Part 13

85 10 4
                                    

Alfariq sudah berada di depan gerbang rumah Raesha. Mereka akan berangkat bersama.
Raesha sudah siap dan langsung duduk di mobil Alfariq. Tidak ada pembicaraan selama di mobil. Mobil yang mereka tumpangi keluar dari area perumahan megah Raesha.

***
Raesha turun dari mobil Alfariq dan langsung menuju kelasnya tanpa menunggu Alfariq. Ia tidak berani bicara dengan Alfariq sekarang. Masih ada rasa malu yang menyelimuti dirinya.

Sementara Alfariq masih diam di mobilnya. Dan saat hendak keluar, ia melihat ponsel Raesha tergeletak di kursi penumpang yang tadi di duduki Raesha. Ia langsung keluar menuju ke kelas Raesha sebelum pergi ke kelasnya.

"Bisa panggilin Raesha?" ucap Alfariq kepada salah satu teman sekelas Raesha, saat sudah sampai di depan kelas Raesha.

"Bentar" jawab orang itu.

"Sha, ada Alfariq" ucapnya lagi.

"Gue males ketemu dia, malu, lo aja yah yang nemuin paling-paling mau ngasih ponsel gue yang ketinggalan di mobilny" ucap Raesha pada satu sahabatnya.

Bukannya Raesha yang datang malah orang yang berusaha Alfariq hindari. Ia di suruh Raesha untuk mengambil ponselnya.

"Kenapa lo yang dateng?" tanya Alfariq sinis. Sejak kejadian itu, Alfariq seolah acuh ke orang itu.

"Tadi Raesha nyuruh gue buat ambil ponselnya, lo kesini mau ngembaliin ponsel kan?" jawab dan tanya orang itu, dia terlihat heran.

Alfariq bukannya langsung memberikan ponsel Raesha, tapi ia malah masuk ke kelas Raesha dan memberikannya langsung.

"Loh, kok gak kamu kasih ke Arsy?" tanya Raesha saat ponselnya sudah ada dalam genggamannya.

"Gak" jawab Alfariq singkat, dan berlenggang pergi meninggalkan kelas X IPA 4.

Raesha sedikit jengkel melihat kelakuan Alfariq yang sedikit-sedikit berubah, macam orang PMS. Tiba-tiba ponsel yang di genggamnya sedikit bergetar dan ada sebuah pesan yang Alfariq kirim. Baru saja mau di buka, guru mata pelajaran jam pertama masuk. Raesha mengurungkan dulu niatnya dan memasukkan ponselnya kembali ke dalam laci mejanya.

Jam pelajaran berlangsung dengan efektif. Waktu istirahat sudah dimulai. Semua murid pasti sudah ada di kantin. Tapi, beda dengan Raesha, dia ingin tetap di kelas karena membawa bekal. Di kelas terasa sepi hanya ada dua orang yang sedang sibuk mengerjakan tugas. Raesha membuka bekal makanannya.
Ponsel Raesha bergetar agak lama menandakan ada panggilan masuk. Alfariq lah yang menghubunginya.

"Sha, kamu dimana? Aku udah nunggu di taman belakang" ucap Alfariq.

"Loh, emang kamu ngajak aku ketemuan di taman belakang yah?"

"Iya, coba lihat pesan yang tadi pagi aku kirim"

Raesha langsung membukanya dan bergegas pergi ke taman belakang sambil membawa tentengan bekalnya.

"Maaf yah nunggu lama" ucap Raesha saat sudah sampai di taman belakang.

"Gak papa, maaf juga ganggu" ucap Alfariq agak ragu.

"Kamu kenapa kok jadi canggung gini? Gara-gara kemarin kamu gombalin aku yah?" tebak Raesha sambil memasukkan makanannya ke dalam mulutnya.

"Gak kok, aku cuman mah ngomongin masalah ganjil dalam hubungan kita"

"Apa?"

"Salah satu sahabat kamu ada yang nembak aku"

"Ohok...ohok..." Raesha terbatuk karena tersedak oleh makanan yang sedang dimakannya. Alfariq dengan sigap langsung memberikan botol minuman yang Raesha bawa.

The Beauty And Uniqueness Of Friendship.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang