Part 12

65 12 0
                                    

Raesha tidak melanjutkan jalannya. Ia kembali pada Alfariq yang sudah memegang lengannya dengan erat.
Mereka langsung berhadapan.
Alfariq mulai membuka pembicaraan.

***
"Sha, kamu marah yah sama aku?" tanya Alfariq.

"Marah, gak kok emang kenapa?" jawab dan tanya Raesha balik.

"Tapi kok kamu gak mau waktu aku bilang mau jemput kamu, buat berangkat sekolah?"

"Emang iyah? Kapan ngajaknya?"

"Loh, kan semalem kita chatting"

"Masa sih perasaan dari semalem aku belum pegang hp"

"Loh terus kemarin aku chatting sama siapa, bener kok sama kamu, lihat nih" ucap Alfariq sambil menunjukkan ponselnya pada Raesha.

"Bang*at, si Arzan kampret" rutuk Raesha dalam hatinya. Ia sudah menduga jika Arzan yang membalas semua chat dari Alfariq.

"Maaf yah, kayaknya hp aku di bajak sepupu aku deh" ucap Raesha meminta maaf.

"Ya udah gak papa, masuk gih. Nanti pulang sekolah aku anterin" ucap Alfariq.

"Ya, bye"

***

Setelah tiba di kelas, Raesha langsung membanting tasnya sembarangan. Ia sudah terlalu muak menghadapi kelakuan Arzan. Padahal ia sudah dengan senang hati membantu Arzan melancarkan hubungan yang akan dijalani Arzan dengan calon pacarnya. Tapi, apa balasan yang Arzan berikan pada Raesha? Ia malah memdapat sesuatu yang membuatnya sangat kesal. Raesha menggebrak mejanya, melampiaskan amarahnya pada meja yang tidak bersalah. Semua murid yang ada di kelas itu, yang tadinya sedang mengobrol dengan gaduhnya, seketika berhenyi saat mendengar gebrakan meja Raesha. Mereka langsung menoleh ke arah Raesha. Dan tentu, Raesha yang menjadi pusat perhatian langsung salah tingkah saat semua pasang mata terarah padanya. Raesha langsung menundukan pandangannya. Ia langsung duduk tanpa berkata apapun dan melipat tangannya di atas meja dan menenggelamkan wajahnya di lipatan tangannya itu.

***
Selama pembelajaran berlangsung, Raesha sama sekali tidak menyimak apa yang semua guru pelajaran pada hari itu sampaikan. Ia lebih memikirkan Alfariq.
Sekarang Raesha dan Alfariq ada di parkiran sekolah. Mereka langsung pergi ke rumah Raesha. Di perjalanan mereka saling diam. Masih dengan pikirannya masing-masing. Raesha tengah memikirkan Alfariq, apakah dia bisa menerima maaf darinya akibat perbuatan Arzan?. Sedangkan Alfariq entah sedang memikirkan apa, apakah memikirkan Raesha atau yang lain, entahlah.

Motor milik Alfariq tiba di depan rumah Raesha. Seperti biasanya, mereka selalu mengobrol terlebih dahulu. Sekarang Alfariq akan memulai pembicaraannya.

"Sha" ucap Alfariq.

"Hmmm" jawab Raesha hanya dengan gumaman.

"Sha"ulang Alfariq.

"Apa"jawab Raesha kesal, karena Alfariq tak kunjung bicara.

"Makasih yah udah hadir di hidup aku"ucap Alfariq.

"Maksud kamu?" tanya Raeha bingung.

"Maksudnya, kamu itu hmm..." ucap Alfariq menggantung ucapannya.

"Kamu itu...apa?" beo Raesha.

"Kamu itu ibarat kunang-kunang di hidup aku"

"Aku gak ngerti"

"Jadi, kamu itu ibarat kunang-kunang. Yang jarang sekali terlihat. Namun sekalinya menampakan diri bisa menyinari hidup aku" gombal Alfariq.

Tanpa Raesha sadari, Alfariq melihat raut wajah Raesha yabg berubah drastis saat mendengar ucapannya. Ia tersenyum jahil saat melihatnya. Itulah hal yang paling Alfariq sukai dari Raesha. Ia paling suka melihat Raesha saat sedang blusshing. Ekspresinya itu loh, yang membuat Alfariq tidak bisa jauh-jauh dari Raesha barang sedetikpun. Ya, kecuali saat tidur. Gak mungkin, sangking tidak ingin jauh-jauh, Alfariq sampai nginep di rumah Raesha selamanya.

The Beauty And Uniqueness Of Friendship.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang