chapter-3

4.3K 196 2
                                    

Hari telah berganti dan Aarletta harus kembali bersiap-siap untuk sekolah dan ketika semua telah siap Arletta mulai menyalahkan mobilnya dan melaju menuju sekolah

Sayangnya Arletta terjebak macet, karna jalanan jakarta yang begitu padat membuat Arletta harus terlambat

Saat sampai disekolah namun gerbang sudah tertutup Arletta memohon untuk dibukakan gerbang oleh satpam

"Pak tolonglah, saya cuma terlambat setengah jam. Bapak taukan jalanan jakarta yang sangat macet dan padat," ujarnya memohon

"Maaf ya dek, udah aturannya gini kalo yang sudah terlambat. Adek pulang saja," balas satpam itu dengan tegas

"Pak saya mohon banget, saya rela deh dihukum asal saya masuk sekolah," usahanya yang terus meminta belas kasihan kepadanya

Saat Arletta sedang memohon tiba-tiba saja guru BP datang, ya siapa lagi kalo bukan Pak Andre

"Pak, bukain aja gerbangnya, nanti saya yang urus," ujar Pak Andre kepada Pak Satpam

Dengan ragu Pak Satpam membukakan gerbang untuk Arletta

"Letta sebelum masuk kelas ke kantor dulu ya," ucapnya kemudian pergi

Letta hanya bengong menatap Pak Andre seperti Pahlawan kesiangan yang sudah mau menolongnya

"Dek, mau masuk ga? Malah bengong aja. Cepet nanti bapak tutup lagi nih gerbang," ucap Pak Satpam yang bingung melihat sikap Arletta yang hanya berdiam diri

"Eh iya pa maaf," balasnya kemudian memasukkan mobilnya ke kawasan parkiran sekolah

Setelah selesai memarkirkan mobilnya Arletta langsung berjalan menuju kantor untuk menemui Pak Andre

Jantung Arletta yang berdegup begitu kencang sambil memikirkan hal-hal aneh yang terlintas dalam otaknya

"Aduh baik bgt sih tuh guru, apa karena gua cantik ya haha," gerutunya sambil senyum-senyum

"Ah yaudahlah bodoamat yg penting gua bisa masuk ," Ucapnya

Arletta yang bingung antara fikiran dan perasaannya, karena sepertinya ia tak pernah merasakan hal aneh dalam dirinya

"Apa jangan-jangan dia cinta lagi sama gua haha. Eh apa? Jatuh cinta? Ah rasanya seperti kupu-kupu berterbangan dalam tubuh yang terus membuatku tersenyum sepanjang hari," haha ngomong apaan si gue

"Tapi apakah benar ia mencintaiku? Atau ia hanya kagum saja? Ah yasudahlah biarkan waktu yang menjawab semuanya wkwk anjir jadi puitis gini"

Setelah beradu konflik antara perasaan dan otaknya Arletta sampai di kantor dan segera menemui Pak Andre

"Maaf pa, ada apa saya dipanggil? Saya mau dihukum ya pa? Saya siap ko pak dihukum apa aja dan sebelumnya terimakasih sudah mau nolong saya," ucapnya mengebu-gebu karna salting

"Kamu kenapa sih Lett? Nggk ko, bapak ga hukum kamu, bapak cuma mau nyuruh kamu buat rapihin perpustakaan aja," ujarnya yang aneh melihat sikap Arletta

"Eh iya pa, tapi sama aja saya kaya dihukum. Tapi saya siap ko pa," ucapnya yang terus memperhatikan bola mata Pa Andre yang begitu indah untuk dipandang

"Yasudah, kamu boleh kekelas. Selesai sekolah kamu rapihkan perpus," ujarnya

"Eh iya pa makasih ya," ucapnya yang terus memperhatikan sesosok pangeran dihadapannya

Saat berjalan menuju kelas Arletta terus menggerutu karena kesal ternyata ia diberi hukuman

"kirain gue bakalan dibebasin eh ga taunya dihukum-hukum juga, pdhl tadikan gue cuma spik babik doang bilang rela dihukum?," gerutunya sepanjang jalan

"Eh ada bunga, Bunga-bunga terus bertebaran sepanjang jalan, seperti inikah indahnya? Apakah ini rasanya? Sepertinya benar, memeng begini rasanya, eh gua ngomong apaan si mengapa jadi quotes bgt ucapan gua haha" ucapnya tak sadar

"yaudahlah yang penting gue bisa masuk kelas hehe, " ucapnya lagi

Arletta yang terus senyum sepanjang jalan dan mulai masuk ke kelas karna pelajaran telah dimulai dari satu jam yang lalu

"Permisi bu, maaf saya terlambat. Tadi saya dipanggil dulu ke kantor," ucapnya yang membuat seuasana terhening

"Iyah, langsung aja duduk dan keluarkan bukunya," ujar guru itu dengan bijak

"Iyah bu, terimakasih," Arletta yang kemudian duduk dengan penuh semangat dan senyuman

"Wey lett, lu kenapa deh? Seneng amat kayanya hari ini?," ucap Elsa yang aneh melihat gerak gerik Arletta

"gue ga kenapa-kenapa ko, udah lu ah belajar tuh ada guru juga ngajak ngobrol aja lu," ujar Letta dengan pelan

"Yehh kocak dasar," ucapnya kemudian kembali fokus pada pelajaran

Waktu terus berjalan, dengan semangat Arletta mengikuti pelajaran demi pelajaran dengan senyuman lebar yang terus tertempel diwajahnya

***

Bel pulang pun telah berbunyi dan Arletta segera menuju ke perpustakaan untuk merapihkan perpus akibat ia terlambat

Ada rasa kesal tapi tak benci karna telah diberikan hukuman yang cukup lumayan

Bagaimana bisa ia marah pada orang yang memperbolehkannya masuk kelas haha

Tak sengaja ia memikirkan bagimana bisa ia bertabrakan dengan Alex kemarin, sehari tak bertemu rasanya berat.

Jatuh cinta pada pandang pertama, pada saat dia telah melihat matanya yang bikin meleleh, dan pada saat dia berada dimimpinya

Orang yang membuat pikirannya terus tertuju kepadanya

Jatuh? Cinta? Ya itu memanglah keindahan dunia tersendiri

Saat sampai diperpustakaan, Alex telah menunggunya, tak pernah terfikiran oleh Arletta bahwa ia akan ditemani Alex

Menurutnya ia akan merapihkannya sendiri tanpa ditemani siapapun, tapi nyatanya dia ditemani oleh Alex

"Loh kaka ko disini?," tanya Arletta

"Gausah ke GRan, gue itu mau ambil buku bukan mau nemenin lo" ujarnya kemudian duduk dan membaca buku

"Jutek bgt sih ka, " Ucapnya pelan namun ternyata Alex mendengarnya

"Gue denger gaush banyak ngomong, kerjain aja hukuman lo, " Ucapnya yang tetap fokus pada buku

"Mimpi apa gue, rasanya ingin ku hentikan dunia sekarang, saat seperti ini, saat berdua bersamanya" ucapnya dalam hati

Fikiran Arletta pun tak bisa dikondisikan betapa bahagianya dia, ini adalah hukuman yang paling indah menurutnya rasanya ingin terus melama-lamakan pekerjaannya

Namun rasanya tugas itu berjalan demgan sangat cepat

"Akhirnya selesai juga," ucap Arletta yang terus memandangi Alex namun Alex masih tetap fokus pada bukunya

"Ka saya duluan ya, permisi" ucap Letta yang kemudian pergi

Namun Alex tak memperdulikannya

"Ah sumpah Ka Alex keren abis tapi sayang dia cuek bgt tapi bakal gue perjuangin pokonya haha,"

"Apakah gue sedang bermimpi? Ah rasanya tidak, karena ini sangat jelas"

Teruslah Arletta memikirkan kata-kata yang terus melintas diotaknya

Arletta langsung melajukannya mobilnya menuju rumahnya

***

Ayo terus ikuti ya

Vote&comment 😊

Make You Be MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang