Invitation

125 12 0
                                    

Dia...
Aku...
Kami...

Wajah kami sama . Bukan hanya satu itu . Tiga tabung lagi di masing - masing pojok . Apa ini ? Siapa aku ? Aku terdiam lalu terjatuh ke tanah .

"Aku benar - benar bukan manusia . "

"Frost ! , " Rena menghampiriku lalu terkejut dengan semua ini . "A apa ini ? "

Perlahan rasa sakit dan dengingan itu kembali . Ini membuatku tersungkur kesakitan . Bekas luka itu mulai bersinar . Apapun yang terjadi berikutnya aku tidak tahu karena kesadaranku hilang .

.
.
.
.

Aku... siapa aku ? Apa aku ? Untuk apa aku hidup ? Untuk apa semua ini ? Kenapa aku ada tanpa emosi ?

Entahlah sejauh ini aku hanya bisa mengenal takut . Itu semacam rasa yang menginginkan kau lari dari sesuatu . Dan merasa sesuatu itu akan menyakitimu atau bahkan membunuhmu .

"Frost !!! " seseorang berteriak . "Bangun !!! "

Aku tersedak dan bangun . Semuanya basah .
"Syukurlah kau masih hidup ! " dia lalu memelukku erat . Dan menangis .

Saat itu aku sudah di pangkuan Rena . Sementara seorang lelaki bermasker gas berdiri di sampingnya . Ia membawa ransel besar dengan pisau terselip di pinggangnya .

Dari bahunya aku lihat orang bermasker gas itu berlalu . Dan menghilang seperti caraku berteleportasi . Rena juga melihatnya tapi ia tampak lebih peduli padaku . Baru kali ini aku bisa merasakan ini . Hangat .

Pagi itu kami pulang . Pencarian kami tidak membuahkan hasil sama sekali baik itu orang tua Rin atau sesuatu tentangku . Di perjalanan Rena hanya bercerita jika di bawah ruang itu sebuah goa dengan kolam dalam . Orang bermasker gas itu menolong kami .
Siapa dia ?

Kami sampai di bunker . Dan tebak . Lelaki dengan masker itu bersama Rin . Bagaimana dia sampai di sini ? Sementara aku masih terguncang dengan kejadian tadi ?

.
.
.
.

"Siapa kau ? "

Hanya ada suara nafas berat dari balik topeng itu . Ia terus diam tidak sedikit pun tubuhnya bergerak .

"Hey , kami bertanya padamu . "

Orang ini apa dia sama sepertiku ?

"Kak Frost , pria ini baik sekali dia memberi kami makanan . " kata Rin

"Makanan ? "

Rin mengangguk dengan semangatnya .

Pria itu lalu memasukkan tangannya ke saku . Dan mengeluarkan secarik kertas , lalu menyerahkannya ke genggaman ku . Ia pergi tanpa sepatah kata dan hanya melambaikan tangan . Orang yang aneh .

Aku membukanya yang berisi ,

Aku tahu siapa kau . Kuharap kita bertemu malam ini di JACK'S Barbershop , datanglah sendirian . Percayalah karena hanya aku yang tahu ini...

.
.
.
.
------------------------------------------------------
Oi oi...
Author disini cuman mau ngucapin banyak terima kasih buat para readers yang udah ngedukung cerita ini...
Author juga mau minta maaf soalnya bab baru rilisnya ngga ke jadwal . Gara gara tugas numpuk , maaf ya...🙏🙏

Ada beberapa readers kemarin yang minta folback . Soal itu author juga minta maaf karena balesnya telat...

Terima kasih udah baca BRAVE BLUE...😊😊😊

     

 

Brave BlueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang