Happy Reading!
Deborah sedang menunggu lift setelah selesai dengan pekerjaannya. Dia tipe yang on time, tidak mau berkutat dengan pekerjaan berlarut-larut dan mengerjakan di kantor karena semua dapat dia kerjakan di apartemen. Semua karyawannya juga pulang tepat waktu kecuali ada lembur yang sangat mengharuskan mereka menetap disana sampai larut malam.
Beberapa karyawan berdiri di belakang Deborah, tidak berani bersebelahan atau mendahului kalau seandainya lift sudah terbuka. Mereka akan membiarkan atasan killer itu masuk dan turun lebih dulu.
Lift terlihat sudah mencapai lantai tiga puluh, menimbulkan bunyi 'ting' sekaligus pintu yang terbuka. Bertepatan dengan pintu yang terbuka, ada Willem di dalam lift memegang sebuket bunga anggrek.
Perfect timing! teriak Willem dalam hatinya gembira.
"Debs, kau sudah mau pulang? Tepat sekali." ucap Willem seraya menyodorkan bunga anggreknya. Dia mengulas senyum walau tatapan Deborah menunjukkan tidak senang atas kehadirannya.
Sekejam-kejamnya Deborah, dia tidak mungkin membuang bunga anggrek yang Willem berikan padanya. Dia tidak mau dibilang wanita berhati dingin meskipun faktanya memang begitu. Dengan cepat dia mengambil bunganya kemudian masuk ke dalam lift setelah Willem menahan tombol agar pintu tidak tertutup.
"Aku ingin mengajakmu pergi, kau bersedia kan?"
Semua karyawannya masih terbengong-bengong melihat sosok Willem. Pesona lelaki itu nyatanya berhasil membuat para perempuan disana kepincut walau hanya melihat beberapa menit saja. Mereka yang masih terbengong-bengong semakin tidak percaya mendengar kalimat ajakannya pada Deborah. Dalam hati mereka merasa Deborah wanita terkejam paling beruntung sedunia.
Deborah menarik jari telunjuk Willem yang menekan tombol hold pintu, dan setelahnya pintu lift tertutup rapat, meninggalkan semua karyawannya bertanya-tanya, siapa Willem sebenarnya.
"Bagaimana kau tahu alamat kantorku? Waktu itu kau juga mengirim bunga kesini."
"Nama perusahaanmu terpampang di google. Siapa yang tidak mengetahui tentangmu, Miss? Deborah William, pengusaha wanita paling sukses versi majalah Forbes dua tahun lalu. Kalau mereka tidak mengenal wajah dan namamu, mungkin tidak pernah membaca majalah Forbes atau melihat berita di website."
"Oh begitu. Lantas apa yang kau lakukan disini? Besok jangan datang kesini lagi. Kau hanya boleh menemuiku saat di apartemen." Deborah mengembalikan buket bunga anggrek yang Willem berikan padanya.
Willem sigap mengambil buket tersebut. Dia sedikit memiringkan tubuhnya hingga menghadap Deborah. "Aku heran, hanya kau saja yang memakai kontrak saat memesan lelaki bayaran. Apakah kau benar-benar menganggap lelaki bayaran sebagai musuh yang harus diberi batas?"
Deborah melirik tajam. "Kau tahu itu. Mengapa bertanya lagi? Dengar ya, Willem Kyle, kau tidak diperkenankan mengusik kehidupanku. Kau dan aku hanya sebatas teman tidur semata. Jangan kau pikir aku sudah bersedia jalan berdua denganmu lalu kau bisa seenaknya datang ke kantorku. Aku membayarmu dan kau harus menuruti semua yang tertulis dalam kontrak."
Baru Willem akan membalas, pintu lift menuju basemen parkiran terbuka. Dengan langkah cepat Deborah segera keluar dari lift. Willem tidak tinggal diam. Dia mengejar Deborah dan berhasil menahan pergelangan tangannya.
"Kedatanganku sekarang karena aku ingin mengajakmu datang ke pesta temanku malam ini. Seperti janji yang telah kita sepakati sebelumnya, kalau kau kalah maka kita akan pergi tiga kali dalam seminggu. Kemarin baru yang pertama. Kau tidak bisa menolaknya. Janji adalah janji, Deborah. Kau termasuk tipe yang tidak suka mengingkari janji bukan?" tagih Willem. Dia memperjelas tiap kalimatnya, terutama kata 'janji' supaya wanita itu mengingatnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/121848170-288-k420202.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kiss Me Until I Lost My Mind (TAMAT)
Romance(21+) (#1 Poison Angels Series) (Sebagian sudah dihapus dan dipindah ke DREAME) Ketika semua wanita memiliki keinginan untuk menikah, hal yang sama tidak berlaku untuk Deborah William. Berhasil menjajaki kesuksesan dengan kemampuannya sendiri, membu...