Part 8

129 5 0
                                    

Citra Pov

Sampai kapan aku harus bertahan di kebisuan ini?
Sungguh aku benci pada lidahku sendiri yang selalu kelu saat ingin mengatakan cinta
Aku benci pada bibir ku sendiri yang selalu bungkam seakan enggan berbicara saat dengan nya
Dan yang paling ku benci adalah rasa ku sendiri
Mengapa harus hadir kata rasa di tengah tengah persahabatan
Yang akhirnya hanya dapat merusak kan?

Sungguh aku kecewa pada perilaku nya selama ini dan ternyata hanya menganggap ku seorang sahabat. Bila ia menganggap bahwa aku yang salah disini lalu aku harus menyalah kan siapa? Rasa?
Rasa pun tak akan hadir bila tidak adanya bentuk perhatian.

Jika tidak ada yang mengasih harapan tak akan ada yang berharap, mungkin bagi nya itu hanya bentuk perhatian biasa namun aku yang merasakan kehangatannya.

Selalu itu yang difikiran ku kini, aku hanya tak habis fikir yang kenal 3 tahun luluh dengan yang baru kenal satu hari.
Ya tuhan semudah itu kah kau memberi rasa kepada nya sedangkan aku lebih sulit dari ini

Saat hati dan fikiran ku sedang berada, ada ketukan pintu yang mengusik ku

Tokk tok tokk

"Cit apakah kau ada di dalam" ucap orang di balik pintu yang ku kenali orang nya adalah Loly

"Ya aku di dalam, masuk saja tak di kunci" sahut ku

"Ternyata kau ada di sini" ucapnya

"Memang nya ada apa?" tanya ku

"Aku hanya ingin memberi tahu mu bahwa mulai besok aku sudah sekolah di tempat mu" ujar nya girang

Oh tuhan, apa lagi ini sungguh semudah itu kah kau menyatukan mereka.
Dengan sekolah nya Loly di tempat ku membuat Zidan lebih mudah mendapatkan nya. Bukan aku tak ingin mereka bisa bersatu, namun apa kabar dengan hati ku.

"Serius? Aku senang akhirnya kita bisa satu sekolah lagi" balas ku dengan nada yang di buat seolah bahagia

"Iya aku pun sama" sahutnya

Kami pun berpelukan. Dalam pelukan nya aku berdoa saat nanti ia tahu sebenarnya bahwa orang yang ku cintai ternyata mencintainya kami akan tetap seperti ini tak ada jarak yang menjadi penghalang dalam persahabatan kami. Aku tak sadar air mata ku turun begitu saja tanpa di minta

"Cit mengapa kau menangis? Apakah kau tak suka bila aku satu sekolah dengan mu?" tanya nya

"Tentu saja aku senang. Hanya saja aku rindu saat saat kita seperti ini bersamamu" elakku

"Sudah jangan keluarkan lagi air mata mu itu, aku tak ingin membuat mu bersedih" ujarnya

"Kalau saja kau tau yang sebenarnya Ly, apakah kau masih seperti ini? Masih sayang dan peduli pada ku?" ucap batin ku

Tak ingin lama lama gundah dengan perasaan ini aku pun menyudahinya.

"Ya sudah ayo kita istirahat, besok kan hari pertamamu masuk sekolah" ajak ku

"Baiklah" jawabnya

Kami pun meninggalkan balkon dan segera istirahat. Aku pun ingin mengistirahatkan sejenak fikiran ku, hati ku, serta raga ku yang lelah dengan semuanya

MERELAKAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang