2

2.6K 54 0
                                    

Evan dan Arga berniat menemui Yoga siang ini. Yoga adalah teman satu SMP Arga dan merupakan mantan ketua osis SMA Karya Bakti, sekolahnya Chikita.

Sepulang sekolah, mereka berdua langsung meluncur ke SMA Karya Bakti. Sesampainya disana, sebagian besar siswa siswi SMA Karya Bakti sudah pulang sekolah. Evan melihat sekeliling berharap menemukan Chikita diantara siswa siswi SMA Karya Bhakti yang tersisa.

Arga melambaikan tangannya pada seorang lelaki bertubuh jangkung. Lelaki itu tersenyum dan menghampiri mereka berdua.

"Woy Ga, tumben banget lo nyamperin kesini?!" ujar lelaki itu sambil memukul pelan bahu Arga.

"Iya nih. Gue mau minta tolong. Eh, apa kabar lo?" jawab Arga

"Baik gue. Ada apaan sih? Penting amat kayanya"

"Kenalin dulu nih temen gue, Evan" kata Arga sambil menunjuk Evan. Evan menyalami lelaki tersebut.

"Evan"

"Yoga"

"Sori banget nih bro. Temen gue mau minta tolong nih sama elo" Arga melirik pada Evan.

"Hehe. Iya nih gue mau minta tolong banget. Malu-maluin sih sebenernya. Hehe. " Evan akhirnya bicara sambil cengengesan.

"Oke, minta tolong apaan dulu nih?" tanya Yoga penasaran.

"Jadi gini, dua hari lalu gue sama Arga ketemu sama cewe sini. Nah, gue lupa minta ID nya" jawab Evan sambil menggaruk lehernya yang tidak gatal.

Sebenernya, Evan malu banget harus pake cara minta tolong ke Yoga. Tapi kalau tidak begini, dia juga tidak tahu harus pakai cara apa agar ia bisa bertemu lagi dengan Chikita.

Yoga bengong beberapa detik sebelum akhirnya ia tertawa keras.

"Ah elah gue kirain minta tolong apaan. Muka lo berdua serius amat kaya mau tawuran"

"Tau nih si Evan, kepincut amat sama tuh cewe. Ampe ga bisa tidur katanya. Jijik" Arga bergidik jijik

"Kampret!!" Evan menggeplak kepala Arga.

Yoga dan Arga tertawa makin keras melihat wajah Evan yang memerah.

"Kenapa muka lo merah gitu? Mikir jorok lo?" tanya Arga sambil tertawa.

Evan mengipaskan tangan ke arah wajahnya. Berharap dengan begitu, wajahnya tidak terlau merah lagi. Kampret memang nih si Arga sama Yoga, seneng banget dapat bahan bercandaan.

"Oke, jadi siapa tuh cewe yang bisa bikin lo mikir jorok siang-siang gini? tanya Yoga.

"Dih, lo juga Yog, sama aja sama si kutu kupret, ngomong asal banget peke keras lagi. Sekalian aja lo umumin di mesjid" Evan melihat sekeliling mereka. Ada beberapa orang yang menoleh mendengar pertanyaan Yoga barusan.

Tawa Arga dan Yoga makin keras.

"Namanya Chikita. Kelas dua belas. Kenal ga lo?" kata Arga setelah tawanya berhenti

"Siapa?" tanya Yoga

"Chikita" ulang Evan

"Chikita?" Yoga tampak berpikir. "Kayanya gue belum pernah denger nama itu deh, yakin lo dia kelas dua belas?"

"Yoi. Ah iya, dia bilang dia anak baru. Baru pindah semester ini." Evan memberikan informasi tambahan.

"Hah? Pindahan? Kayanya ga ada murid baru deh di kelas dua belas" kata Yoga

"Yakin lo? Lo aja kali yang kudet" kata Evan.

"Serius gue. Kalau ada anak baru pasti ada aja yang ngomongin. Apalagi cewe. Ga salah info lo?"

Evan mulai gelisah. Ia mulai meragukan Yoga. Mungkin saja si Yoga ini ga tau kalau ada murid baru di sekolahnya. Atau dia tau tapi pura-pura tidak tau karena tidak ingin Evan bertemu dengan Chikita.

"Gue liat pake mata gue sendiri dia pake seragam Karya Bakti" Arga mencoba meyakinkan Yoga bahwa cewe yang mereka cari benar murid sekolah ini.

"Atau emang gue kudet ya?" Yoga mulai meragukan dirinya sendiri. "Gini deh, gue tanyain dulu ke bagian kesiswaan. Lo berdua tunggu sini."

Evan dan Arga menganggukan kepala.

Lima belas menit kemudian, Yoga datang kembali. Wajahnya tampak serius.

"Gimana?" tanya Arga

"Bener kata gue tadi, ga ada anak baru di kelas dua belas"

Evan dan Arga berpandangan. Tidak ada satu kata pun keluar dari mulut mereka berdua.

"Di sini cuma ada satu cewe dengan nama Chikita ..." kata Yoga lagi

Evan dan Arga kembali memandang Yoga.

"... dan dia baru masuk di kelas sepuluh"

"HAH?" seru Evan dan Arga bersamaan.

Melihat raut kebingungan di wajah Evan dan Arga, akhirnya Yoga meminta mereka berdua datang lagi besok untuk memastikan kebenarannya. 

JODOHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang