Potongan #3

147 5 2
                                    

Masa lalu akan terus mencari sela untuk masuk, tak peduli seberapa berusaha kita menghapusnya. Dan memori terus tersimpan, kemudian akan kembali datang dengan waktu yang tidak di tentukan oleh siapapun.

Pagi ini Soren tiba dirumah Alfa lebih cepat, karena dia tau bahwa Alfa sering sekali kesiangan. Tempat tinggal Alfa berada di Sektor 9, tak begitu jauh dari tempat tinggal Soren.

"Kenapa bawel banget sih, pagi pagi udah teriak teriak aja" Kata Alfa menggerutu setelah membukakan pintu untuk Soren.

"Loh, kamu yang suruh aku kesini biar ga kesiangan, kok malah di omelin" Soren ikut menggerutu sambil menggaruk kepalanya.

"Oh iya, maaf ya Ren aku lupa. Tapi baguslah kamu datang, jadi gak berlanjut"

"Hah? Berlanjut apanya?" Soren bertanya kebingungan.

"Udah lupain aja, bentar ya aku mau mandi dulu" Kata Alfa sambil beranjak mengambil handuk lalu menuju ke kamar mandinya.

"Lah ditinggal, ngomong apa sih dia" Kata Soren masih memasang wajah kebingungan, tidak mengerti apa yang di katakan Alfa. Kemudian dia beranjak keruang depan dan duduk menunggu Alfa.

Setelah selesai mandi dan memakai baju, sepatu, dan kaca matanya. Kemudian merapihkan tempat tidur dan Alfa segera beranjak ke ruang depan mengahampiri Soren.

"Lama banget mandinya Al, ngapain dulu?"

"Komentar mulu, ayo buruan jalan, laper nih" Jawab Alfa sambil mengambil kunci dari laci di bawah televisi.

Kemudian mereka berjalan keluar, bersiap siap berangkat, dan Alfa segera mengunci pintu rumahnya.

20 menit berlalu, mereka telah sampai di Cafe and Resto yang tidak jauh dari rumah Alfa.

"Selamat pagi pak bos" sapa perempuan muda berseragam pelayan sambil tersenyum.

"Selamat pagi juga Fanny. Tapi sudah aku bilang kan jangan panggil aku pak bos, panggil mas atau kak aja sih, aku kan masih muda tau" kata Alfa sambil tersenyum sebal.

"Maaf mas bos saya lupa" Jawab pelayan tersebut.

"Gak usah pake bos juga, mas aja, haduh" Alfa menggelengkan kepalanya.

"Orang baru ya?" Tanya Soren kepada Alfa.

Alfa pun mengangguk. Soren tertawa, dan kemudian meledek Alfa.

"Ayo makan pak bos, laper nih haha"

"Ini anak. Udah bosen ngeliat matahari ya Ren?" Kata Alfa makin sebal.

Lalu mereka berdua berjalan menuju meja makan Cafe dan Soren masih saja menertawai dan meledek Alfa.

Cafe and Resto ini milik Alfa, bisnis yang di bangun sejak dia masih duduk di bangku Universitas, tempat yang sudah berdiri selama 5 tahun ini selalu ramai di datangi pengunjung dari kalangan menengah ke atas. Pasang surut telah terjadi di tempat ini. Tapi Alfa tak pernah menyerah mempertahankan bisnis pertamanya.

Mereka duduk di pojok Cafe, tempat yang tenang dan tidak terlalu banyak tamu yang datang pagi ini. Di tambah music classic dan design minimalis membuat mereka lebih bisa leluasa berbicara satu sama lain dengan nyaman.

"Saya mau Nasi Goreng Ayam satu dan Earl Grey Tea, panas ya" Alfa berbicara pada pelayan.

"Kalau saya Pancake sama minumnya mau Ice Chocolate" Kata Soren menyusul pembicaraan Alfa.

"Siap Mas" Kata Pelayan sambil mencatat semua pesanannya dan kemudian bergegas menuju dapur untuk memberitahukan pesanan kepada rekan kerjanya.

"Al, seminggu lagi kamu ulang tahun kan? mau bikin acara dimana?" Tanya Soren pada Alfa.

Seminggu lagi tanggal 30 November dan itu adalah Ulang Tahun Alfa. Tapi entah mengapa Soren yang selalu mengingatkan. Seperti Alfa tak pernah peduli akan ulang tahunnya sendiri.

"Oh iya ya, belum kepikiran sih mau diadain acara apa enggak. Paling kalau ada pun, dirumah aja kayak biasa"

"Lagian ga ada spesial nya juga, malah aku makin tua dan umurku berkurang. Malah jadi sakit kepala kalau di pikir pikir" Kata Alfa menyambung perkataannya.

"Jangan sedih gitu dong, kalau di inget inget, berapa umurmu sekarang ya, 25 tahun kalau ga salah. Ulang tahun ke 25 dan 25 tahun juga belum pernah pacaran. Wah wah sedih banget sih hidupmu Al" Soren kembali meledek sambil tersenyum tipis dan melirik pada Alfa sambil menyipitkan kedua matanya.

"Ctuk!" Sebuah benda mengenai kepala Soren. "Kamu ini bener bener gamau lihat matahari lagi ya Ren?" Alfa memukul kepala Soren sambil menggerutu.

"Aduh Al, sakit tau. Kepalaku bisa bocor nih"

Alfa bangun dari tempat duduknya dan kemudian menyeret kursinya kedekat Soren, melihat kepala Soren sebentar lalu kembali duduk ke kursinya yang telah di seret dan berteriak.

"Hoy, Soren kamu ini benar benar ya! Ini kan cuman sendok plastik!"

MONOKROMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang