Chapter 11: How Would You Feel

124 16 26
                                    

Jangan lupa Vote dan komentar ya...😄😊😊

Seperti janjinya waktu itu kepada Vallery. Kini Alzelvin telah berada di mansion keluarga Axton tepat 15 menit yang lalu. Kedua Orang tua Vallery belum pulang dari perjalan bisnis mereka sehingga Alzelvin tadi hanya bertanya kepada kepala pelayan di sana yang mengatakan padanya bahwa Vallery mungkin masih tertidur di kamarnya. Hal itulah yang membuat Pria duapuluh empat tahun itu kini telah menaiki undakan tangga yang menuju ke arah di mana kamar Vallery berada.

Alzelvin membuka pintu kamar bercat putih yang terdapat pada lorong sisi kanan. Ia masih ingat betul saat terakhir kali dirinya berkunjung kemari jika pintu kamar yang saat ini berada di depannya benar milik Vallery. Beruntung karna pintu itu tidak terkunci, karna setelahnya Alzelvin tersenyum melihat ke arah  kasur berukuran queen size itu  dimana seorang Princess terbaring di atasnya dengan nyenyaknya bergelung dengan selimut berwarna putih itu. Alzelvin mendekat tak lupa menyalakan Sakelar lampu yang tertempel di sisi kanan dinding.

Merasakan Cahaya yang tiba-tiba menerangi kamarnya, Vallery mengernyitkan dahinya sembari mencoba menarikkan selimutnya hingga menutupi kepalanya. Alzelvin yang telah berada dipinggir kasur melihat itu hanya terkekeh sembari menarik selimut yang sekarang menutupi sekujur tubuh Vallery, mencoba membangun kan Princess Aurora ini.
“Hey...bangunlah putri tidur, ini sudah jam 9 dan kau masih bersembunyi dibawah selimut,” Ucap Alzelvin. Sementara Vallery, gadis itu masih asik begelung dibawah selimut tebalnya.

“C'mon princess wake up... I have a plant today,” Ucap Alzelvin lagi. Kali ini Vallery merespon Ucapan Alzelvin dilihat dari gerakan selimut yang mulai membuka menampilkan sosok Vallery yang terlihat baru saja terbangun dari tidurnya.

Valley tersenyum, “Morning Zelv,” sapa Vallery ramah, dengan senyumannya. “Apa yang kau lakukan disini, kapan kau tiba?” tanya Vallery dengan kening berkerutnya. Jujur Vallery sedikit heran, kenapa Alzelvin berada dimansionnya sepagi ini.. Ups.. Ralat, karna ini sudah jam sembilan, jadi ini tidak terlalu pagi. So.. Bukan masalah, bukan jika bertamu di jam seperti ini...?

“Apa kau lupa, waktu itu bukankah aku berjanji  padamu jika aku meluangkan akhir pekan ku  untukmu,” Ucap Alzelvin.

Vallery mengingat kejadian beberapa hari lalu dimana Alzelvin berkata bahwa Ia akan meluangkan waktunya akhir pekan ini untuk dirinya.

“Wake up and take a bath... After that, go down and have a breakfast.. I'll wait you in dining  room,”  lanjut Alzelvin kemudian berdiri sebelum mengacak rambut Vallery yang membuat gadis itu mengerucutkan bibirnya, lucu.

“Zelv..” panggil Vallery ketika pria itu hendak melangkah keluar dari kamarnya.

Alzelvin menoleh memutar tubuhnya menghadap Vallery yang kini sudah merubah posisnia menjadi duduk dipinggiran kasur.

“Apa yang akan kita lakukan hari ini?” tanya Vallery. Dirinya ingat betul bahwa tadi Alzelvin mengatakan jika pria itu mempunyai rencana hari ini, meskipun terdengar samar karna dirinya yang masih setengah sadar.

“Lakukan apa yang aku katakan tadi... Aku menunggumu di ruang makan,” tanpa menjawab apa yang Vallery pertanyakan Alzelvin memutar tubuhnya kemudian menghilang di balik pintu.

Setelah Alzelvin keluar dari kamarnya, Vallery lantas melangkah kekamar mandi sambil mencepol asal rambutnya.

Selesai memilih pakaian dan memoles wajah tak lupa sedikit menata rambutnya. Vallery yang kini sudah terlihat Perfect pun melangkah menuruni anak tangga segera menuju ruang makan dimana Prince nya berada.

Dari tempatnya berdiri Vallery dapat melihat sosok Alzelvin yang terlihat duduk di salah satu kursi itu.

“Hi, Zelv...” sapa Vallery ketika ia telah duduk dikursi yang berada di samping kanan Alzelvin.

Heart Of The OceanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang