-Stage 4-

69 6 0
                                    

Kami mengikuti langkah Rendy dan Kenzo yang membawa kami ke sebuah bangunan yang megah. Mereka membawa kami dengan cara melewati seperti portal sehingga kami sampai di sebuah bangunan tersebut.

Aku memeluk erat anak harimau putih yang sejak tadi berada di gendongan ku. Sepertinya ia mulai nyaman bersama ku, terbukti bahwa ia tak memberontak sejak dalam pelukan ku.

Kenzo membuka sebuah ruangan dengan pintu yang lumayan besar. Nampaklah seorang wanita yang tengah duduk manis seperti sedang menunggu seseorang.

"Selamat siang Rein-sama." Kenzo dan Rendy membungkuk sopan saat berhadapan dengan wanita tersebut.

Rein-sama?

Bukankah itu panggilan dari jepang untuk orang yang lebih besar pangkatnya? Atau jangan-jangan sekarang kami malah nyasar di jepang? Jika ia aku berharap semoga ini bukan mimpi!

"Apakah merekalah orangnya?" tanya wanita itu ramah sambil melihat ke arah kami.

Aku menyerngit bingung dengan situasi yang tak bisa ku mengerti saat ini.

"Benar."

"Baiklah, kalian bisa pergi. Terima kasih atas bantuannya." jawab wanita itu sopan.

"Senang membantu anda." Kenzo dan Rendy kemudian pergi dari ruangan.

Sekarang tinggallah kami berempat bersama dengan wanita itu. Wanita itu beranjak dari tempatnya berjalan ke arah kami dengan senyumnya yang manis.

"Selamat datang di Wizard Rnirture atau bisa di singkat dengan WR. perkenalkan saya kepala Pengajaran WR yang biasa di sapa dengan Rein-sama."

"Eumm.. Miss. Apa itu Wizard Rnirture?" Acha bertanya.

Rein-sama hanya tersenyum tipis. "Kalian bisa memanggil ku apa saja, tapi banyak yang memanggilku Rein-sama. Kalau kalian keberatan dengan nama itu kalian bisa panggil yang lain."

"Wizard Rnirture itu seperti kempulan para murid yang nanti nya akan jadi kesatria atau pahlawan. Kami melatih kalian untuk mengembangkan elemen yang kalian punya untuk menghadapi para musuh nanti." lanjutnya.

"Apakah kami masih berada di bumi?" tanya Farrel tiba-tiba.

Miss Rein tertawa mendengar pertanyaan itu. "Kita masih di bumi. Tapi tidak ada di dalam peta."

Miss Rein berjalan mondar-mandir di hadapan kami. "Kalian tau kenapa baju kalian berubah sejak datang ke daerah sini?"

Kami menggeleng serempak.

"Baju itu yang melambangkan kekuatan elemen kalian. Merah melambangkan api, biru melambangkan air, hijau melambangkan tanah dan tumbuhan. Merah jambu melambangkan angin tapi hanya khusus untuk perempuan, yang laki-laki berwarna abu-abu. jadi,aku tidak bisa menjelaskan secara detail lagi yang lain karna aku juga masih banyak urusan. Jika kalian ingin tahu mengenai lebih lanjut silakan kalian cari buku yang menjelaskan tentang panduan Wizard Rnirture di perpustakaan."

Kami semua diam tak berkutik saat mendengarkan penjelasannya dari A sampai Z, hingga pandangannya mengarah pada ku sambil tersenyum tipis. Bukan. Lebih tepatnya kepada seekor bayi harimau putih yang masih setia dalam gendonganku.

"Hai, nama mu Dea kan?" sapa miss Rein pada ku. Aku mengangguk kikuk.

"Dari mana kau mendapatkan harimau itu?"

"Aku mendapatkannya di hutan saat kami sedang tersesat." jelas ku.

Miss Rein hanya mangut-mangut mendengarnya. "Kalau boleh tau apakah kau telah memberikan nama?"

Oh ya! Aku lupa memberikan harimau ini nama. Kenapa aku bisa lupa sih! Padahal sudah lama dia bersama ku.

"Umm... Namanya Mican." jawab ku asal. Karna hanya nama itu yang terlintas dalam benakku. Kurasa itu nama yang bagus. Semoga ada yang menyukainya.

Elements EvolutionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang