Hujan gerimis
Di dekat kali
Menghasilkan bau amis
Tergenang seorang anak pertiwiDi dekat pintu gerbang
Menunggu untuk ditemukan
Satu persatu warga datang berziarah
Tiada nyawa merasa resahLalat lalat datang bersinggah
Disambut tangan kotor anak pertiwi
yang berteriak dengki
Hanya untuk mati di buiTiada yang berani bertanya
Mereka tahu jawabnya
Tiada yang berani meronta
kalau bukan korban selanjutnyaMereka dipaksa bungkam
Melihat benalu memakan pagar
Mereka dipaksa tenggelam
di samudra kemunafikanMayat anak pertiwi
mati dengan perut kenyang
yang di isi dengan janji manis
Hingga diperlakukan dengan sadisLalu, datang pula orang-orang berseragam
Melihat sebentar...
Dan menengok ke massa dibelakang
Mereka tertawa menantangOrang-orang berseragam
Memberikan permen karet
untuk para penonton wayang
biar mulut mereka mengunyah
biar tak buka suaraMayat anak pertiwi
mengambang di dahi para penyair
Perjuangannya berubah menjadi cerita sejarah
Dan darahnya diabadikan dengan kata-kata.