Di dalam toilet, Kiran bertemu dengan sosok yang selama ini membuatnya ketakutan. Wajah Kiran memucat seketika, dipandangnya sosok wanita yang kini menatapnya dengan tajam dan senyum devil yang membuat bulu kuduk Kiran meremang."Lama tidak jumpa Kiran," ucap wanita tersebut dengan seringaian dalam senyumnya.
"Ka..ka..kamu." Kiran terbata-bata.
"Ehm. Aku siap menjagamu sayang. Sekarang kamu aman bersamaku," kata wanita tersebut dengan aksen Jepang yang cukup kental.
"Ma.Ma..Mamoru..ja..ja..di..." Kiran terbata bata.
"Tentu saja. Oh, kakek pasti menghilangkan ingatanmu. Sayang sekali, tapi tidak apa apa. Akan kubuat kamu mengingat semuanya." Kata Mamoru dengan seringaian menakutkan.Kiran menggeleng kepala dengan keras, airmatanya mengalir dengan derasnya
"Jangan ganggu hidupku lagi. Aku sudah punya suami yang menjagaku," kata Kiran.
"Suamimu terlalu lemah sayang. Aku lebih kuat darinya," kata Mamoru dengan wajah merendahkan.
"Pergi. Pergi kamu...," teriak Kiran.
"Jangan mengusirku. Kamu masih selemah dulu Kiran," kata Mamoru masih dengan wajah merendahkan.
"PERGI KAU. JANGAN GANGGU HIDUPKU!" teriak Kiran
Kiran memukul cermin dengan kepalan tangannya, meluapkan amarahnya yang kini di puncak kepala, darah mengalir dari kepalan tangan Kiran yang terluka terkena pecahan kaca.
Mamoru menatap Kiran dengan tawa membahana membuat Kiran semakin ketakutan. Kiran mundur beberapa langkah lalu berlari keluar toilet. Kiran terus berlari menjauh bahkan tak memperdulikan Bima yang mengejarnya di belakang.
Bima kebingungan melihat istrinya yang tiba-tiba berlari tak jelas seolah di kejar seseorang. Sesampainya di dekat jalan raya, Bima meraih tangan Kiran yang terluka lalu meraih tubuh Kiran ke dalam pelukannya.
"Sudah honey, kamu aman sayang. Sweetheart, tanganmu terluka. Kita harus ke rumah sakit." Kata Bima sambil memandang tangan Kiran yang masih terdapat serpihan kaca dengan darah yang masih mengalir.
Kiran memeluk tubuh Bima erat. "Aku takut mas. Jangan tinggalin aku," rintih Kiran.
"Honey, cintaku. Aku tak akan meninggalkanmu. Percayalah cinta," kata Bima berusaha menenangkan Kiran.
Dalam hati Bima, Bima penasaran dengan kejadian apa yang dialami Kiran di toilet hingga membuat Kiran begitu histeris
***
Apartemen di gemparkan dengan penemuan mayat di kamar sebuah apartemen di gedung apartemen yang sama dengan apartemen Bima. Kiran berlari dibelakang Bima mengikuti langkah suaminya meski Bima sudah berusaha mencegah Kiran untuk tidak mengikutinya.
"Honey, kita tidak sedang nonton hiburan. Kamu tidak perlu melihatnya," kata Bima saat keduanya berada dalam lift.
"Aku penasaran, Mas," kata Kiran tanpa melihat Bima.
"Melihat mayat beneran sangat berbeda dengan nonton mayat di TV," kata Bima mengingatkan.
"Iya iya tahu. Aish," kata Kiran sebal dengan Bima.
Bima dan Kiran berjalan melewati kerumunan warga apartemen yang mengerumuni apartemen di lantai 15. Bima merogoh kartu identitasnya dari saku jaketnya dan di tunjukkannya ke polisi yang bertugas mengamankan TKP dari kerumunan warga apartemen. Polisi tersebut menghormat ke Bima mempersilahkan sang secret agent masuk ke dalam. Bima mengangguk lalu mengangkat pita garis kuning untuk masuk melewati garis kuning yang berada di pintu. Sebelum masuk, Bima membalikkan tubuh dan meraih pundak Kiran dan menatap Kiran
![](https://img.wattpad.com/cover/122021310-288-k12704.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
HE IS MY HUSBAND
RomanceBagi Bima, cinta tidak butuh alasan. Karena cinta pula, ia mengesampingkan segala keanehan Kiran dan mempersuntingnya. Namun siapa sangka, keanehan sang istri menyimpan sebuah kisah yang sangat kelam dan mengerikan. Seperti bawang, Bima harus mengu...