Kiran jongkok di depan kawanan rusa yang terkurung di balik kandang dan memberi makan rusa-rusa itu dengan kacang panjang dengan perasaan senang apalagi saat melihat gerakan mengunyah yang tampak lucu dimata Kiran. Bima jongkok di depan Kiran menikmati wajah ceria Kiran yang semakin lama semakin cantik di mata Bima.
Kiran memberikan makan hewan tersebut hingga segenggam kacang panjang di tangannya habis berpindah ke dalam perut rusa. Kiran bangkit lalu berjalan ke arah ayunan yang terbuat dari roda bekas. Kiran duduk di ayunan dengan Bima berdiri di sebelah Kiran. Kiran menoleh pada Bima dengan kedua mata menyipit dan pipi setengah menggembung
"Harusnya kamu mendorong ayunanku. Bukannya enak enak disitu. Gimana sih," seru Kiran sambil mendecak.
Bima tersenyum melihat wajah Kiran yang sangat menggemaskan, ia segera menuruti kata kata Kiran lalu berdiri di belakang Kiran untuk mendorong ayunan. Kiran tertawa riang saat ayunannya di dorong lebih cepat. Sepasang anak manusia ini sangat menikmati suasana bahagia dengan tertawa bersama.
Selesai bermain ayunan, Kiran dan Bima duduk di bangku di depan area outbound anak anak. Kiran memandang wajah anak anak yang gembira main outbound sesukanya. Bima menatap Kiran dan meraih pundak Kiran dan merangkulnya dari samping.
"Setelah menikah dan punya anak, aku mau kita menghabiskan waktu disini sambil memandang anak anak kita bermain," ucap Bima.
"Siapa juga yang mau cepet cepet nikah. Umurku aja masih baru 20tahun kok," ucap Kiran dengan bersungut-sungut.
"Umur 20tahun sudah termasuk cukup umur,Hon. Aku ingin segera punya anak darimu, " jawab Bima lembut.
Kiran mendelik menatap Bima, ia semakin menggeser posisi duduknya menjauhi Bima lalu berdiri menghindari Bima. Bima tertawa melihat gadisnya berjalan cepat meninggalkannya. Ia berjalan mendekati Kiran lalu meraih pundak Kiran dan merangkulnya dengan senyum semakin indah.
"Kamu lucu sekali, Hon," goda Bima.
"Lucu darimana. Astaga, darimana Mas Bram bisa dapat teman model begini," ujar Kiran.
Kiran menyilangkan dua tangannya di depan dada dan kini berjalan lebih cepat lagi. Bima melangkah lebih cepat lalu berjalan mundur di depan Kiran.
"Hahahahaha, honey kamu kalo marah malah bikin aku pengen..." Bima memainkan dua alisnya.
"Aku mau sih, oops. Enak aja, enggak enggak. Aish, bisa hilang kesucianku berhubungan denganmu," ucap Kiran yang segera meralat ucapannya.
"Tapi enakkan, Hon," goda Bima.
Bima menoleh mencari tempat untuk istirahat dan untuk memberitahukan sebuah rencana penting yang akan menyatukan keduanya.
"Kita ke gazebo situ," ucap Bima.
Bima tidak memberi Kiran pilihan. Ia menarik tangan Kiran dan membawanya ke gazebo yang terletak di ujung taman. Bima menarik tangan Kiran untuk duduk di sebelahnya. Kiran tidak memiliki kesempatan kabur karena lengan Bima melingkar di pinggangnya.
"Hon, kira kira kalo nikah nanti. Konsep pernikahannya pengen yang gimana?" tanya Bima bahagia.
Kiran mengernyitkan dahi mendengar pertanyaan yang terasa di luar nalarnya namun Kiran tetap memikirkan konsep pernikahan yang ia inginkan.
"Full adat Jawa. Aku mau gaun pengantin warna putih gading biar kelihatan sakral. Tapi ngapain kamu nanya nanya segala, belum tentu aku nikahnya sama kamu," kata Kiran dengan nada cemprengnya.
Bima tersenyum, dalam hati Bima mengatakan pada Kiran bahwa ia sudah mengajukan pernikahannya dua hari lalu dan sekarang tinggal tunggu tanggal mainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HE IS MY HUSBAND
RomanceBagi Bima, cinta tidak butuh alasan. Karena cinta pula, ia mengesampingkan segala keanehan Kiran dan mempersuntingnya. Namun siapa sangka, keanehan sang istri menyimpan sebuah kisah yang sangat kelam dan mengerikan. Seperti bawang, Bima harus mengu...