JeaLe's Wedding 1

10.7K 501 11
                                    

Jeanna menatap nanar ke arah pintu kamarnya.acara pernikahannya akan dimulai beberapa saat lagi tapi, sang kakak sepupu justru belum menampakan diri. Jeanna resah bukan main. Di sampingnya hanya ada Kellyn, Gabriella, dan Elethea.

"Ya Tuhan... Sebenarnya iblis kecil itu berhasil membawa pulang Erika atau tidak sih?" Gerutu Jeanna

Ketiga sahabatnya hanya tertawa mendengar celotehan Jeanna

"Sudahlah Jeanna... Riasan mu akan rusak kalau kamu terus mengoceh dan mendumal terus" tegur Gabriella

"Kamu benar!" Jeanna setuju juga dengan pendapat Gabriella

Tak lama, salah seorang dari WO mengetuk pintu kamar Jeanna dan meminta Jeanna keluar. Jeanna keluar dengan diiringi oleh ketiga sahabatnya. Di depan pintu sudah ada sang ayah menunggu dengan balutan tuxedo

"Keluarga Keant akan kehilangan satu bidadarinya""bisik Arthur pada Jeanna putrinya

"Jangan bilang begitu Dad..."

"Yah... Setidaknya kamu tidak menikah dengan kakek tua yang tidak tahu diri itu"

Jeanna terkekeh. Dia berjalan bersisian dengan sang ayah. Sampai ke ruang dimana acaranya akan digelar. Pintu kayu berwarna cokelat besar itu terbuka dan nampaklah Lean dengan balutan tuxedo berwarna putih. Lean menatap calon istrinya yang terlihat sangat cantik dan sedikit lebih sexy

Gaun putih yang membalut badan sang gadis, memang berpotongan punggung lebih rendah, sehingga punggung mulus Jeanna dapat dilihat dari balik kain penutup kepala yang transparant. Lean meneguk ludahnya dengan susah payah

 Lean meneguk ludahnya dengan susah payah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Ya Tuhan... Kuatkan imanku untuk tidak menciumnya sekarang' pinta Lean dalam hati

"Ehem..." Arthur berdeham pelan dan menyadarkan Lean dari lamunannya

"Eh?" Lean baru sadar kalau Jeanna dan Arthur sudah sampai di depannya dan sepertinya tadi Arthur sudah mengatakan sesuatu

Lean tersenyum pada Arthur, membuat Arthur menghela napas sebentar dan mengulangi perkataannya

"Aku titipkan putri keluarga Atradcy dan Keant padamu. Jaga dia baik-baik dan sayangi dia"

Arthur mengulurkan tangan Jeanna yang ada di gengamannya. Lean meletakan tangannya di atas tangan Jeanna dan sebelah tangannya yang lain memegang dadanya

"Saya berjanji akan menjaga Jeanna Louisa Atradcy Keant dengan segenap jiwa, serta akan menyayanginya dengan sepenuh hati"

Arthur mengangguk. Dia membiarkan tangan Jeanna digenggam oleh Lean. Arthur mundur, Jeanna dan Lean berdiri menghadap ke arah pendeta yang sudah siap menikahkan mereka

"Kamu membuatku hampir mati karena lupa bernapas, sweetheart" bisik Lean Jeanna terkekeh

"Aku serius..."

"Baik, marilah kita mulai acara pernikahan ini" ucap sang pendeta

Janji suci pernikahan sudah mereka bacakan. Mereka juga sudah saling memakaikan cincin pernikahan di jari satu sama lain

"Selamat... Gak nyangka bakal keduluan sama lo" ujar Nathan

Jeanna dan Lean tersenyum

Mereka menyalami satu per satu tamu undangan disana. Mata Jeanna tak lepas dari pintu. Dia masih menunggu Daverick dan Erika. Tak lama lampu ruangan itu mati. Jeanna kaget, saat ini dia tengah berbincang dengan ketiga temannya sementara Lean juga sedang menjumpai rekan bisnis keluarganya

Dorr!

Seluruh tamu menjerit histeris. Suara letupan itu membuat mereka segera menunduk. Yang aneh, tidak ada suara apapun lagi. Selain suara dentingan piano yang mengalun disana. Lampu menyala dan Jeanna terkaget saat melihat Daverick duduk dan memainkan piano disana. Mereka -the kings and the queens- tidak tahu kalau Daverick bisa bermain piano dengan nada yang sangat indah

Daverick berdiri dan menghampiri Jeanna seusai dia bermain piano. Dia memeluk adiknya

"Happy wedding, my little cousin"

"Thanks"

"Oh iya, aku masih punya hadiah lagi untukmu"

"Hm? Apa itu?"

"A yacht"

"Serius?"

"Memang aku pernah bercanda?"

Jeanna melompat girang. Dia memeluk erat Daverick sambil menggumamkan terima kasih

"Mana Erika?" Daverick justru menunduk sejenak dan kembali mengangkat wajahnya dengan senyum kecil di bibirnya

"Sana lempar bunga yang kamu bawa" suruh Daverick

WO, memang sudah menyuruh Jeanna melempar buket bunga di tangannya. Segera saat itu para tamu undangan berdiri dan bersiap menangkap bunga itu. Terutama para gadis. Jeanna berdiri membelakangi para tamu

"Tiga" mereka mulai menghitung

"Dua"

"Satu"

Swinggg

Semua gadis berebut untuk menangkap bunga itu. Dan sayangnya mereka tidak mendapatkannya

"Dimana bunganya?" Tanya Jeanna

"Disini"

[KAS #1] King And Queen (Of The Underworld)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang