Bab Enam

9 4 2
                                    

"Ada kepentingan apa lo di rumah gue?" ucapnya ketus. Nada suaranya seperti orang yang tidak suka.

Sera memutar badannya ke arah sumber suara. Ada seorang cowok dengan perawakan tinggi, sorotan matanya yang teduh serta senyum tipis yang menghiasi wajahnya berdiri di belakangnya saat ini. Dia masih memakai jaket jeans yang menutupi seragam sekolahnya. Tas ranselnya masih bertengger di pundaknya. Dapat disimpulkan bahwa dia baru pulang sekolah.

"Eh. Ga." ucap Sera kaku.

"Ngapain lo?"

"Nungguin Regar." Sera tersenyum, berusaha mencairkan suasana disekitarnya agar tidak terlalu tegang.

Sebenarnya Sera tidak takut dengannya, toh apa juga yang harus ditakuti darinya. Dia sama-sama manusia, dia juga sama-sama murid SMA Harapan Bangsa, jadi tidak ada yang perlu ditakuti. Tapi selama dia sekolah di SMA Harapan Bangsa dan selama dia dekat dengan Regar, Sera tidak begitu kenal dengannya meskipun mereka sering bertemu.

Sera juga tidak tahu benar bagaimana sifat dari cowok ini, yang dia tahu bahwa cowok ini sering disebut pembuat onar di SMA Harapan Bangsa. Dan hampir seluruh siswa siswi di sana takut dengannya.

Rega Reynand Wijaya.

Dari segi nama mungkin kalian sudah tahu ada hubungan apa antara Regar dan Rega. Yup. Mereka adalah saudara kembar. Meskipun rupa mereka sama, tetap saja ada hal yang membedakan diantara mereka. Yaitu sikap mereka.

Sikap Rega berbanding terbalik dengan sikap Regar. Mungkin sebelumnya kalian sudah tahu sikap Rega seperti apa. Jika Regar merupakan kebanggaan kedua orang tua dan sekolah karena prestasinya, maka beda halnya dengan Rega. Rega termasuk cowok yang suka bikin onar di SMA Harapan Bangsa bersama dengan geng kebanggaannya. Rega termasuk cowok yang bebal dan susah diatur. Dia selalu melakukan hal yang menurut dia itu adalah yang terbaik untuknya, tidak peduli orang lain berkata apa.

Rega melihat ke arah meja di ruang tamu rumahnya, "Regar gak kasih lo minum?"

Sera mengikuti arah pandang Rega, "Oh itu. Gue kok yang emang gak mau."

"Lo ditunggu Bunda." ucap Regar saat dia sudah berada di samping Sera.

Rega tak menjawab pernyataan Regar. Dia langsung berjalan pergi meninggalkan Sera dan Regar di ruang tamu.

Meskipun mereka kembar, hubungan Regar dan Rega memang kurang baik. Mungkin karena sikap keduanya yang saling bertolak belakang membuat keadaan seperti ini. Tapi, tidak selamanya mereka bersikap seperti orang yang bermusuhan, terkadang mereka juga kompak layaknya saudara kembar yang lain.

"Berangkat sekarang?"

Sera hanya mengangguk. Lalu dia berjalan ke arah sofa untuk mengambil tasnya di sana. Setelah tasnya bertengger di pundaknya, Sera berjalan di belakang Regar menuju mobil yang terparkir di halaman rumah.

Regar menyalakan mesin mobilnya lalu melajukan mobilnya secara perlahan.

"Kalian masih gak bisa baikan? Gak baik kalau bersaudara itu berantem mulu." Tanya Sera.

"Emang gue berantem?" Tanya Regar balik. Karena baginya dia dan Rega memang tidak pernah berantem. Hanya karena sifat dari keduanya yang sulit untuk menyatu. Jadi, orang banyak berpendapat bahwa mereka berdua sedang tidak baik. Padahal tidak sama sekali.

"Tapi sikap kalian seperti orang berantem, Gar." Ucap Sera yakin dengan persepsinya.

"Jangan sok tahu."

Sera menghembuskan napasnya kesal. "Iya-iya maaf." Sera kesal dengan dirinya sendiri, kenapa dia harus bersikap sok tahu seperti ini.

➰➰➰

"Nih, jangan lupa." Ucap Regar seraya memberikan paper bag yang berisi baju Papa Sera, yang dipinjam Regar beberapa hari lalu.

Sera mengambil paper bag itu dari Regar, lalu tersenyum, "Makasih ya."

Regar hanya menganggukan kepalanya, menjawab ucapan Sera.

"Masuk dulu yuk, Gar." Ajak Sera.

"Gak baik kalau berduaan di dalam."

"Apaan sih lo. Ada bibi di dalam. Ada mama juga kok." Sera tersenyum meyakinkan Regar bahwa benar di rumahnya ada Bibi dan Mamanya di rumah.

Karena tak ada jawaban dari Regar, Sera mencoba memaksa Regar kembali, "Udah ayo turun, Gar."

Tak banyak bicara, Regar pun langsung turun dari mobil dan mengikuti langkah Sera yang sudah berjalan duluan di depannya.

Sudah tak asing lagi bagi Regar berada di rumah Sera. Karena semenjak mereka berdua dekat beberapa bulan lalu, Regar cukup sering ke rumah Sera. Entah itu hanya sekedar meminjam buku, belajar bareng, menjemput Sera untuk pergi sekolah bareng atau menjemputnya untuk pergi jalan bersama. Regar juga sudah kenal baik dengan Nida dan Hafiz, kedua orang tua Sera. Begitu pun Nida dan Hafiz, mereka berdua tidak akan pernah merasa khawatir jika Sera pergi dengan Regar.

Sebegitu dekatnya mereka berdua. Namun, status mereka sekarang hanyalah berteman. Jadi, jangan dulu berharap lebih tentang Regar dan Sera. Karena mereka berdua masih nyaman dengan status mereka yang sekarang. Namun, akan ada saatnya mereka akan bersatu.

Terima kasih bagi kalian yang sudah rela menunggu lama untuk Scelta update kembali :). Kali ini partnya gak banyak dulu yah hehe

Next part doakan semoga aku gak banyak tugas jadi lebih banyak menulis tentang kisah Regar dan Sera yang bikin kalian baper :)

Happy reading ❤️❤️

SceltaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang