-Stage 2-

76 9 0
                                    

Hari ini hari yang paling aku tunggu tiba. Hari di mana anak sekolah ku tanding basket lawan sekolah lain. Aku senang karena bisa lihat Galvin main basket dengan macho (itu bagi gue).

Aku sedang menunggu Acha yang datang menjemputku di rumah, tak lama Acha datang dengan sepeda motornya Beat.

Acha menyinggung kan senyumnya yang manis. Acha memang termasuk orang yang manis imut-imut gitu, apalagi ia punya pipi yang sangat Chubby. Ia mulai menjalankan motornya.

Acha memakai kaus berwarna putih dengan tulisan sebagai hiasannya serta celana jeans. Ia mengikat  rambut nya yang bergelombang menambahkan kesan imut. Aku juga sering cubit pipinya kadang-kadang. Walaupun begitu, ia yang paling dewasa diantara aku dan dia.

Hari ini aku memakai kemeja  jeans terang, dengan celana berwarna putih. Aku sengaja membiarkan rambut ku di gerai karna aku malas mengikatnya. Rambut ku lurus gak seperti punya Acha.

Acha juga sudah tau kalau aku punya kekuatan elemen, awalnya ia terkejut, tapi akhirnya dia menjerit senang, tau kalian kenapa? Katanya dia juga sama kayak aku. Aku gak ngerti maksud dia apa, tapi dia langsung jawab seolah dia tau apa yang aku pikirkan. Kalian tau jawabannya?  Jawabannya..

Dia punya elemen angin.

Itu terjadi karena aku melepaskan kekuatan ku secara spontan. Ceritanya panjang, jadi kapan-kapan aku ceritain.

Kami sampai di tempat pertandingan dengan selamat, ku rasa pertandingannya belum di mulai. Terbukti karena beberapa pemain masih banyak berkeliaran di parkiran.

Kami memilih tempat duduk yang paling dekat dengan lapangan. Agar bisa leluasa lihat dia tanding. Hehe..

Kami membeli beberapa cemilan dengan minuman dingin untuk menemani kami saat acara pertandingan berlangsung.

Babak pertama dimulai.

Semua penonton mulai gaduh sambil mendukung teman sekolahnya yang lagi bertanding. Kalau aku dan Acha sibuk main hp karna pemainnya bukan dari sekolah kami.

Babak pertama selesai. Dimenangkan oleh SMA Pramana, pertandingan di mulai lagi. Seterusnya...  . Pertandingan berlangsung lama sampai memasuki hari senja. Akhirnya setelah lama SMA kami menang beberapa babak, SMA kami masuk pada babak semi final.

Sebelum pertandingan final di mulai, para peserta pemain istirahat untuk Menyiapkan tenaga nanti setelah tenaga yang tadi terkuras habis, serta menunaikan shalat maghrib dahulu bagi orang islam karna azan telah berkumandang.

Aku dan Acha bergegas pergi dari kursi penonton untuk menjumpai para pemain basket sekolah kami. Acha langsung berlari riang ke arah Galvin dan Farel yang tengah duduk di kursi sambil meminum air di tangannya.

Acha langsung menghampiri Galvin yang bernotabene saudara sepupu. Kalau aku ngikut Acha dari belakang.

"Lo keren banget tadi!" puji Acha antusias pada Galvin dengan menabok pelan lengannya.

"Hehe.." Galvin terkekeh.

"Lo juga Rel." puji Acha malu.

Ekhm.. Sebenarnya Acha naksir sama Farrel udah lama lho. Tapi Farrelnya aja kali yang ngga peka.

"Lo kesini sendirian?" tanya Galvin pada Acha.

"Ngga kok, bareng Dea." Acha nunjuk gue yang di belakangnya sambil geser dikit badannya biar aku kelihatan.

Galvin ngeliat ke arah gue?!

"Hai." sapa aku dengan gugup karna baru kali ini aku tatapan muka Sama Galvin.

Elements EvolutionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang