Chapter 14: Will Know

169 14 21
                                    

Sebelumnya Dra mau ngucapin terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pembaca yang sudah mengikuti cerita yang dra tulis yang.. Eumm? You know..

Terimakasih karna udah ngasih Vote dan komentar, dua hal itu berarti banget untuk Dra..

Dan terimakasih untuk kak oceanlightblue dan kak hrnazallea
Karna udah nyemangatin Dra dan nungguin cerita ini 😊

So my lolely readers.. This part for you😘

------------------

Vallery menekan tombol yang tertera angka 30, dimana ruangannya berada. Dalam hati ia merutuki dirinya sendiri karena bangun sesiang ini, padahal hari ini ia ada rapat dengan dewan dereksi. Shitt.. Makinya kesal karna lift ini seolah berjalan sangat lambat.

Ting

Vallery mengehembuskan nafasnya lega, ketika suara dentingan yang menandakan lift ini sudah tiba di lantai yang Ia tuju.

Seharusnya ia tidak perlu tergesa-gesa seperti ini mengingat bahwa kantor ini adalah miliknya, tetapi mengetahui jika para dewan dereksi yang sepertinya meragukan dirinya memimpin perusahaan sebesar ini, Vallery tidak akan membuat nilainya kurang di mata para dewan itu.

Vallery membuka pintu kaca di depannya ini.

Tepat seperti dugaannya para dewan sudah berkumpul dan rapat tidak akan dimulai tanpa dirinya. Karena itu kini mata para dewan itu menatap kearah kursi pimpinan dimana dirinya yang sudah menduduki kursi itu baru saja.

"Maaf atas keterlambatan saya," Ucap Vallery sungguh-sungguh namap tetap dengan suara tegasnya.

Semua dewan mengangguk.

Rapat berjalan dengan lancar, memerlukan waktu hingga tiga jam sampai rapat itu berakhir.

****

Alzelvin berdiri di ambang pintu, tersenyum menatap wajah Helena yang saat ini berbaring di kasurnya. Ini sudah seminggu sejak dirinya menemani kekasihnya ini, yang artinya seminggu pula dirinya tidak pergi ke kantor.

Kakinya melangkah mendekati wanitanya.

Dia tidak akan membangunkan wanitanya. Alzelvin hanya memandangi wajah Helena hingga 15 menit kemudian wanita itu terbangun dengan senyumannya.

"Good Morning..." Ucap Alzelvin lembut kemudian mengecup puncak kepala Helena.

Helena tersenyum membalas.

"Bagaimana keadaan mu, apa sudah baikkan?"

"Aku sudah lebih baik sejak tiga hari lalu, Zelv," Ucap Helena jengah.

"Syukurlah.." Senyum Alzelvin, "Apa tak apa jika aku pergi sebentar? Mommy terus menanyakan di mana aku berada," lanjutnya.

"Apa mommymu tidak tahu jika kau berada di apartement mu seminggu ini..? Tanya Helena heran.

"Aku waktu itu mengirim pesan kepada mommy jika aku berada di luar kota..." Jelas Alzelvin meringis mengingat kebohongannya.

Helena mengerutkan kening nya bingung. Namun saat sebuah pemikiran yang melintas di kepalanya, Helena menatap Alzelvin dengan tatapan tidak percayanya seolah bertanya 'kenapa' tapi sepertinya lelaki ini tidak menyadari arti tatapanya itu.

Oh Zelv... Sebenarnya siapa aku ini bagimu? Kenapa kau belum memberitahu ibumu perihal hubungan kita..?

"Kenapa berbohong..?" Tanya Helena akhirnya.

Heart Of The OceanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang