25.

778 69 12
                                    

WARNINGG!!!

SUPER TIJEL:)



















🌞🌞🌞

Perjalanan Seongwoo dan Daniel menuju Busan menjadi sangat hening. Seongwoo yang hanya diam, dan Daniel yang tidak ingin mengganggu Seongwoo.

"Dan," panggil Seongwoo pelan.

"Hm?"

"Ihh, jawabnya singkat banget," protes Seongwoo sebal.

"Iya, apa sayang?" Seongwoo langsung sumringah.

"Jidam itu anak mana? Kok bisa deket sama kamu? Terus kok tadi kamu balik lagi ke dalem? Dia nyuruh kamu apa? Terus--" Pertanyaan Seongwoo sih masih banyak, tapi udah keburu si stop sama Daniel.

"Nanya nya pelan-pelan dong," Daniel terkekeh.

"Jidam itu kalo gak salah anak sastra Jepang," Seongwoo mengernyit bingung.

"Kalo gak salah?" Tanya Seongwoo.

"Kan aku gak kenal deket. Temen cewek yang paling deket sama aku kan Momo doang," jelas Daniel.

"Oh~" Seongwoo mangut-mangut. "Oke, lanjut,"

"Aku sebenernya gak deket sama sekali sama dia. Tiba-tiba aja dia nyamperin aku terus ngajak kenalan. Soal aku balik kedalem gedung itu, katanya ada dosen yang manggil aku,"

Seongwoo mencubit lengan Daniel saat mendengar cerita Daniel.

"Ihhh kamu bego banget si. Dia kan bukan anak bisnis, emang kenal sama dosen-dosennya? Mau aja di boongin," Daniel jadi salah tingkah sendiri.

"Aku baru nyadar pas udah sampe lantai tiga. Mana lift lagi rusak, jadi harus naik-turun harus naik tangga," curhat Daniel.

"Tadi, banyak anak-anak lain yang pada turun kebawah, katanya ada yang ngajak ribut. Aku gak tau kalau itu kamu sampai si bule nelponin gue kalau kamu di labrak sama Jidam," Daniel membawa jemari Seongwoo kedalam genggamannya.

"Dia apain kamu lagi selain di tampar, hm?" Tanya Daniel lembut, tapi menurut Seongwoo itu malah bikin merinding. Soalnya kalau Daniel marah itu serem.

"Di jambak doang kok," Daniel menghela napasnya, kemudian mengusap punggung tangan Seongwoo dengan ibu jarinya.

"Mau di jambak doang pun dia tetep aja nyakitin kami namanya," katanya Daniel, pandangannya tetap lurus kearah jalan.

"Tapi mereka gak kenapa-kenapa kan? Kamu gak di dorong atau apapun sama dia?" Seongwoo menggeleng.

"Untung Jidam cewek, yang. Kalau engga udah aku gampar kayak Momo," Seongwoo tertawa kecil.

"Momo mah tampang doang imut, cakep, dalemnya macem hulk," kata Seongwoo, membuat Daniel tertawa.

"Ehh, ngomong-ngomong kita mau ngapain ke Busan?" Tanya Daniel.

"Papa kamu bilang udah nyewain hotel buat kita. Katanya biar kamu bisa refreshing takut sewaktu-waktu semaput gara-gara stress," Daniel mengangguk pelan. Emang bener sih, semalem aja dia pulang langsung molor diatas kasur. Boro-boro mandi, ganti baju aja kagak.

Seongwoo kan jadi kasian ngeliatnya:(

Udah gitu, Daniel pergi kuliah pagi banget biar pulangnya siang. Terus abis itu ke kantor papanya sampe malem. Jam 10/11 baru pulang.

"Tapi, di rumah doang jug gak apa-apa sih. Asalkan ada kamu,"

Seongwoo mah iya in aja deh. Nanti kalau di ladeni malah melenceng topiknya kemana-mana.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 12, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Saranghae! (Wanna One X PD101)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang