Chapter 6: Back

141 34 25
                                        

Pria itu berdiri didepan pintu Apartement kekasihnya. Hari ini Ia akan pergi berjalan-jalan bersama wanitanya untuk merayakan hari anniversary mereka yang pertama. Pintu didepannya pun terbuka menampilkan sosok wanita yang setahun belakangan ini telah menemaninya.

Wanita itu terlihat sederhana dengan balutan dress musim panasnya, tetapi tetap saja terlihat cantik dimata pria itu.

Pria itu tersenyum kearah kekasihnya membuat wanita itu menatapnya bersemu.

Pria itu menggerakkan tangannya membenahi anak rambut wanitanya "Kau cantik sekali, Helen."

"Terimakasih." Senyum wanita itu.

**********

Pria itu berhasil menarik perhatian orang-orang disekitarnya dengan setelan nya yang kali ini terbilang lain dari biasanya.

Pria yang biasanya terlihat selalu memakai setelan formal itu hari ini mengenakan pakaian kasualnya. Sehingga membuatnya terlihat seperti remaja.

Pria itu menatap fokus kesekitar-Nya mencari seseorang yang akan kembali dari Study nya selama 3 tahun yang lalu. Pria itu tersenyum lebar menampilkan deretan giginya yang rapi, ketika Ia telah menemukan orang yang Ia tunggu dari setengah yang jam lalu.

Melambaikan tangannya kearah gadis yang mengenakan dress yang menggantung hingga lututnya itu. Langkah kaki gadis yang kini berusia 23 tahun itu ditemani bunyi yang tercipta dari hentakkan heelsnya. Ia berjalan mendekat kearah pria yang melambaikan tangan kearahnya tadi.

Melepaskan kacamata yang sebelumnya menutupi mata birunya yang indah, gadis itu tersenyum saat ia telah tiba di hadapan pria itu. "Apa kabar mu, Elv?"

Tanpa membalas pertanyaan itu, Elvano menarik gadis ini kedalam dekapannya menikmati aroma yang sangat Ia rindukan tiga tahun ini. Akhirnya Wanita yang Ia cintai telah kembali.

Vallery-nya telah kembali!!

Dan Elvano telah bertekad Ia akan memperjuangkan Vallery. Elvano sudah teramat mencintai gadis ini. Ia tidak bisa jauh dari gadis ini dalam kurun waktu yang lama. Tidak. Sudah cukup bagi Elvano jauh dari Vallery selama tiga tahun ini. Elvano akan berjuang untuk hatinya, meskipun akan sangat sulit baginya, Ia akan melakukan apapun agar Vallery membalas perasaannya. Kekehan merdu yang berasal dari mulut Vallery membuat benak Elvano tersenyum bahagia.
"Jadi, kau yang merindukan ku, heh?"

Elvano melepas pelukkanya menatap mata biru itu kemudian mengacak rambut gadis di depannya ini membuat mata biru itu melotot kearahnya. Elvano gemas sekali pada gadis ini. Jelas saja Elvano merindukan dirinya, teramat sangat malah.

"Tentu. Semua orang merindukanmu. Sebaiknya kita segera pulang karna Uncle Alex dan Aunty Jessica telah menunggu mu."

Vallery membiarkan Elvano yang menggandeng tangannya dan memberikan koper dan barang bawaan lainnya kepada bodyguard Elvano yang memang ditugaskan menjaga keamanan pria itu.

************

Vallery melangkah memasuki pintu besar mansion Axton ini. Tidak banyak perubahan selama Ia pergi hanya beberapa lukisan yang diganti sementara yang lainnya masih terlihat sama.

Setibanya Vallery di ruang utama mansion ini Ia langsung disambut dengan pekikan girang dari Mommynya. Kedua orang tuanya menyambutnya dengan pelukkan hangat.

"Welcome in your home, sweatheart. Miss you so... much!" Ucap Jessica disela-sela pelukannya.

"Me too, mom."

"Bagaimana kuliah mu? Hasilnya memuaskan? Kau tau Dad tidak suka kau mengecewakan Dad. " Mendengar itu Jessica menatap Suaminya ini kesal. Ayolah, putri mereka baru saja kembali!

"Sure, Dad. Vallery Axton lulusan terbaik dua Universitas dunia."

"Cum laude?" tanya Alex, lagi-lagi memastikan.

"Of course!"

Alex tersenyum bangga atas jawaban putri nya ini. Vallery memang tidak pernah mengecewakannya.

"Eum, Where is, Zelv?" tanya Vallery dengan pandangan bertanya. Kemudian mengedarkan panadangan nya keseluruh sisi ruang tamu berharap Ia dapat menemukan sosok itu. Sebenarnya dari bandara tadi Vallery sudah mencari Alzelvin, Ia sedikit heran, kenapa pria itu tidak menjemputnya? Kenapa hanya Elvano yang berada disana?.

Nihil. Alzelvin tidak ada disini!

"Dia belum kembali dari Amerika" Ucap Elvano pelan takut jika Vallery sedih seperti pertama kali kepergian Alzelvin.

Vallery mengerut, " Bukankah harusnya Zelv sudah kembali 6 bulan lalu?" tanyanya bingung.

"Ya, harus nya begitu. Tapi, entah apa yang membuatnya tidak kembali. Padahal Aunty Selena selalu memintanya kembali. Tapi Zelv malah mengatakan Ia belum bisa kembali ke berlin." Jelas Elvano yang sepertinya lebih mengetahui kenapa Alzelvin belum kembali juga.

Melihat raut Putrinya, Alex segera angkat bicara, "Dad akan menyuruh orang-orang Dad, untuk melacak keberadaan Alzelvin."
Vallery tersenyum memeluk Daddy nya. Daddy nya memang yang terbaik!!

****

Vallery kini telah berkutat dengan beberapa lembar berkas ditangannya. Ya, ini informasi yang berhasil didapat anak buah Daddy nya tentang Alzelvin. Ada beberapa lembar foto pria itu selama tiga tahun ini, tempat tinggal dan data-data lainnya tentang Alzelvin. Setelah Ia menemukan yang Ia cari, Vallery segera mengambil Ponselnya yang semula Ia taruh di nakas. Mengotak atik nya dan menekan beberapa digit angka yang tertera di Selembar kertas ditangannya.

Harap-harap cemas Ia menunggu seseorang segera menjawab dari seberang sana. Pada dering entah keberapa panggilan itu dijawab oleh suara yang membuat jantung Vallery berdegub. Bahkan suaranya saja sudah membuat ku seperti ini.

Itu suara prianya. Suara Alzelvin yang terdengar Serak dan berat. Terdengar seksi!

"Hallo?" tanya suara diseberang sana.

"Hei bung. Jika kau hanya iseng sebaiknya jangan ganggu aku." Suara Alzelvin terdengar kesal di sana karena Vallery sedari tadi belum mengeluarkan suarannya. Ia terlalu senang akan hal ini. Sudah tiga tahun lebih Vallery tidak mendengar suara ini. Suara pria yang Ia cintai.

Merasa bahwa Alzelvin akan memutuskan sambungannya. Vallery segera membuka suaranya,"Zelv."

"Vall?" Suaranya terdengar ragu dan senang disaat bersamaan.

"Itu kau Vall?" tanya Alzelvin, lagi.

"Yeah, Zelv. That's me."

"Astaga! Bagaimana kabar mu?"

"Cukup baik dan mulai memburuk karna seseorang yang tiga tahun lalu mengatakan akan kembali ternyata belum kembali hingga saat ini." Terang Vallery sedikit menyindir.

Alzelvin malah terkekeh mendengar hal itu,"Oke. Baiklah aku akan menepati janjiku. Aku akan pulang besok. Bagaimana, Princess?"

Mendengar itu Vallery tersenyum puas. Rencananya berhasil, Alzelvin tidak pernah menolaknya!.
Hal itu membuat dirinya benar-benar merasa menjadi seorang Putri.

"Oke. Aku akan menjemput mu di bandara besok."

"Kalau begitu sampai jumpa besok, Vall." Setelah panggilan itu terputus Vallery segera merebahkan dirinya. Besok Ia akan menemui pangerannya.

Prince yang sesungguhnya!

------------------
Hayy!! Ada yang nunggu cerita ini, gak sih?

Atau kalian malah bosen?

Maaf, Chap ini emang pendek... Gak bisa dipanjangin lagi, nanti kesannya maksa. Padahal emang maksa 😂😂

Kasih Vomment nya dong🙏🙏
Biar Dra semangat, biar cepet Up nya 😁

Heart Of The OceanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang