Six

908 125 32
                                    

Kasian wp nya kelamaan byung tinggal :(
mumpung msh bisa byung apdet deh :))
Happy Readingggg







Malam pun tiba namun tampaknya sepasang kekasih ini masih menikmati waktu bersama mereka.

"Hyung hyung"

"Ne?"

"Ayo keluar, hanya ke depan saja"

"Di luar dingin Jinyoung"

"Kalau begitu... ke balkon diatas saja, boleh kan?"

"Baiklah, tapi jangan lama lama, nanti sakit"

"Iya iya hyungie sayang" ujar Jinyoung sambil mencubit pelan pipi yang lebih tua.

"Ya sudah ayo" Jihoon baru saja ingin beranjak dari samping Jinyoung tetapi tangannya ditahan lebih dulu.

"Wae?" Jinyoung tidak menjawab tapi Jinyoung dengan sigap menggendong Jihoon seperti koala.

"Hanya menggendong" balas Jinyoung tanpa dosa.

"Terserah kau Bae Jinyoung" Jinyoung terkekeh pelan melihat wajah lucu hyung nya saat sebal.

"Oh begitu... dengan senang hati Bae Jihoon"

"Mwo? margaku masih Park, tuan Bae" Jihoon semakin mengerucutkan bibirnya dan memukul pelan kepala Jinyoung.

"Tapi kau kan punyaku hyung"

"Terserahlah" Jihoon mengalungkan kedua tangannya di leher kekasihnya itu, kenapa wajah Jinyoung semakin tampan dilihat dari dekat ya itulah yang ada dipikiran Jihoon. Menyadari jarak wajahnya terlalu dekat Jihoon langsung menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Jinyoung.

"Hyung, wae?"

"Tak apa" Jinyoung yang tahu Jihoon sedang malu melihat wajahnya tertawa kecil.

"Aku tau kok hyung, kalau aku ini tampan, jangan malu begitu" Mendengar penuturan Jinyoung, Jihoon langsung melihat kembali ke wajah Jinyoung.

"Kurangi kepedean mu itu Jinyoung" Jihoon lagi lagi memukul kepala Jinyoung, tapi kali ini agak lebih keras.

"Awh hyung, iya iya maaf. Nah sudah sampai" Jihoon langsung turun dari gendongan Jinyoung, sedangkan Jinyoung masih mengelus kepalanya yang kena pukul kekasihnya itu dua kali.

"Tumben kesini?"

"Hyung, hyung, ada bintang jatuh!"

"Eodi?" Jihoon dengan antusias melihat ke langit namun itu ternyata bohong, langitnya sedang tidak banyak bintang. Jihoon yang kesal langsung ingin memarahi Jinyoung saat dia menoleh ke belakang tidak ada siapapun disana.

"Bae sialan Jinyoung"

"Ssstt, tidak baik bibir manis itu berkata kasar" Jinyoung yang entah darimana muncul memeluk erat pinggang yang lebih mungil itu.

"Itu akibat ulahmu sendiri Tuan Bae Jinyoung" sarkas Jihoon bernada kesal dan penekanan pada tiap nama kekasihnya itu.

"Aigoo... Jihoonie marah hm?" goda Jinyoung sambil menggoyangkan pelan badan Jihoon.

"Ani, aku hanya kesal sekali padamu"

"Apa bedanya hm?"

"Satu marah satu kesal, itu berbeda" Jinyoung tahu terselip senyuman kecil saat Jihoon mengatakan itu. Jihoon sendiri kan bukan tipe orang yang bisa berlama lama marah.

"Ouh begitu... baiklah.... aku tidur ya hyung"

"Hmmm, terserah" dalama hati Jihoon dia sudah berkali kali menyebut 'Jinyoungie pabbo'. Jinyoung pun berpura pura meninggalkan Jihoon sendirian di rooftop, dan yang ditinggalkan malah melamun memandang langit gelap malam sambil menggumamkan sesuatu.

Jinyoungie pabbo
Jinyoungie pabbo
JINYOUNGIE PABBO

Terus saja Jihoon menyebut kata kata itu, sebenarnya gumaman itu terdengar jelas oleh Jinyoung tapi dia biarkan, menahan tawanya.

"Iya aku tahu aku lebih bpdoh dari hyung" sela Jinyoung yang membuat Jihoon sedikit terperanjat karena terkejut kehadiran suara deep Jinyoung tepat di telinganya.

"Huh?"

"Mwo? katanya 'Jinyoungie pabbo' iya aku bodoh memang" balas Jinyoung sambil menirukan bagaimana tadi Jihoon menggumam.

"Akhirnya mengaku juga ya kalau Bae Jinyoung ini bodoh karena sering membuatku kesal dengan ulahnya?"

"Aku bodoh"

"Ya sudah kan" balas Jihoon sambil menarik alisnya karena sedikit tidak paham maksud kata kata Jinyoung.

"Aku bodoh karena...."

"Hm?"

"karena kenapa tidak dari dulu aku menemukan hyung yang sangat sangat sangat imut" Jinyoung menekan pelan pipi Jihoon membuat sang empu sedikit merona. Untung cahaya bulan tidak terlalu terang jadi tidak terlalu kelihatan rona merah di pipi si mungil.

"Kata-katamu sungguh tidak lucu" balas Jihoon bertolak belakang dengan keadaan pipinya yang merona dan rasa yang aneh muncul dalam dirinya.

"Itu nyata memang, wae?" Jinyoung mendekatkan wajahnya hingga hidung mereka bersentuhan.

"I-itu terlalu berlebihan" balas Jihoon gugup karena jaraknya yang sangat dekat. Dan sungguh Jihoon paling tidak kuat mendengar suara deep Jinyoung.

"Ber---"

Geokjonghaji ma love
I modeun geon uyeoni aninikka
Urin wanjeon dalla baby

Bip

"Mian, ada telefon" Jihoon hanya mengangguk sebagai respon, dan ternyata telefon yang didapat Jinyoung adalah dari eommanya.

"Yeoboseyo?"

.....

"Ne eomma, ku tunggu"

.....

"Ne nadooo"

Setelah beberapa menit telefon antara ibu dan anak itu selesai, dan Jihoon hanya memasang wajah bingung apa yang mereka bahas dalam telefon. Tapi tiba-tiba Jinyoung menggenggam kedua bahunya yang membuat Jihoon bingung.

"Hyung, eomma akan datang minggu depan mengunjungiku"

"Baguslah kalau seperti itu"

"Hyung, waktu mereka datang hyung duduk disampingku saja, kan mereka tidak tahu"

"Arra, bolehkah aku melihat foto eomma mu?"

"Ne, chakkaman" Jinyoung mulai menggeser layar hpnya dan menunjukkan foto wajah sang ibu pada Jihoon.

Seketika Jihoon mengernyitkan dahinya merasa aneh dengan foto itu dan Jinyoung pun ikut melihat perubahan ekspresi yang lebih tua itu.

"Hyung, wae?"

"Ani, neomu yeppeo"

"Ne, eomma memang cantik"

Wajahnya terasa sangat familiar, tapi siapa? -Jihoon.











TBC

Hayo Jihoon sama maknya Jinyoung kenapaaaa

Hehe

Yaudah deh, vomment as always

Gomawo
-Byung

It's Okay [DeepWink] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang