Mungkin aku akan benar-benar berhenti dalam segala hal.
Pertama,
aku ingin berhenti mencari dan meminta perhatian darimu meski sekecil pasir. Akan kucoba untuk lebih memerhatikan diriku sendiri, karena jelas, kamu hampir tidak pernah menaruh perhatian.Kedua,
aku ingin berhenti bergantung padamu. Akan kucoba untuk membantu diriku sendiri dalam segala hal; melakukan apa-apa sendiri. Lagi pula dulu, dua puluh bulan yang lalu, aku memang selalu melakukan segalanya sendiri.Ketiga,
aku ingin berhenti tersenyum padamu. Karena memang tidak akan ada lagi gunanya. Kamu tidak akan merekam senyumku ke dalam ingatanmu, dan kamu tidak akan pernah lagi tersenyum balik.Keempat,
aku ingin berhenti menatap ke dalam matamu. Karena matamu tidak akan bisa semenenangkan dulu. Kamu sudah tidak melihatku selekat sore-sore kemarin, dan aku yakin betul, kamu tidak akan melihat ke arahku lagi.Kelima,
aku ingin berhenti bicara padamu. Aku tahu kamu tidak akan mendengarkan celotehanku, tidak seperti malam-malam kemarin saat kamu selalu siap sedia telinga. Kamu juga pasti tidak akan merespons segala ucapanku, jadi aku akan berhenti.Keenam,
aku ingin berhenti menyimpan foto-foto kamu bersamaku. Foto mungkin akan hidup sampai dua puluh, hingga tujuh puluh tahun lagi, dan tetap akan memperlihatkan senyum manismu; tetap memperlihatkan kamu dan aku bersanding. Namun tidak ada kepastian bahwa tujuh puluh tahun ke depan, kamu dan aku masih bersanding.Ketujuh,
aku ingin berhenti mengundangmu ke dalam mimpiku. Kamu sangat tidak pantas diimpikan oleh seorang sepertiku. Kamu terlalu tinggi. Aku tidak bisa melangkah sejauh itu.Kedelapan,
aku ingin berhenti pergi ke tempat di mana kita pernah singgah. Aku tidak mau terbelenggu oleh tali kuat yang ujungnya hanya membuatku mengingat segala memori manis yang kini tidak lagi berasa; hambar.Kesembilan,
aku ingin berhenti mencintaimu.Kesepuluh,
aku ingin berhenti mengingat namamu.Kesebelas,
aku ingin berhenti membayangkan kamu bersanding denganku selamanya.Keduabelas,
aku ingin berhenti berharap kamu kembali. Namun yang kuingin adalah, permintaan keduabelasku akan terwujud. Aku tidak mau dua kata 'kamu kembali' hanya menjadi harapku. Aku ingin berhenti mengharap yang satu ini, karena yang kuingin hanyalah kamu... kembali.Meskipun mustahil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekantung Prosa Berjudul Patah Hati
PoetrySudah bukan sebuah rahasia bahwa tiap-tiap hati yang jatuh, pasti akan patah. Risikonya memang begitu, dan kabar buruknya adalah: Ini terjadi padaku. Maka akan kutuliskan sekantung prosa berjudul patah hati. © September 2017 by Kansa Airlangga