Razita melangkahkan kakinya ke arah kelas. Jam, baru menunjukkan pukul 06.30. Masih ada waktu tiga puluh menit lagi sebelum pelajaran di mulai. Suasana di sekolah pun masih sepi. Hanya ada beberapa orang yang sudah datang. Kebanyakan para pengurus OSIS yang kebagian tugas piket pagi hari.
Razita datang dengan wajah yang tentu sudah kusut. Ia hanya mengikat rambutnya asal. Beda dari biasanya yang tampil rapi, sekarang Razita tampil acak acakan. Sekali lagi, ia seperti orang yang kehilangan semangat hidupnya. Ia lebih banyak melamun.
Sekarang saja ia sedang duduk di bangku taman yang ada di lingkungan sekolah. Ia melamunkan apa yang tidak seharusnya seorang anak, bahkan seorang pelajar pikirkan. Di usianya yang baru lima belas tahun, harus mengalami sesuatu yang mungkin semua orang takutkan, broken home.Razita meninggalkan taman itu. Ia akan merapikan baju dan juga rambutnya sebelum masuk ke kelas. Ia tidak ingin terlihat seperti orang gila karena penampilan yang acak-acakan.
Saat tiba di kelas, Razita langsung mendaratkan bokongnya ke kursi yang ada di hadapannya. Teman sekelasnya mulai berdatangan, termasuk Raesha, Putri, Kirei dan Arsy. Mereka langsung menghampiri Razita. Mereka sangat penasaran dengan keadaan Razita yang terlihat kusut.
"Ta, lo kenapa? Lagi ada masalah?"tanya Arsy to the point.
"Ntar aja deh ceritanya, sekarang fokus dulu belajar"jawab Razita.
***
Disinilah kelima gadis itu berada. Di sebuah gudang yang sudah mulai rapuh. Di belakang sekolah, yang mungkin tidak semua siswa tahu tempat ini karena tempatnya yang tersembunyi juga cukup menyeramkan. Razita memang sengaja mengajak para sahabatnya ke tempat ini. Ia tidak mau ada orang lain yang mengetahui masalahnya, selain sahabat-sahabatnya.
"Gimana lo lagi ada masalah?"ulang Arsy menanyakan hal yang sama.
"Lo ada masalah apa, cerita dong biar lo juga bisa agak lega. Terus siapa tahu kita bisa ngasih solusi"ucap Kirei, bijak.
"Jadi gini, bokap sama nyokap gue cerai"ucap Razita.
Boooooooom.........
Mereka langsung memasang wajah terkejutnya saat mendengar penuturan Razita.
"Loh kok bisa?"tanya Raesha.
"Sebenernya, nyokap gue udah gak tahan sama sikap bokap gue. Alhasil dia ngegugat cerai bokap gue. Tapi gue juga gak tahu apa alasan yang pastinya"jelas Razita.
Mereka hanya berohria, sambil menganga.
"Terus apa yang bikin lo jadi banyak pikiran?"tanya Putri.
"Sebenernya...sebenernya....gu--gue..."jawab Razita ragu.
"Sebernya apa?"desak Raesha.
"Sha, lo ingat kan waktu gue pingsan pas lagi di hukum"ucap Razita.
"Iya, gue inget terus kenapa?"ucap Raesha.
"Terus waktu gue mimisan terus pingsan pas acara dinner lo sama Alfariq"ucap Razita.
"Iya terus, lo mah ngomongnya setengah setengah bikin gue jadi penasaran"ucap Putri.
"Nah, dari kejadian itu gue sering ngalamin keadaan kayak gitu. Mimisan lah pingsan lah, gue udah gak tahan. Terus, gue coba beraniin diri nemuin seorang Dokter. Nah Dokter itu bilang...."ucap Razita menggantungkan penjelasannya.
"Dokter itu bilang apa?"tanya Arsy.
"Gue ngidap penyakit leukimia, nah itu yang bikin gue stres, ditambah lagi keadaan keluarga gue yang kacau balau. Terus nyokap gue juga pernah bilang, kalo misalnya gue gak ada, atau lebih tepatnya gue udah mati, dia gak tahu lagi akan kayak gimana nanti hidupnya tanpa gue. Dan yang kalian harus tahu ternyata penyakit gue udah stadium akhir. Yang mungkin kecil harapan gue buat sembuh. Tinggal nunggu keajaiban dari Tuhan aja"jelas Razita.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Beauty And Uniqueness Of Friendship.
Teen FictionPersahabatan yang akan mengubah hidup. Persahabatan yang sangat menguntungkan satu sama lain. Mereka harus mengarungi bahtera persahabatan yang mereka jalani. Persahabatan yang membantu masalah sahabatnya.