Happy weekend, tidak terasa lima hari kerja Jasmine jalani dan saatnya libur. Weekend bukan berarti dia akan bangun siang, terus bersantai. Hari ini gadis berbadan indah itu mau ngegym, olahraga. Jasmine menyetel treadmill dengan kecepatan sedang."Hai, Jas," sapa seorang laki-laki berwajah tampan, gagah, berperut enam tonjolan dan juga tentu saja beralis tebal. Dilihat sekali pun Robby adalah seseorang yang amat menarik mata dan akan membuat perempuan mengerang gila karena pesonanya. Pria tampan itu adalah seorang arsitek. Muda, gagah, mapan, apa lagi yang kurang?
"Hai juga Robby."
"Kamu udah lama sampai?" tanyanya sambil naik mesin treadmill di samping Jasmine.
"Baru aja." Secara visualisasi Robby menarik sebagai seorang laki-laki. Tubuhnya atletis enak dipanjat dan dibelai namun sayang biasanya laki-laki yang hanya suka menjaga badan, berhati hello Kitty dan kurang jantan alias tak suka berkelahi karena tak mau muka tampannya bonyok. Jasmine lebih suka laki-laki gentle dan agak sedikit badboy. Ia menyukai laki-laki berkulit coklat seperti teman mbak Kinan kemarin. Eh kenapa ingat pria asing itu sih.
"Kamu cobain Alat lain, angkat barbel yg kecil-kecil atau angkat beban?" tawar Robby yang langsung dijawab gelengan.
"Enggak usah." Beberapa kali ditolak bukan berarti Robby akan menyerah. Apalagi kini Jasmine malah berpindah tempat. Menaiki sebuah lingkaran yang berputar-putar dengan tuas. Benar-benar tubuh Jasmine tidak atletis namun begitu pas. Tidak terlalu tinggi, tonjolannya pun tak terlalu besar namun begitu pas dipegang dan lihat. Kenapa pikiran Robby jadi ngelantur. Robby sudah lama mengincar perempuan ini tapi sayang, selalu saja Jasmine menolak jika di ajak makan bersama.
Robby sepertinya harus sedikit menebalkan muka. Berdalih membantu, ia lebih dekat berinteraksi dengan Jasmine. "Kamu udah punya pacar?"
Perempuan berukuran dada 36 a itu menengok. Kenapa pertanyaan Robby mengarah ke pribadi dan juga tentu mengusiknya. Jasmine peka sih kalau laki-laki bertubuh macho itu beberapa kali mendekatinya tapi maaf saja ya. Robby itu pacar wanna be tapi bukan soulmate wanna be. Jasmine mencari seseorang yang pengertian. Pengalaman rumah tangganya dulu mengajarkan banyak hal. Wanita butuh disayang, diperhatikan sedang lelaki butuh dimanja. Menjalin hubungan itu butuh yang namanya imbal balik, saling mencurahkan cinta. Kalau dengan Robby, Jasmine hanya akan jadi egois dan lebih individualis. Robby lelaki yang tak akan sungkan jika berbagi BB cream dengannya.
Untunglah ponsel yang Jasmine simpan di tas kecil pada lengan kiri berbunyi nyaring.
Selamatlah ia dari Robby yang menurut alarm otaknya dalam kategori laki-laki berbahaya.Madam kinan is calling
" hallo mbak ada apa?" Jasmine menjauhkan diri saat menerima telepon. Panggilan itu dari Kinan.
"---------"
"Apa!! ,terus gimana??"
"-------"
"Bantu gimana?"
"--------"
"Gimana caranya?"
"---------"
"Kok aku lagi yang ditumbalin, gak mau ah"
"------"
"Okey-okey aku bantu"
"---------"
KAMU SEDANG MEMBACA
Jasmine
RomanceJadi Janda siapa takut! Itu yang ada dipikiran Jasmine ketika palu hakim sidang perceraiannya diketuk. Empat tahun ia menjadi istri seorang tanpa bahagia, tanpa anak dan dibebani dengan derita. Jasmine melenggang layaknya singgel lagi padahal hatin...