DELAPAN

10.1K 1K 37
                                    

Entah kenapa pagi-pagi Kinan sudah ada di depan apartemen dan menjemputnya. Jasmine merasa Kinan masih ada rasa sama tuh si Arya. Jangan sampai minta bantuan buat menjembatani mereka. Jasmine gak sudi. Ia merasa sedikit cemburu ketika tahu Arya itu Seno. Cinta monyetnya.

"Makasih loh Jas atas bantuan kamu." Jasmine mengangguk. Ia fokus jadi penumpang hari ini.
"Karena kamu udah bantu aku. Ini ada rendang dari ibu." Kinan itu orang Padang. Rendang buatan ibunya itu rasanya nomer satu. Hari ini Jasmine gagal diet karena melihat serta mencium daging rendang yang tertutup rantang.

"Makasih loh. Mbak iklas kan? Gak minta bantuan selanjutnya?"

"Gak. Aku dah kapok coba-coba selingkuh terus ketahuan. Aku putus aja ama Arya. Lagi pula aku berat ke suami sama anakku." Bagus!! Jasmine mengacungkan jempolnya. Keputusan yang tepat. Tak ada orang selingkuh terus punya akhir yang bahagia.

"Lagian kalau selingkuh itu yang direncana. Mbak juga terlalu cinta sama Mas Leo padahal udah di sakitin beberapa kali. Kalau takut gituh mending diem aja. Siapa tahu ntar mas Leo tobat sendiri."

Selingkuh ibarat penyakit kambuhan. Ada kesempatan dan juga penglihatan, tak butuh waktu lama bakal terulang lagi pengkhianatannya. Jasmine jadi ingat kisah pernikahannya dulu. Ia punya suami mapan, setia, cakep, kaya, tapi sayang ringan tangan. Jasmine juga heran waktu nikah dulu dasarnya apa? Kalau cinta, gak cinta banget-banget juga.

Tanpa sadar mobil mereka sudah masuk area pelataran kantor. Kinan memarkirkan mobil di tempat parkir khusus karyawan. Mereka yang baru datang dan turun dari mobil, disambut lambaian tangan dari seorang perempuan muda.
"Ya Allah pengantin baru, hawanya selalu cerah ceria."

Sindirnya pada Nurma yang melangkah mendekat.  Nurma tak bisa lagi menyembunyikan rona bahagianya. Dia memang lebih tua setahun dari Jasmine tapi nikahnya belakangan. Masih untung dia masih ada satu makhluk jomblo yang menghuni ruang kerja mereka. "Kalian apaan sih!!"

"Gimana honeymoonnya sukses?" Nurma menunduk lalu diam sambil tersenyum. Ia tak mau menjawab godaan para kawannya. Tadi saat berangkat saja ia menyiapkan batin tapi tetap saja tak punya muka. Nikah itu bahagia, menentramkan jiwa dan berbunga-bunga.

"Ih kalian tuh kepo."

Jasmine menggeleng pelan. Ia tahu sekian lama Nurma harus patah hati dengan si Geon. Pria yang sejenis dari Leo tapi lebih parah sedikit. Jasmine yang dulu menarik Nurma dari kubangan rasa belum move on. Perempuan ini hampir kehilangan kewarasan. Mencoba bunuh diri dan menangis tanpa henti hingga Jasmine harus menamparnya.

"Di jodohin gak terlalu buruk kan?"

Nurma menggeleng. Tak ada yang salah di dalam perjodohan hanya saja kalau hati sudah tertaut pada satu nama janganlah dipaksakan dengan yang lain.

"Kalau dipikir lucu banget. Kamu yang sekarang bahagia dulu mau minum baygon." Kinan tertawa terbahak-bahak. Teringat cara kampungan Nurma untuk mendapatkan Geon kembali. Ck... bukannya dapat malah ia harus dikirim ke klinik. Cinta gila, cinta buta apalah istilahnya. Ketika berumah tangga dan tahu pribadi masing-masing, cinta itu menguap digantikan perasaan hampa. Yah seperti kedua orang tua Jasmine yang membiarkan cinta itu sirna dan memilih menggantinya. Tidak ada yang salah dalam pilihan itu tapi hanya saja ketika ikrar pernikahan terucap. Bukankah perlu tekad yang kuat untuk bertahan. Karena setelah menikah bukan hanya ada dua orang saja tapi ada anak yang akan menanggung luka bersama.

"Jangan ingat dulu. Malu.... itu kan aku masih bucin. Aku bawa oleh-oleh kok buat kalian dari honeymoon."

Langkah mereka bertiga harus terhenti ketika seorang pemuda memakai kemeja biru navy sedang berdiri dekat pintu lift. Mau apa itu berondong nista itu ke sini pagi-pagi. "Morning mbak Jasmine."

Jasmine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang