Mana hal yang lebih rumit daripada berada di posisiku?
Entah sudah berapa ratus hari aku selalu menyukaimu, selalu menyukaimu, selalu menyukaimu, dan selamanya akan menyukaimu.
Namun, kamu tidak pernah mengerti. Sekali pun tidak. Kamu tidak pernah tahu apapun tentang rasa yang kumiliki.
Harus dengan cara apa aku menyampaikannya, sementara mengutarakan secara langsung adalah satu hal yang mustahil.
Kamu tidak pernah sadar akan keberadaanku, betapapun caranya.
Kamu tidak pernah sadar akan perasaanku, berapapun besarnya.
Kamu tidak pernah sadar akan diriku.
Ah, jelas. Lagi pula, faktanya, aku bukan siapapun di matamu.
Bahkan jika aku menunjukkan sisi perhatian terbaikku padamu, kamu tetap tidak akan sadar.
Jadi, apa yang lebih rumit?
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekantung Prosa Berjudul Patah Hati
PoetrySudah bukan sebuah rahasia bahwa tiap-tiap hati yang jatuh, pasti akan patah. Risikonya memang begitu, dan kabar buruknya adalah: Ini terjadi padaku. Maka akan kutuliskan sekantung prosa berjudul patah hati. © September 2017 by Kansa Airlangga