada yang turun ya ?Iya turun sih tingkatan ceritanya . Yang ngga turun berat badan si author tuh...
E... jadi curhat 😅 . Gini nih mau nanya buat readers , menurut kalian gimana sih kurangnya Rena ? Soalnya author mikir semaleman (kemarin sih...) kayak ada sesuatu gitu yang kurang .Di tunggu comentnya ya... kalo mau kritik juga boleh . Author orangnya kebuka kok... 😊😊
Makasih udah di baca 😊😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Brave Blue
Science FictionDisitulah aku bisa makan sesuatu yang terasa nyaman . Apapun itu , daging ayam dengan ulat ulat kecil ini bagi ku sesuatu yang masih baik di lambungku .