Di kamar pribadi Satoru. Kiran duduk bersila di depan kakeknya. Satoru menghela nafas
"Mamoru kembali, Kek," kata Kiran lirih dan tersirat nada kekecewaan disana. Bahkan seluruh bulu kuduknya berdiri manakala teringat dengan senyumnya yang menyeramkan.
"Kakek tahu. Unclemu mengatakannya pada Kakek," kata Satoru dengan nada rendahnya.
"Dia membunuh Arka, Kakek," ucap Kiran lirih.
"Dia tidak..."
"Mamoru sendiri yang mengatakannya padaku kek. Dia tidak membangunkanku saat dia membunuh Arka," sela Kiran.
Satoru menatap Kiran dengan senyum tipis menghiasi wajahnya.
"Tenangkan dirimu. Kakek tidak akan membiarkan Mamoru melakukannya lagi, kakek sudah menugaskan seseorang untuk mengawasimu," kata Satoru.
"Mamoru sangat hebat kek. Aku tidak tahu dia melakukannya. Aku bahkan tidak menyadari kehadirannya sampai dia datang menemuiku," kata Kiran lirih.
Satoru menatap wajah cucunya dengan senyum menghiasi wajahnya.
"Maafkan kakek karena kakek tidak mempercayai kemampuanmu. Kakek hanya ingin membantumu melupakan masa traumamu tapi ternyata kakek justru membuatmu lengah hingga Mamoru kembali bangkit," kata Satoru dengan suara rendah dan dalamnya.
"Aku ngerti kek. Siapa yang tahan melihatku setiap malam berteriak ketakutan karena teringat dengan mayat mayat mengerikan. Kakek. Bagaimana kalo mas Bima sampai tahu kek. Aku mencintainya kek, tapi sekarang aku takut bila dia tahu, dia akan meninggalkanku." Kiran menghentikan ucapannya dan menggigit bibir bawahnya untuk menahan dirinya untuk tidak menangis.
"Keturunan Yamada harus bisa mengendalikan dirinya sendiri. Jangan pernah dikalahkan oleh alter egomu, kamulah pemilik tubuh ini," kata Satoru lembut.
Kiran tersenyum lalu memeluk tubuh Satoru kembali.
"Ada baiknya Bima mengetahui tentang Mamoru. Kakek yakin dia bisa menerimanya dengan baik," kata Satoru
"Jangan kakek. Rahasiakan ini semua dari mas Bima. Aku tidak mau mas Bima melihatku seperti monster. Aku takut mas Bima akan meninggalkanku setelah dia tahu semuanya," kata Kiran dengan suara bergetar.
"Kiran. Bima suamimu, kamu tidak bisa merahasiakan ini darinya. Kamu harus memberitahukannya," kata Satoru berusaha menenangkan cucunya.
"Bagaimana kalo setelah mas Bima tahu lantas aku di tinggalkan. Aku tidak mau kek, aku tidak mau mas Bima meninggalkanku." Sekali lagi Kiran menangis sesenggukan.
"Percaya sama kakek. Sebuah pernikahan harus di landasi kejujuran dan kepercayaan," kata Satoru.
"Maksud kakek aku harus jujur kalo aku sudah membunuh banyak orang. Begitukah maksud Kakek," kata Kiran terbawa emosi.
Kata Kiran dengan nada naik satu oktaf.
"Mamoru yang melakukannya bukan dirimu," jawab Satoru lembut.
Kiran menatap Satoru dengan sorot mata penuh amarah.
"Sama saja kek. Mamoru atau aku, dua tangankulah yang melakukannya," kata Kiran lirih.
Satoru terdiam, saat ini Kiran berada di titik terlemahnya dan amarah bisa dengan mudah menguasai perasaannya.
***
Bima duduk di depan layar yang memantulkan wajah Fernando Prado dari proyektor. Bima mendengarkan penjelasan dari Xander dengan pikiran terbagi menjadi dua, antara pekerjaannya dan juga Kiran. Xander berdiri di depan layar proyektor.
![](https://img.wattpad.com/cover/122021310-288-k12704.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
HE IS MY HUSBAND
Roman d'amourBagi Bima, cinta tidak butuh alasan. Karena cinta pula, ia mengesampingkan segala keanehan Kiran dan mempersuntingnya. Namun siapa sangka, keanehan sang istri menyimpan sebuah kisah yang sangat kelam dan mengerikan. Seperti bawang, Bima harus mengu...