NazmaPOV
Aku langsung masuk ke angkot yang sedari tadi ku tunggu, dan gatau knpa mataku gak lepas dari menandang wajah cowok yg sekarang sedang duduk di sebelahku ini. Dan tanpa aku sadari dia mengenggam tanganku.
"Astagfirulloh.."
"Oh sorry.." kemudiaan dia melepas genggaman tanganya.
''Nama kakak siapa?" Aku mulai memberanikan diri membuka percakapan duluan. Di angkot hanya ada 6 penumpang saja, di depan 1 bersama supir 4 orang duduk menghadapku 1 orang di sebelah kiri kak devan dan aku sebelah kanan kak devan persisnya sih deket pintu ya..
"Devan". Jawabnya singkat.
"Oh". "Nyesel deh aku nanya ni orang malah ga balik nanya".(dalam hati). Setelah itu hening tak ada percakapan apapun hanya suara knalpot angkot dan kendaraam yg berlalu lalang kesana kemari.
"Indah banget"
"Iya.."
Aku langsung memdongkakan kepalaku ke kiri saat kak devan menyahuti ucapanku padahal aku ngomong sendiri.
"Iya ya. Di bandung udaranya masih asri". Aku tersenyum malu padanya.
"Hemm..". Dia hanya mendehem.
"Ee.. Kakak asal dari mana?" aku mulai memberanikan diri bertanya lagi.
"Asal dari italy tpi lahir di indonesia". Katanya sambil tersenyum miring padaku.
"Oh jadi kakak ini bule yg mondok di darussalam ya? Oh berarti pesantren kita ada Bule nya dong?"
"Hemm.."
"OMG kak devan ganteng bingits pas senyum. Duh knpa ya? Jantungku jadi dag dig dug gini. Eh kalo gak dag dig dug aku mati dong ya?"(dalam hati). Aku hanya membalas senyuman lagi padanya. Kurang lebih 20menitan akhirnya aku sampai juga di penjaraku alias pondok darussalam, yaa.. Aku anggap tempat ini penjara. Kemudian aku turun di ikuti di belakangku kak devan.
"Berdua ya bang".
"Loh kak, di bayarin nih maksudnya?". Kak devan menyodorkam 2lembar uang 5000 ke kenek angkot.
"Mungkin". Katanya lalu meninggalkanku. Aku berlari kecil mengejarnya.
"Makasih ya kak". Aku tersenyum malu padanya. Dan dis hanya menengok ke belakang lalu berlari kencang meninggalkanku.
***
DevanoPOV"Huhhh.." gue langsung rebahan di kasur empuk gue.
"Eh dev lu udah belanjanya?Pesenan gue lu beliin ga?"
"Iya gue beliin. Tuh cari ajah di plastik item!".
"Knapa lu?".
"Gue kepanasan apa lu ga bisa liat hah?"
"Iya bro lu keliatan banget kepanasanya, tpi tetep aja ganteng kok!". Kata si raihan sambil mengedipkan satu matanya.
"Amit-amit ya lu ih." gue ngelemparin bantal guling gue tepat di mukanya.
"Astagfirullah, lu mah gitu ya? Rasakan ini". Raihan malah membalas pukul lemparan bantalku malah lebih kasar. Kami pun berkelahi saling menggebukan bantal satu sama lain.
"Eh udah , kita siap-sisp sholat dhuzur udah jam 11 lewat nih".
Aku mulai menghentikan perkelahian saling pukul bantal saat sony memperingati datangnya waktu sholat dhuzur.
***
Jam di pergelangan tanganku sudah menunjukan pukul 22.09 tpi gak tau knpa mataku ini gak kaya biasanya selalu ngantuk kalo di jam segini.
Aku mulai merapikan segala barang yg tadi ku beli di pasar. Kalo inget pasar kenapa aku jadi ingat cewe tadi ya?.."Astagfirullah". Aku merebahkan kepalaku di bantal empuku yg tadi ku jadikan untuk menggebuki si Raihan. Gue Masih teringat dengan cewe yg tadi bikin penasaran aja. Matanya yg indah bersinar meski sebagian wajahnya di tutupi masker hitam.
"Apakah ini? Gak mungkin". Aku mulai berusaha untuk tidur karena besok adalah senin dan Segala rutinitas di jalankan kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUA BIDADARI SURGA [REVISI]
RomanceCinta itu fitrah tapi jangan salah kaprah maka bertaaruf-lah lalu Menikah. *** "Sampai kapanpun aku hanya mencintai kak devan, meski aku terikat oleh lelaki yg tak sama sekali ku cintai." (Nazma Fredilla azmy) "Cobalah belajar mencintai aku, meski i...