Dua hari lewat, The Kings minus Aaron berhasil mendapatkan informasi yang mereka inginkan. Daverick kini tengah bersiap-siap untuk berangkat menuju ke lokasi yang dijadikan arena balap oleh mereka
"Udah siap?" Tanya Ren
Nathan, Lean dan Dario mengangguk. Daverick sendiri sedang duduk manis di balik mobilnya dengan tenang. Kemeja hitam yang dia pakai membuatnya tampak lebih mempesona di bandingkan dengan biasanya
"Ayo berangkat..." Ajak Daverick
Mereka semua menyalakan mesin mobil mereka dan menikmati angin malam di sepanjang perjalanan mereka. Satu hal yang mereka tahu, pertandingan kali ini disiarkan oleh anak buah Tameolith ke seluruh Kanzpia melalui internet. Daverick melirik ke arah kursi di sebelahnya sesekali. Dia menyembunyikan sejumlah uang untuk taruhan disana dan juga sebuah pisau kecil untuk berjaga-jaga
Saat mereka sampai geng Tameolith sudah menunggu mereka dengan santai. Daverick keluar dari mobilnya
"Berani juga lo dateng kesini. Gue pikir lo takut" sindir ketua Tameolith
Daverick hanya diam saja
"Oh iya, gimana rasanya ditantang langsung ke sekolah lo? Seru gak?"
Daverick masih diam
"Lo segitu takutnya sama kita sampe diam begini?! Hahaha..." Tawa ketua Tameolith begitu mengejek Daverick cs
"Kalo lo lupa..." Ujar Daverick tenang
"Anak buah lo aja kalah ngelawan gue sama Io waktu itu" lanjutnya
Ketua Tameolith langsung menarik kerah kemeja hitam milik Daverick. Dia mencengkram kemeja itu dengan kencang. Daverick tersenyum tipis atau lebih bisa disebut menyeringai. Daverick menunjukan gulungan uang miliknya kepada mereka
"Taruhan malam ini" ujar Daverick santai
"Hm?" Ketua Tameolith menatap Daverick dan uang di tangan Daverick
"Okey kita tanding malam ini Luce. Jangan harap lo bisa menang!"
"Hn..." Daverick mendengus pelan
Daverick berdiri di dekat mobilnya
"Rules..." Ujar ketua Tameolith
"Estafet race..."
"Kedua, gak ada peraturan lain alias bebas"
"Fine..."ujar Daverick singkat saat mereka mendengar peraturan dari ketua Tameolith
Daverick kembali ke kelompoknya. Daverick memanggil mereka dengan nama panggilan bukan nama asli bahkan Daverick saja sampai memakai soflens hitam agar mereka semua tidak mengetahui siapa dirinya. Daverick tidak pernah membawa nama keluarganya saat turun ke jalan
"Luce, lo yakin mereka gak tahu siapa kita? Lo tahu kan mereka udah ngeliat warna mata lo" bisik Dario
"Mereka liat tapi gak dari deket kan?" Ujar Daverick
Dario hanya menghela napas. Dirinya selalu kalah jika berdebat dengan Daverick
"Atha" panggil Daverick pada Nathan
"Hm?"
"Lo yang kedua"
"Okey"
"Ren.."
"Hm?"
"Ketiga"
"Sip"
"L"
"Pertama"
"Beres"
"Io keempat dan gue terakhir"
"Hn"
Daverick mengangguk. Dia memang sengaja menempatkan dirinya terakhir. Dia tahu kalau Tameolith selalu berbuat apapun demi bisa menang. Daverick hanya ingin memastikan keempat temannya selamat dari rencana licik Tameolith. Menjadikan dirinya yang terakhir tentu saja bukan tanpa alasan, Tameolith selalu berbuat seenaknya pada pemain terakhir karna pemain terakhir adalah penentu kemenangan
Daverick masuk ke dalam mobilnya. Getar di ponselnnya membuat dia memeriksa ponselnya sambil menunggu gilirannya. Sebuah pesan berisi omelan dari Erika membuatnya tersenyum. Tak lama sebuah panggilan masuk menarik perhatiannya
"Dad?" Gumamnya
Daverick langsung saja mengangkat panggilan itu dengan earphone-nya
"Kenapa dad?" Tanya Daverick langsung
"Dimana kamu?"
"Sedang main"
"Dimana?"
"Di tempat yang ramai dan menyejukan"
"Aku serius"
"Aku juga serius dad... Lagi pula seluruh internet menyiarkan ini, apa dad tidak lihat?"
Rayzen terdiam tidak membalas, sejujurnya dia tengah melihat siaran itu bahkan dia memilih beberapa orang untuk mengawasi putranya dan memvideokan secara live apa yang sedang Daverick lakukan. Rayzen juga sedang melihat Daverick kini sedang memperhatikan Ren yang baru saja berangkat menggantikan Nathan, sambil menjawab telponnya
"Kenapa terakhir?" Tanya Rayzen
"Entah. Hanya ingin"
Rayzen melihat Dario berangkat tepat setelah sekitar lima menit berlalu dan Ren kembali. Rayzen melihat Daverick menutup matanya pelan
"Sejak kapan kau mulai pakai softlens?" Tanya Rayzen mencairkan suasana
"Sejak aku turun ke jalan. Tidak mungkin kan aku turun dengan warna mata merah yang hanya dimiliki keluarga Ardlan"
Rayzen terkekeh. Daverick tersenyum kecil. Mata Daverick menangkap mobil Dario mendekat. Daverick kembali menutup matanya sejenak
"Dad" panggil Daverick
"Seperti yang aku bilang dua hari yang lalu..." Ujarnya sambil mengeluarkan sebelah tangannya dari jendela
Plakkk
Dario menepuk tangan Daverick
"Your punch it's my lucky charm..." Ujar Daverick dan dia menginjak pedal gas, melajukan mobilnya membelah jalanan di depannya
Daverick menutup kaca jendelanya dan memutus sambungan telponnya dengan sang ayah. Saat ini yang terpenting baginya adalah fokus pada tujuannya garis Finish
Note:
Menang gak ya The Kings??? Menang apa kalah?
KAMU SEDANG MEMBACA
[KAS #1] King And Queen (Of The Underworld)
Novela JuvenilHidup dalam kemewahan tak serta merta membuat sang pewaris tunggal perusahaan Minyak L'louch Co. merasa bahagia. kurang perhatian dan keinginan yang selalu dipenuhi membuat dirinya menjadi angkuh dan mendapat julukan badboy. tapi, semua berubah saat...