Bagian 19

59 4 0
                                    

Tae pov.

Aku membuka mataku pagi ini, kulihat wanita yang sangat ku cintai masih tertidur di sampingku. Aku memutuskan untuk bangun terlebih dahulu dan menyiapkan sarapan untuknya.. setelah sarapan siap, aku membangunkannya

"honey, bangunlah.. sudah pagi, kau harus ke kampus.."

"nde,, biarkan aku menciummu" Irene menciumku, senang sekali pagi pagi tambah semangat.

"tae, haruskah kita menikah?"

"hah?"

"kita harus menikah, apa jadinya jika orang tuamu tau kita sudah tinggal bersama?"

"tapi aku masih kuliah, dan aku belum bekerja"

"aku akan membayar keperluan rumah tangga, kau selesaikan kuliah"

"bukankah aku masih terlalu muda untuk menikah sekarang?"

"tae, kau bandingkan denganku, aku sudah cukup umur untuk menikah. Lagi pula kita selalu bersama, kita bahkan sekarang sudah tinggal bersama"

"aku akan menikahimu, tapi bukan sekarang. Habiskan sarapanmu, aku tunggu di luar"

-

Apakah aku menyakiti perasaannya dengan berkata sepertiitu? Tuhan,, bagaimana, aku belum siap menikah tapi aku juga tidak mau kehilangan dia. Seperti biasa, aku mengantarnya ke kampus menggunakan sepeda motorku. Dia hanya diamsaja ku boncengkan, sampai di kampus dia bahkan tidak berpamitan denganku. Aku akan turun dan pergi ke kantin saja. Kali ini aku butuh teman untuk diajak curhat, siapa ya? Oh, jimin.. aku akan menemuinya

-

Sampai dirumah jimin

"hey tae, kau kenapa? Kau terlihat tidak baik"

"Irene memintaku menikahinya"

"ommo,, lalu bagaimana?"

"kurasa aku sudah menyakti hatinya, aku mengatakan tidak untuk sekarang, tapi aku pasti akan menikahinya"

"kau sudah tinggal bersamanya sekarang tae, apa jadinya kalo orang tuamu tau? Irene unni tidak memiliki orang tua, hanya kau yang bisa diharapkan, bukankah dia juga tidak memiliki saudara?"

"nde, maka dari itu jim, aku bingung. Aku masih kuliah dan belum berpenghasilan. Dia berkata jika dia yang akan membiyayai semuanya"

"kau sudah melakukan semuanya dengan Irene?"

"apa yang kau pikirkan? Aku sudah tinggal dengannya, mau apa lagi?"

"wah tae, kau harus berhati-hati. Salah sedikit kau bisa menghamilinya, hahaha"

"mola jim.." tae sangat lemas hingga dia tertidur dirumah jimin

-

"jam berapa sekarang jim? "

"jam 3 tae,, kau mau pulang? Kau mau bersama Irene?" jimin menggoda tae dengan mengkedip kedipkan matanya

"heh,, apa sih. Aku akan menjemput Irene di kampus lalu pulang. Dasar kau hanya itu saja yang kau pikirkan"

"kau tidur lama sekali, pasti tadi malamkau kelelahan bersamanya kan? Hahaha.. wah, apakah Irene sama dengan seulgi? Aku pernah bersamanya tapi dia tidak pernah puas denganku"

"apa maksudmu jim? Kau jangan meledekku"

"aku tau tae, sangat menyenangkan. Aku putus dengan seulgi karena dia sudah tak nyaman denganku, aku tak pernah memuaskannya. Sekarang aku menjomblo, kau ada teman wanita lain tidak? Yang sexy, kuat dan sama sepertiku.. aku benar benar kesepian akhir akhir ini"

"kenapa kau curhat? Ah sudah lah, slah aku membicarakan ini denganmu. Aku pergi dulu"

"yak tae.. kau harus selalu waspada dan melihat tanggalan, atau kau bisa meminta ramuan ajaibku.. ahahaha" jimin berteriak sambil menyaksikan tae tae yang sudah pergi meninggalkan apartemennya.

Tae berjalan pikirannya saat ini kosong.. dia tak tau akan mengatakan apa nanti jika bertemu Irene, akankah dia membahas masalah pernikahan, atau dibiarkan saja anggap tidak pernah terjadi sesuatu dan tetap bahagia.

LostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang