"Cie cie... yang udah gak JONES lagi"ledek Raesha sambil menekankan kata JONES.
"Yang bener kok lo gak cerita sih sama kita kita?"tanya Arsy antusias.
"Iya, emang bener lo udah punya pacar? Siapa tuh?"tanya Kirei.
"Lo tahu dari mana Sha kalo gue udah punya pacar?"selidik Razita.
"Gue tahu dari Alfariq, karena lo kan pacaran sama sahabatnya...cie cie..."ucap Raesha sambil mengedipkan sebelah matanya.
"Emang siapa?"tanya Putri penasaran.
"Siapa lagi kalau bukan Fazal"ucap Raesha.
"Ooooo......."ucap Kirei, Putri, dan Arsy kompak.
"Pajak Jadiannya kaliii..."sambung Putri.
"Apa sih, ngaco deh"elak Razita. Ia sudah bingung untuk merespon semua pernyataan dari teman temannya.
"Wah wah wah...yang salting, kalem aja kaliiii..."ucap Kirei.
Ledekan semua temannya itu semakin menjadi, tapi Razita tidak begitu memperdulikannya. Ia yakin sahabatnya seperti itu karena sayang padanya. Razita pun mengiyakan ajakan sahabatnya. Mereka akan pergi ke sebuah cafe untuk merayakan hubungan Razita dan Fazal. Tidak lupa juga Raesha dan Alfariq akan menumpang merayakannya.
Alfariq, Fazal dan Azraqi sudah mengetahui dan menyetujui ajakan teman teman perempuannya. Mereka akan pergi setelah pulang sekolah.***
Bel pertanda pulang menggema. Semua murid mulai berhamburan meninggalkan area sekolah.
Termasuk Kelima sahabat itu dan di tambah Alfariq, Fazal dan Azraqi. Mereka berkumpul di parkiran. Mereka pun mulai berangkat dengan kendaraan masing masing. Raesha tentu dengan Alfariq, Razita dengan Fazal, Azraqi dengan Kirei, dan kebetulan Arsy membawa kendaraan sendiri, dan pergi dengan Putri.
Di sinilah mereka sekarang, di sebuah cafe yang cukup mewah. Mereka duduk di meja yang cukup besar.
Razita berpamitan pada teman-temanya untuk ke toilet, karena sedari tadi ia menahan buang air kecil. Razita mulai melangkah. Saat beberapa meter menuju toilet ia melihat seorang pria paruh baya yang sangat familiar baginya. Orang itu, orang yang membuat hati Ibunya hancur. Ada sedikit dendam yang terselip di hatinya saat berhubungan dengan orang itu. Ya, dia Ayahnya Razita. Razita hanya terdiam mematung melihat pemandangan itu. Tak lama ada seorang wanita cantik mengahampiri Ayahnya itu. Ia langsung merangkul tangan kanan Ayahnya itu dengan manja.
"Ayo sayang..."ucap wanita itu.
Hati Razita semakin terusik. Ia hanya menyaksikan kejadian itu di balik dinding menuju toilet. Hatinya teriris, lebih menyakitkan dari penyakit yang sedang di deritanya. Apa mungkin ayahnya itu menikah lagi. Tapi mengapa, ini terlalu cepat menurutnya. Baru kurang satu bulan Ayah dan Ibunya bercerai dan Ayahnya sudah mempunyai istri baru. Razita tersenyum getir.
Mereka mulai meninggalkan area toilet dan semakin berjalan mendekat ke arah Razita. Dengan sengaja, Razita tidak bersembunyi ataupun kabur dari pandangan Ayahnya. Malah yang di lakukan Razita mematung di tempatnya yang mungkin akan di lalui oleh Ayahnya. Ia sengaja ingin melihat reaksi Ayahnya saat melihat dirinya. Dan benar dugaannya Ayahnya melewati tempatnya berdiri, ia sempat melirik ke arah Razita dengan tatapan yang sulit di artikan. Razita mencoba tidak menggubris tatapan Ayahnya itu. Ia langsung berjalan ke arah toilet dan dengan sengaja menyenggol bahu istri baru Ayahnya itu dengan kasar. Ia tidak peduli jika Ayahnya akan memarahinya karena sikapnya.
Razita bisa merasakan Ayahnya memperhatikannya.
"Razita!!!"bentak suara keras yang di yakininya sebagai suara Ayahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Beauty And Uniqueness Of Friendship.
Teen FictionPersahabatan yang akan mengubah hidup. Persahabatan yang sangat menguntungkan satu sama lain. Mereka harus mengarungi bahtera persahabatan yang mereka jalani. Persahabatan yang membantu masalah sahabatnya.