Chapter 10

18.8K 1K 10
                                    

Selamat Membaca💕

Kebosanan memaksa Deborah mengunjungi salah satu kedai kopi kesukaannya. Bukan tempat yang biasa dia datangi dengan para sahabatnya, melainkan tempat lainnya. Hari sabtu begini, suasana sudah pasti ramai, maka dari itu setelah memesan Deborah memutuskan pulang dan menikmati tv serial kesukaannya, Criminal Minds.

Baru saja dia akan memasuki kedai kopi, matanya melihat sosok yang sangat dia kenal. Secara kebetulan sosok itu sedang duduk di dekat jendela. Deborah memicingkan matanya, meyakinkan kalau sosok yang dia lihat adalah Willem.

Lelaki yang dia lihat memang Willem. Tetapi bukan sosok Willem yang menarik perhatiannya, melainkan seorang perempuan cantik bermata hijau tua yang duduk tepat di hadapan lelaki itu. Dia memandanginya secara terang-terangan justru sampai menganga. Tidak hanya sekedar cantik, tapi perempuan itu terlihat anggun dan ramah senyum.

Pikiran Deborah jadi melayang kemana-mana mempertanyakan sosok cantik itu. Apa mungkin kekasihnya? Begitu pikirnya. Mereka terlihat akrab, sesekali Willem mengusap punggung tangan perempuan itu. Apa tidak jahat jika dia tidur dengan Willem sementara lelaki itu memiliki kekasih?

Sialnya, perempuan itu menangkap tatapan penuh tanya miliknya. Sosoknya yang anggun itu melempar senyum padanya yang berada tepat di depan mereka. Untung saja masih ada jendela yang menjadi pembatas mereka. Willem menoleh dan mendapati dirinya terpaku melihat mereka.

Willem tersenyum, lalu bangkit dari duduknya. Siapa yang akan mengira kalau Willem akan berlari keluar dan menghampiri Deborah yang masih saja berdiri disana.

"Debs! Sedang apa kau disini? Sungguh kebetulan sekali kita bertemu."

Mau tidak mau, Deborah harus memberi alasan paling oke supaya tidak ketahuan kalau sedari tadi dia memperhatikan Willem dengan perempuan di dalam kedai kopi.

"Aku ingin membeli kopi. Bagaimana denganmu? Apa–"

"Ayo, aku kenalkan kau pada seseorang." potong Willem seraya mengamit tangan Debbie dengan cepat.

Untuk apa dia bersedia mengikuti Willem? Bukannya nanti akan mengganggu kencan Willem dan kekasihnya? Come on Debs, what are you doing! Ingin rasanya dia melepas cengkraman Willem pada pergelangan tangannya, tetapi dia mengurungkan niat itu. Rasa penasaran akan sosok perempuan itu lebih besar dari yang dia bayangkan. Dia hanya ingin memastikan apakah benar kekasih Willem atau bukan. Seandainya benar, dia tidak sudi tidur dengan kekasih orang apalagi suami orang. Terkecuali Brad, karena lelaki itu baru mengatakan yang sejujurnya setelah berhenti menjadi lelaki bayarannya.

"Keana, perkenalkan dia - Deborah. Oh ya, Debs perkenalkan, dia kakakku, namanya Keana." Tanpa basa-basi Willem langsung mengenalkan setelah tiba di hadapan kakaknya. Willem tersenyum sembari menyentuh pundak Keana yang tersenyum balik melihatnya.

Mendengar kata 'kakak' membuat Debbie refleks bernapas lega sehingga menimbulkan tatapan heran dari Willem. Thank god! Paling tidak dia tidak bermain dengan lelaki yang mempunyai kekasih. Deborah turut mengulurkan tangan setelah Keana melakukannya.

"Hai Deborah, senang berkenalan denganmu. Aku Keana." ucap Keana sambil memperlihatkan senyum menawan yang pasti membuat lelaki di luar sana bertekuk lutut.

Jadi ini kakaknya Willem. Dia sangat cantik. Ku rasa lelaki manapun juga akan bertekuk lutut demi dirinya. Gen keluarga mereka benar-benar luar biasa. Tangannya juga halus. pikir Deborah.

"Deborah. Senang berkenalan denganmu, Keana." balasnya.

Setelah merasa jabatannya cukup, mereka melepasnya.

"Oh ya Debs, kau ingin memesan kopi bukan? Kau ingin memesan apa? Aku akan memesankan untukmu." tanya Willem menawarkan diri.

"Uhm ... tidak usah, aku beli sendiri saja. Habis ini aku mau pulang." tolak Deborah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 07 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kiss Me Until I Lost My Mind (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang