Eight

314 35 5
                                    

Tok tok tok
Seorang pria mengetuk pintu practice blackpink yang terbuka.

"Ya?" Jisoo melihat kearah pintu yang di ikuti ke tiga wanita lainnya.

"Lisa?" tanya pria itu

jennie dan lisa saling bertatapan canggung.

"Ada apa?" lisa menghampiri pria itu.

"ikut aku" pria itu menarik tangan lisa.

ketiga wanita itu saling berpandangan, menerka nerka apa yang akan dibicirakan keduanya.

🎵🎵🎵

"Kenapa?" tanya lisa datar

"Maafkan aku" hanbin kini menatap mata cokelat lisa.

"Untuk apa? kau tidak berbuat salah padaku" Kini lisa mengalihkan pandangannya canggung.

"Maafkan aku lisa ya, maaf aku telah membuat sahabatmu menangis malam itu" Hanbin kini menampakkan raut wajah frustasi.

Lisa menghela nafas.

"Jika kau tidak menyukainya,  setidaknya tidak perlu membuatnya menangis"

"Ya,  aku tau.  aku minta maaf.  Aku tidak bermaksud membuatnya menangis.  dia nangis dengan sendirinya"
Hanbin memegang tangan lisa.

"Setidaknya kau harus minta maaf pada jennie eonnie. " lisa menatap hanbin dalam dalam.

"Aku akan minta maaf padanya,  tapi kau tidak marah lagi kan?"  kini hanbin sedikit tersenyum.

"Siapa yang marah?  aku tidak marah."

"Tapi kenapa kau menjauhiku?"

"Menjauhi?  kau yang menjauh.  sehabis malam itu kau bahkan tidak berbicara apapun padaku. dan besoknya kau hanya menatapku datar. Aku kira kau marah padaku karena aku sengaja meninggalkan kalian di restaurant itu" tutur lisa panjang lebar dan mengerutkan keningnya.

"Benarkah?  aku terlalu gugup.  aku takut kau akan memakiku karena membuat sahabatmu menangis" jawab hanbin polos

"Tentu saja!  tadinya aku ingin memakimu setelah kejadian itu. Tapi pagi itu kau terlihat marah padaku.  jadi aku mengurungkan niatku" jelas lisa sedikit menggertakan giginya gemas.

"Jadi selama ini kau mengira aku marah dan aku mengira kau marah? omong kosong apa ini?"hanbin terkekeh.

"Ya kurang lebih seperti itu. Ah pokoknya kau tetap harus minta maaf kepada jennie eonnie!" tegas lisa kini telunjuknya mendekat kearah wajah hanbin.

"Iya,  tapi apa kau tidak penasaran mengapa aku menolaknya?" Hanbin mendelik.

"Tidak,  itu bukan urusanku" jawab lisa datar

Sebenarnya aku sangat ingin tahu,  mengapa jennie yang sangat perfect dia tolak mentah mentah. Bahkan membuatnya menangis!  apakah itu masuk akal?  jennie saja ditolak apalagi aku?!

"benarkah?  sepertinya otak mu sangat penasaran" goda hanbin.

"Tidak!  sudah sana pergi.  aku harus latihan lagi"

lisa melangkah meninggalkan hanbin, tapi tangannya ditarik oleh hanbin. Kini lisa berada di pelukan pria tampan itu.

"Hei!  apa yang kau lakukan!" lisa membulatkan matanya kaget.

"Sebentar saja,  tetap seperti ini" kini hanbin mengeratkan pelukannya.

"Ini koridor!  bagaimana jika ada orang yang melihat dan salah faham?" lisa berbisik karena tubuhnya dengan tubuh hanbin sudah tidak ada jarak lagi.

"Hmm" seseorang berdeham

Hanbin melepas pelukan lisa.

"Oppa? Kau mau bertemu jennie eonnie? ayo!" lisa sedikit tergagap dan tiba tiba mengalihkan perhatian jaewon.

Jaewon hanya tersenyum geli melihat lisa yang malu.

Hanbin hanya diam,  dia malu dengan jaewon.

"Jadi kau sudah mulai bergerak?" Jaewon berbisik ditelinga hanbin.

belum sempat hanbin menjawab, jaewon sudah pergi karena di tarik lisa masuk kedalam ruang practice.

Aish kenapa dia harus merusak moment ini! Sial!
.
.
.
.
"Oh jaewon oppa?" Jennie melihat lisa yang menyeret jaewon kedalam ruang practice.

"여러분! (Yeoreobun : semuanya)  Mari kita keluar!" Lisa kini menarik jisoo dan rose yang sedang kebingungan keluar ruang practice.

"Ya lalisa!  kau mau kemana? jangan tinggalkan aku" jennie berteriak.

Lisa menutup pintu practice rapat.

"ada apa sih?" jisoo melepaskan tangannya dari lisa

"Beri mereka ruang,  ada yang harus mereka bicarakan" Lisa menjelaskan.

"Apa sekarang jennie dengan jaewon? Heol! secepat itu? wah daebak!" jisoo terkaget kaget.

"Aku kapan seperti itu" rose sedikit berteriak

"Ya!  berisik! " jisoo menutup mulut rose.

"Aku iri!!"  rose cemberut.

Tepat setelah rose selesai berbicara,  june menghampiri ketiga wanita itu.

"Mau makan siang bersama? Menu di cafeteria hari ini daging sapi"

"Huh?  eh? bagaimana ya.. " rose tergagap

"June, langsung tarik saja dia!"  Lisa terkekeh melihat rose yang salah tingkah

"Baiklah, Ayo" june menggenggam tangan rose

"Hati hati dilihat sajangnim kau akan di pecat" jisoo sedikit berteriak mengejek.

"Apa kita harus makan berdua?" jisoo menatap lisa

"Kaja!" lisa dan jisoo saling bergandengan.
.
.
.
"Lalisa!"

Lisa menoleh ke sunber suara bingung.

"Boleh aku bergabung disini?" tanya bobby kepada jisoo dan lisa.

"Wae geurae?  biasanya kau selalu melakukan hal sesukamu" Kini lisa fokus lagi dengan makanannya.

"Ya lalisa!  hari ini jadwal ikon kosong,  temani aku main di arcade ya?  kau kemarin belum bertanding denganku!" Bobby mengabaikan ucapan lisa tadi.

"Oke!  jisoo eonnie kau ikut ya?! " lisa sedikit memaksa dan memberi wink pada eonnienya.

"Huh?  baiklah"  jawab jisoo

Sebenarnya hati jisoo berbunga bungaDia ingin berterimakasih pada lisa,  karena berkatnya dia bisa bermain bersama bobby.

Bobby hanya melirik lisa sekilasbukan ini rencana awalnya. Rencana awal dia akan bermain dengan lisa berduaTapi mau bagaimana lagitidak mungkin bobby bilang tidak boleh.

"Jika aku menang,  kali ini kau harus mengabulkan 3 permintaanku!" kini bobby melirik lisa.

"Siapa takut! jika aku yang menang kau juga harus mengabulkan 3 permintaanku!" nada bicara lisa kini menantang.

"Deal" keduanya bersalaman tanda kesepakatan.

jisoo yang melihat hanya tersenyum geli.

kisah percintaan ini sedikit rumit. Cinta segienam?  segitujuh? aku tak tahu apa judulnya.  yang jelas jika bicara cinta tak akan ada habisnya.  Dia membuat persoalan mudah menjadi benar benar sulit.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
I'm back.
Hanlice berkibar.

its called "LOVE"Where stories live. Discover now