Lubang Kunci Berwarna Merah

41 5 2
                                    

Yang saya ingat, waktu kecil almarhumah Nenek saya pernah melarang kami, cucu-cucunya, untuk mengintip melalui lubang kunci. Bukan, bukan karena nggak sopan. Kata Nenek waktu itu, "Nanti lihat setan, lho!"

Benarkah?

**********

Hati Prabu dan Putri sedang diliputi bahagia

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hati Prabu dan Putri sedang diliputi bahagia. Dari bibir keduanya tak pernah lepas sesungging senyum. Hari ini dengan diantar oleh ayah, ibu, serta beberapa kerabatnya, mereka pindah ke rumah baru. Rumah yang sudah lama disiapkan Prabu untuk istrinya. Tepat sebulan setelah pernikahannya, mereka boyongan ke rumah tersebut.

Rumah asri bercat caramel yang terletak di pojokan, memiliki taman kecil di halaman depan dan samping. Kini dua minggu sudah mereka menempati rumah barunya. Malam itu mereka sedang santai membicarakan banyak hal di teras samping. Di tengah perbincangan, Putri menangkap ada yang aneh dari rumah di seberang jalan. Lampu di sebuah ruangan yang jendelanya menghadap ke beranda rumah mereka tampak mati dan menyala bergantian.

Teras samping rumah ini menghadap ke jalan utama kompleks. Di seberang jalan itu ada rumah yang konon sudah lama tak berpenghuni. Pemiliknya entah ke mana, tapi seminggu sekali seseorang datang untuk membersihkan rumah. Tak heran walaupun kosong, rumah itu tetap terlihat rapi.

"Bukannya kata Pak Malik rumah itu kosong ya?" Putri bertanya pada Prabu.

Prabu mengangkat alisnya, menunjukkan rasa tak tertarik. Angin dingin bertiup perlahan, membuat bulu-bulu halus berdiri.

"Beberapa hari ini aku memang suka memerhatikan rumah itu. Apa benar tak berpenghuni?" lanjut Putri sambil terus melihat ke arah jendela tersebut.

"Kamu takut?" tanya Prabu. Putri mengangguk pelan.

"Masuk yuk. Lama-lama memandang rumah itu, kamu bisa mimpi buruk." Prabu malah menakuti istrinya.

Segera diajaknya Putri masuk. Mata putri tak lepas dari jendela di rumah sebelah yang masih saja mati dan menyala lampunya. Dadanya berdesir aneh, tengkuknya meremang.

Rasa penasaran tersebut disampaikan ke beberapa tetangga saat tak sengaja bertemu di Abang Sayur.

"Ah, Mbak Putri jangan nakut-nakutin to," begitu kata Bu Linda.

"Iya, selama ini nggak ada yang aneh kok," sambung Bu Husna yang tak lain adalah istri Pak RT.

Begitu juga Abang Sayur mengiyakan pendapat ibu-ibu. "Dibikin senang aja tinggal di sini, Mbak. Kalau butuh bantuan, bilang Abang." katanya terkekeh.

Beberapa hari berlalu, rasa penasaran semakin menjadi. Bagaimana tidak? Suatu sore saat menunggu Prabu pulang kantor, ia seperti mendengar ada orang sedang bertengkar. Ditajamkan pendengarannya dan yakin bahwa suara pertengkaran datang dari rumah di sebelah.

Lain hari, Putri mendengar seperti ada orang yang sedang memindah perabotan di rumah tersebut. Padahal ia baru saja melihat orang yang membersihkan rumah mengunci pintu dan pergi.

Seribu Bangau KertasWhere stories live. Discover now