8

2K 70 25
                                    

Halo!

Siapa yang kangen Evan?

*

*

Evan tidak pernah menyangka akan bertemu lagi dengan gadis itu dalam situasi seperti tadi pagi. Gadis yang selalu membayangi pikirannya tiba-tiba berdiri di depan kelas dan memperkenalkan diri sebagai guru PPL.

Sekarang Evan tahu siapa nama gadis itu, Nikita Farrania. Melihat kesamaan antara nama Chikita dan Nikita, Evan makin yakin kalau ada sesuatu diantara mereka berdua.

Evan masih ingat wajah Niki menyiratkan keterkejutan saat mata mereka berdua bertemu. Sikap salah tingkah Niki saat Evan menyapanya pun membuat Evan yakin kalau Niki sudah tau kalau Evan mencari dan menunggunya selama tiga minggu.

"Oh hai," kata Niki setelah beberapa saat mereka berdua hanya saling menatap. Senyum terpaksa mengembang di bibir Niki.

"Akhirnya ketemu lagi."

Evan sengaja diam sejenak, dia menatap wajah Niki lekat-lekat.

Akhirnya gue bisa liat lagi wajah dia. Masih cantik bahkan semakin cantik dengan penampilannya sekarang, tampak dewasa tapi juga menggemaskan.

Baru saja Evan akan berbicara lagi, suara cempreng seorang perempuan mengalihkan perhatiannya.  

"Evaaaan awas ih. Ngehalangin tau!" Perempuan itu berusaha menggeser tubuh Evan dari hadapan Niki.

Evan melotot pada perempuan itu memberi kode bahwa ia tidak ingin diganggu. Tapi perempuan itu tidak terpengaruh sedikit pun, ia malah balik menatap Evan tajam.

"Apa lo liat-liat?" kata perempuan itu galak.

"Mata, mata gue kenapa lo yang repot?" balas Evan tak kalah galak.

Niki yang melihat Evan teralihkan perhatiannya mengambil kesempatan untuk membereskan lembar jawaban secepat mungkin lalu buru-buru keluar dari kelas.

Niki sampai di ruang TU dengan nafas terengah. Peluh mengucur di dahinya. Niki menyimpan lembar soal dan jawaban di salah satu meja lalu mendudukan dirinya di salah satu sofa yang ada disana.

"WOY!" Bahu Niki dipukul pelan dari belakang.

"Innalillahi," pekik Niki.

Heri terkekeh melihat reaksi Niki.

"Kenapa lo?"

"Lo ngagetin gue tau."

"Bukan. Itu lo kenapa ngos-ngosan?"

"Ga apa-apa," jawab Niki singkat.

Heri lalu duduk di sebelah Niki.

"Nemu dedek ganteng ga Nik? Beuh gue mah kenyang tadi liatin anak SMA zaman sekarang, bening-bening." Kata Heri.

"Air kali ah bening," balas Niki asal.

"Eh ya elu mah," protes Heri sambil menyenggol tubuhku.

"Lu bukannya ada kelas ya? Sana gih," usir Niki.

"Idih buset. Lo kenapa sih? PMS? Gue mah nanti siang ngajarnya. Bukannya lo yang ada kelas?" Heri balik bertanya.

Niki terdiam, tampak berpikir. Lalu ia menepuk keningnya.

"Ah iya gue ada kelas jam ke-3 sama ke-4. Ah elo sih, gue jadinya kelupaan kan!" Niki bergegas keluar dari ruang TU meninggalkan Heri yang mengomel karena Niki menyalahkan dirinya.

***

Evan berlari-lari kecil menuju ruang guru. Sesampainya di sana, Evan mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Niki. Tampak dua orang wanita dengan jas almamater yang sama dengan yang Niki pakai berada di dalam ruang guru, tapi mereka bukan Niki.

JODOHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang