Class

156 14 19
                                    

Flashback

"Skill aktif,meriam puntung!" Ucap Karma setengah berteriak. Kartu ditaruhnya pada deck card.

"Kabasaran, serang!!" Perintah Nagisa.

Kabasaran berlari,namun...

Dar!

"Gaa!!" Kabasaran menghindar.

Tembakan kedua dilakukan.

Dar!

Hup! Kabasaran melompat dan hendak mencakar Putri Hijau dengan tangannya.

Dar!

Tembakan ketiga. Untungnya, Kabasaran dapat menghindar dan menyerang Putri Hijau. Putri Hijau terjatuh.

"Urgh..." geram Karma. Sungguh,dia tadi merasa telah meremehkan Nagisa. Apalagi, kalau parah bisa-bisa Nagisa mengamuk dan menyerang Karma dengan jurus beladiri.

"Putri Hijau, tembakan ke empat!" Teriak Karma sambil sweatdrop.

Berubahlah abang Putri Hijau menjadi meriam besar.

DUAAAARRR!!!

"Tunggu,rasanya aku melupakan sesuatu." Batin Karma.

"Matte! Ternyata droid Nagisa itu droid -*-*-*"
Batin Karma lagi. Kali ini Karma merencanakan sesuatu.

"Kalau begitu, Ular Simangombus." Wuuuung. Jika kalian tanya meriam puntung aktif atau tidak, itu sudah aktif. Karena Karma melakukan re-aktif pada kartunya.

Kuberi ilmu sedikit, skill meriam puntung milik Karma berakhir dengan tembakan keempat dan tidak aktif lagi. Istimewanya,kartu ini tidak memiliki cooldown, jadi bisa diaktifkan lagi,lagi dan lagi sampai MP Putri Hijau habis.

"Mm...ini gawat." Gumam Nagisa.

"Kartu skill meriam puntung dan ular simangombus bisa mengalahkan Kabasaran tanpa senjata ataupun skill. Maka dari itu..."

"Kartu skill aktif,babak pertama! Tari Cakalele!" Kartu ditaruh.

Velinka yang menonton dari jendela kelas tercengang. Selama ini dia tidak melihat Karma seserius ini.

"Velinka-san, menonton apa?" Tanya guru kelasnya,Koro-sensei. Bahu Velinka ditepuk dengan salah satu tentakelnya yang berwarna kuning.

Velinka menatap Koro-sensei. Dia membenarkan kacamatanya yang berwarna magenta.

"Menonton pertarungan tentu saja." Velinka kembali menatap luar.

"Suruh mereka berhenti. Aku tahu Karma sebentar lagi akan menyerah. Lagipula sebentar lagi kelas dimulai." Koro-sensei berpaling.

Belum sempat Velinka menyuruh berhenti,Karma sudah menyerah tanpa alasan yang jelas. Surai merah itu langsung pergi sedangkan Nagisa kebingungan.

"Ah,sudahlah. Aku harus ke kelas." Gumam Nagisa lalu memasukkan Kabasaran.

Flashback off


















"Ohayou gozaimas minna-san." Ucap Koro-sensei dalam bahasa Jepang.

"Ohayou!!" Balas murid lainnya.
"Semuanya, kita punya murid baru. Perkenalkan dirimu." Koro-sensei menunjuk Nagisa.

Nagisa bangkit, namun tetap di kursinya.

"Ha,halo. Namaku Shiota Nagisa dari Jepang. Salam kenal!" Nagisa membungkuk beberapa derajat. Dia langsung duduk kembali.

"Semua,mari ke ruang musik. Kita sekarang belajar membuat lagu." Jelas Koro-sensei singkat.




Di ruang musik.

"Shiota Nagisa. Giliranmu menyanyikan lagumu." Ucap Koro-sensei dengan wajah bergaris hijau.
Nagisa terkejut. Bagaimana bisa dia mengubah wajah?!

"Em,judul dan isinya bahasa Jepang. Judulnya Tabidachi No Uta." Jelas Nagisa singkat dengan gugup.

Nagisa pergi ke keyboard. Lalu mulai memainkannya.

"Ehem,"

Skip saat nyanyi.

Beberapa orang luluh. Bahkan ada yang menangis. Padahal ada yang tidak tahu artinya.

"Hik,kau tujukan untuk siapa lagu ini?" Tanya Eriza, orang Indonesia.

"Mungkin untuk seseorang yang berharga bagiku nantinya." Jawab Nagisa dengan senyuman khasnya.

Semua orangpun mengerubungi Nagisa. Tentu saja karena suaranya yang bagus.

"Nagisa,suaramu bagus!" Puji Velinda.

"Mm..makasih." jawab Nagisa sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Koro-sensei hanya tersenyum puas.

Bersambung

Class 3-E Droid War (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang