Part 25

54 2 0
                                    

Tae pov.

Pagi ini kusiapkan sarapan untuk Irene, dia masih tertidur. Aku menunggunya bangun disampingnya, kupandangi wajahnya. Dia sangat cantik, begitu baik, aku sangat menyukakinya, kurasa aku tidak bisa hidup jika aku sampai kehilangnnya. Irene bangun dan melihatku yang sudah berada disampingnya. Aku menatapnya dalam.

"kau sudah bangun?"

"nde,," Irene masih terlihat lesu.

Aku mencium keningnya

"ayo bangun, kita sarapan, aku sudah membawakanmu sarapan"

"gumawo, diluar brisik sekali"

"biarkan saja, apa kau masih mengantuk? Kau kelihatan lelah"

"annia.. aku hanya lemas, semalam kau terlalu bersemangat. Aku akan mandi dulu sebelum sarapan"

"kamar mandi ada disebelah lemari pakaian yang besar itu"

"vila namjoon sangat bagus. Bukankah ini kamar yeri?" Irene bertanya padaku

"nde, ini kamar adiknya, lebih bagus lagi rumahnya. Bukankah kau sering bersama yeri?"

"emh,, dia anak yang manis dan baik, walaupun masih sangat muda dia sudah begitu peduli. Aku sering mengadakan baktisosial dengannya"

"keluarga kim sangat baik.."

"Kau juga berasal dari keuarga kaya, tapi kau tidak pernah memilih milih teman. Tae,, apa kau malu memiliki kekasih sepertiku?" Irene tiba tiba menanyakan pertanyaan yang melukai hatiku

"kenapa aku harus malu?"

"karena aku hanya yeolja yatim piatu yang besar di panti asuhan dan hidup sendiri. Aku lebih tua darimu."

"kau bicara apa? Kau terbaik, aku tidak pernah malu. Kalau aku malu, untuk apa aku selallu membawamu tiap berkumpul dengan teman temanku, aku selalu mengikutimu di kampus, semua orang tau aku sangat menyukaimu" aku berusaha meyakinkan Irene

"kenapa kau tidak pernah mengenalkanku pada keluargamu secara resmi? Mereka hanya tau aku temanmu saat kau kecil dan tinggal dirumah nenekmu. Kapan kau akan membawaku kerumahmu?"

Deg, pertanyaan yang sangat sulit. Aku tak tau harus menjawab apa, aku tidak mungkin mengenalkan padda keluargaku sekarang. Mereka tidak akan senang jika aku berpacaran dengan wanita yang lebih tua dariku, aku masih harus menyelesaikan sekolahku dulu. Terlebih lagi keluargaku sangat memperhitungkan garis keturunan, Irene saja tidak tau apa orang tuanya masih hidup atau tidak.

Aku berusaha mengalihkan pembicaraan

"sudahlah, kau mandi saja. Kau akan lebih segar, kita sarapan lalu keluar bersama yang lain"

Irene menuriti perintahku. Dia segera mauk kamar mandi. Setelah dia selesai mandi, kami menikmati sarapan bersama. Aku baru ingat jika aku belum mandi, aku memutuskan untuk mandi.

Aku keluar dari kamar mandi dan melihat Irene sedang menyisir rambutnya, dia terlihat begitu cantik. Ah,, beruntungnya aku memiliki kekasih sepertinya, begitu cantik dan penurut. Aku ingin mengajaknya berolahraga pagi.

-

"apa kau lelah?" aku bertanya Irene sambil membetulkan selimut yang menuupi tubuhnya

"umh.. gumawo tae. Sepertinya sudah sepi sekali di luar, apa teman temanmu sudah pergi?" aku senang mendengar Irene mengatakan terimakasih padaku, aku mengecup bibirnya 1x

"kurasa sudah. Kau ingin mandi lagi?"

"aku ingin mandi, ayo kita mandi lagi"

-

Selesai mandi kami memutuskan untuk keluar kamar, suasana sudah sangat sepi hanya ada ahjuma yang sedang membereskan meja makan dan suara seseorang tertawa di atas. Aku dan Irene menonton tv di ruang tengah, tak lama kemudia aku melihat namjoon hyung turun bersama yerin.

"oh hyung, kalian mau kemana" aku bertanya pada namjoon hyung

"tae kita mau pergi jalan jalan, kau tidak ikut ke pantai?"

"tidak, aku ketinggalan. Kau mau kemana, tidak mengajakku dan Irene ?"

"hehe, mianhe tae, tiketnya hanya 2. Aku pergi dulu ya"

"apa mereka berpacaran?" Irene bertanya padaku

"mola, aku tidak tau. Memang kenapa?"

"mereka sangat manis"

"kau lebih manis lagi :v" aku menggoda Irene dan diha hanya tersenyum.

"mereka akan pergi kemana? Haruskah kita ikut? Tae aku bosan. Ayo ikuti mereka saja diam diam" Irene mengajakku mengikuti yerin dan namjoon hyung

Akhirnya kami memutuskan untuk pergi mengikuti mereka.

LostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang