.
.
.
.
.
"sejujurnya aku menyukai hanbin" jennie tertunduk malu dan kembali meneguk bir yang ia pegang.
"sejak 2 tahun aku menjadi trainee di YG" lanjut jennie.
"HAH? HANBIN? KIM HANBIN?HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA, kau serius?" Lisa tertawa terbahak bahak.
Rose jennie jisoo saling berpandangan.
"kenapa kau tertawa? Apanya yang lucu?" jisoo menatap lisa bingung.
"tidak, hanya saja, dia kan bodoh" lisa kembali tertawa kecil.
"bodoh? Kau sebut hanbin bodoh? Dia bahkan dikagumi oleh semua trainee di YG" rose menatap lisa heran.
"hey, hanya karena kau dekat dengannya bukan berarti kau berhak memanggilnya bodoh" jisoo menimpali.
"tapi, kenapa kau menyebutnya bodoh?" jennie menatap lisa menatap lisa penasaran.
"kau tidak tahu seberapa bodohnya dia, dia bahkan tidak tau apa apa tentang cinta." Lisa terkekeh dan meneguk birnya sekaligus.
"pasti menyenangkan jadi kau" jennie meneguk birnya lagi
Lisa menatap jennie bingung.
"kau dekat dengannya bukan?" jennie kembali meneguk birnya.
"kau iri pada hidupku hanya karena itu? Aigoo" lisa terkekeh
"bisakah kau bantu aku dekat dengannya?" jennie kembali menatap lisa penuh harap.
"tentu saja,kenapa tidak?" lisa membuka kaleng bir yang baru dan meneguknya.
"Ah.... Lisaaa apakah kau bisa membantuku dekat dengan ko junhoe juga?" Rose menghela nafas dan berbaring di lantai.
"haish, aku bukan biro jodoh"
lisa beranjak dari tempat duduknya dan mengambil segelas air putih.
"diantara kita, kau yang paling dekat dengan semua member ikon" jisoo menyenderkan kepalanya ke tembok.
"eonnie, kau bahkan sudah beberapa kali shooting dengan ikon, lebih pantas kau yang disebut dekat dengan ikon"
Lisa menggerutu dan kembali duduk di sebelah sahabat sahabatnya dengan tangan memeluk botol air minum.
"hey, kau bahkan sudah sangat dekat dengan member ikon sampai aku kira kau adalah member ke 8 ikon" jisoo membalas perkataan lisa.
"ayolahhh bantu kita" rose memelas menatap lisa, yang di ikuti anggukan ke 3 sahabatnya.
Lisa memutar kedua bola matanya.
"kau juga ingin aku dekatkan dengan bobby oppa?'
lisa mendelik kearah jisoo.
Jisoo tersipu malu, kedua pipinya memerah.
"baiklah aku akan membantu kalian semampuku" ucap lisa pasrah kemudian dia kembali meneguk air putih yang berada di pelukannya.
"aaa.... Uri maknae, kau memang maknae paling baik sejagat raya" ketiga sahabatnya itu tersenyum dan memeluk lisa bersamaan.
"sudah, sudah, tak usah memelukku seperti itu, aku gerah"
Lisa melepas pelukan sahabat sahabatnya itu.
"apa kau jual mahal sekarang? Biasanya kau yang sering memeluk kita"
Jennie jisoo rose protes secara bersamaan.
Lisa meninggalkan ruang tengah dan berjalan masuk ke kamarnya.
Sejujurnya ada rasa sesak di dadaku ketika mendengar jennie mengaku bahwa dia menyukai hanbin, sesak, sangat sesak. Tapi aku harus bagaimana? Aku tidak punya pilihan lain selain tertawa. Aku juga menyukai hanbin, sejak pertama kali bertemu dengannya. Tetapi aku tidak punya pilihan lain selain menyembunyikannya, karena aku tahu bahwa jennie juga menyukainya. Aku tahu jennie sudah menyukai hanbin sejak lama, terlihat dari sorot matanya saat dia menatap hanbin. Terlihat Jelas sangat jelas. Aku tidak bisa menyakiti hati jennie, dia rekanku, dan dia juga sahabat baikku. Mungkin ini akhir dari cinta pertamaku. Mungkin ini saatnya aku berhenti.
.
.
.
.
Maaf ini pertama kalinya aku nulis.
mohon di support.
YOU ARE READING
its called "LOVE"
Teen Fictioni dont know why, i'm in love with hanlice. i'm not the kind of person who likes to match my bias with other people. but this time is different. there is a difficult sense to understand why I can afford to shipping them. hanlice fanfic indonesia