Kemudian aku dicari ketika kesepian.
Coba katakan, persentase pentingnya keberadaanku di matamu itu, seberapa? Dua persenkah? Lima? Atau nol koma lima?
Dan itu adalah alasan kenapa kamu tidak pernah mencariku sebelum kamu sangat membutuhkanku?
Juga alasan kenapa kamu tidak selalu menerima hadirku, meski mulutmu pernah berkata macam-macam? Suka katanya, sayang katanya, tapi menerimaku saja kamu enggan? Justru melangkah lebih jauh?
Jadi, siapa peran yang hipokrit di sini? Kamu, atau aku?
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekantung Prosa Berjudul Patah Hati
PoetrySudah bukan sebuah rahasia bahwa tiap-tiap hati yang jatuh, pasti akan patah. Risikonya memang begitu, dan kabar buruknya adalah: Ini terjadi padaku. Maka akan kutuliskan sekantung prosa berjudul patah hati. © September 2017 by Kansa Airlangga