4. Bingung

1.4K 169 5
                                    

Sementara fokus ke minhyunbin dulu. Soalnya konfliknya ntar seru

"Yang, kenapa kamu bengong terus sih? Ntar kesambet loh." Hyunbin menjentikan jarinya di depan wajah minhyun.

Minhyun hanya menggeleng. "Engga, kok. Cuman lagi mikirin skripsi. Kan bentar lagi aku bakal bikin skripsi. Seengga nya, setahun lagi."

Boong.

Minhyun sama sekali gak kepikiran soal skripsi. Masa bodo soal skripsi.

Tapi, hyunbin mah percaya-percaya aja.

"Tenang aja, beb. Skripsi kamu masih lama." Ujar hyunbin sambil mengusap kepala minhyun.

"Lagian, kamu kan otaknya encer. Pasti kamu bisa lulus dengan nilai tinggi." Senyum hyunbin merekah.

Bocah tetap aja bocah, batin minhyun.

Ia dan hyunbin berbeda usia sampai 2 tahun. Pertama kali dia ketemu hyunbin, pas pindah di semester pertama tahun terakhirnya sebagai murid SMA.

Hyunbin ngejar-ngejar minhyun yang notabene nya sudah move on dari mantannya, jonghyun.

Kata-kata jonghyun tadi saat ia toilet pria membuat minhyun selalu tidak fokus.

Ia memang benar-benar kembali ke kehidupannya lagi. Kim Jonghyun,si cassanova yang mengejar-ngejar minhyun saat mereka masih kelas 10.

Saat akhirnya minhyun mulai mencintai pria itu, dia malah ninggalin minhyun untuk pergi ke amerika.

Kata-kata jonghyun terngiang-ngiang di kepalanya.

"Jonghyun." Napas minhyun tercekat.

Orang-orang bisa salah paham karena posisi mereka saat ini.

Punggung minhyun menempel pada tembok dan jonghyun menghimpit tubuhnya. Tangan kiri pria itu bertumpu pada tembok dan satunya lagi, untuk mengusap pipi chubby minhyun.

Merasa tidak nyaman, minhyun mendorong jonghyun menjauh.

"Ngapain lo?" Tanya minhyun galak.

"Gue cuman mau merebut apa yang seharusnya milik gue." Minhyun berdecak ketika mendengar jawaban jonghyun.

"Ck, gue bukan barang." Cetus minhyun.

"Lagian, kita udah gak ada hubungan apa-apa lagi." Ujar minhyun. Jonghyun tersenyum penuh arti.

"Gue udah memutuskan untuk ngelepas lo disaat gue udah jatuh cinta terlalu dalam sama lo. Hubungan jarak jauh itu menyiksa banget. Dan gue gak bakal sanggup. And, ia made it offically over three years ago."

"Tapi ini bukan akhirnya, minhyun." Tangan jonghyun terangkat untuk mengusap bibir minhyun dengan ibu jari

"Suatu saat, lo bakal balik ke pelukan gue lagi." Jonghyun mendekatkan wajahnya dan melumat kasar bibir minhyun yang tentu tidak direspon sama sekali oleh minhyun.

Ini bukan jonghyun yang dia kenal.

"Hyunbin." Lirih minhyun sambil memeluk kekasihnya dari samping.

Jujur, ia takut.

Kenapa jonghyun bisa berubah sedrastis itu? Apa karena dia yang memutuskan hubungan secara sepihak?

Hyunbin kebingungan. Kaos putih tipisnya mulai basah. Minhyun nangis?

"Yang, kamu nangis? Kamu kenapa?" Tanya hyunbin khawatir.

Bukannya diem, tangisannya malah makin kenceng. Hyunbin gak bisa ngapa-ngapain kecuali mengusap punggung minhyun.

"Kamu gak bakal kenapa-kenapa, sayang. Aku tahu kamu pasti ada masalah. Kalau kamu gak mau atau belum mau cerita ke aku gak apa-apa aku ngerti. Tapi jangan bikin aku khawatir."

Diam-diam, minhyun tersenyum mendengar perkataan hyunbin.

"Kamu..tahu kan.. aku sayang banget sama..kamu?" Tanya minhyun sambil sedikit terbata-bata karena masih seenggukan.

"Iya, iya. Hwang minhyun cuman sayang kwon hyunbin seorang. Aku tahu kok."

"Ihhhh, kalian bisa gak sih gak deket-deket gue terus." Baejin akhirnya menjadi gerah banget.

Sedari tadi, engga di perpustakaan, atau di kantin, dua kancut itu selalu membuntutinya.

Baejin melotot ke sebelah kirinya, yang lebih tinggi dan muda darinya itu hanya cengir kayak anak tanpa dosa.

"Elo! Pergi sebelum gue potong pisang lo." Ancam baejin.

"Hah? Pisang? Jangan di potong kak. Di elus-elus aja sama kakak. Adek ridho kok." Muka baejin memerah.

Baejin kemudian melotot ke sebelah kanannya, pada yang lebih tua namun lebih pendek darinya.

"Kakak! Baejin itu capek denger kalian berantem terus. Pergi atau aku bakal motong pisang kakak terus adek gantung di kantin. Mau?!" Ancam baejin.

"Untung baejin gak sesadis itu sama gue." Ujar guanlin sambil mengusap dadanya pelan.

"Sono pergi lo." Usir jihoon pada guanlin. "Yeh, kakakkan juga diusir."

"Tapi kan gue--"

"Udah, gue aja yang pergi dari sini."

Maksud nya di "sini" oleh baejin adalah kantin. Kantin emmang sedang sepi. Jadi baejin berinisiatif untuk mengerjakan tugas sambil memakan somay.

Kegiatan yang sudah ia rencanakan untuk gatot karena duo kancut yang udah bikin baejin badmood duluan.

Baejin dengan kesal melangkahkan kakinya keluar.

"Kakak tunggu!"

"Baejin tunggu!!"

"Yang ambilin aku minuman di kulkas dong." Pinta daehwi.

"Hah? Kenapa gak ambil sendiri sayang?" Samuel sama sekali gak merhatiin daehwi yang lagi memberengut lucu karena lagi seru main games di hape nya.

"Ihh." Daehwi menjitak kepala samuel.

"Kan gara-gara kamu juga aku jadi susah jalan. Gara-gara tadi aku harus kuliah, malah makin sakit."

Samuel menghela napasnya.

"Iya, iya. Sebentar." Samuel meletakakan hape nya diatas meja kaca di depan sofa.

Pas-pasan ketika samuel pergi, ada pesan masuk. Daehwi penasaran dan melihat isinya.

Kita jadi ke mal kan?

Jangan lupa tinggal jejak, vote atau comment yq

Saranghae! (Wanna One X PD101)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang