9

3.5K 368 14
                                    


Pukul 11.39pm Shilla turun dari kamarnya yang berada dilantai dua menuju dapur yang menyatu dengan meja makan, Berniat untuk mengisi kekosongan perutnya.

Berjalan ogah-ogahan menuju toilet yang ada didapur untuk mencuci mukanya agar rasa kantuknya sedikit menghilang.  Dia sebenarnya tadi tertidur sebelum makan malam sehingga rasa lapar membangunkannya dari dunia mimpi.

Shilla berjalan menuju meja makan. Di meja itu sudah tersedia masakan dari asisten rumah tangga keluarganya. Ada Ayam kecap pedas kesukaannya dan sup Ayam favoritnya,  sebenarnya apapun jenis masakannya asal itu olahan Ayam, Shilla akan menghabiskannya.

Mungkin makanannya sudah tidak lagi hangat, jadi Shilla mengambil piring Ayam kecap pedas lalu dimasukkan ke Microwave, sementara sup ayamnya dia panaskan di atas kompor.

Selang berapa menit, Shilla sudah berda di ruang TV dengan makanan yang dia panaskan tadi di atas meja tanpa repot-repot menyalakan lampu di ruangan itu membiarkan cahaya televisi yang menerangi. Dia kemudian duduk diatas lantai agar lebih nyaman menikmati makanannya.

Shilla juga menyalakan televisi itu dengan volume diatas rata-rata agar kekosongan di sekitarnya tidak terlalu menakutkan. Dia memilih asal channel hingga yang muncul acara berita tengah malam.

Dia memakan lahap makanannya tanpa suara. Hingga deringan ponsel menghentikannya, dia meraih ponselnya yang sebelumnya dia taruh diatas sofa tempatnya bersandar sekarang.

Kak Shinta is calling...

Segera dia menggeser layar.

"iya kak?"

Shilla lalu mengapit ponselnya antara bahu dan telingannya untuk melanjutkan makannya yang sisa sedikit.

"maaf, apa benar ini keluarga dari Park Shinta?" jawab seseorang dari seberang sana dengan berbahasa inggris yang untungnya bisa Shilla mengerti.

Shilla kembali menghentikan gerakan sendoknya, dia kemudian meminum air putih untuk membantu menelan makanannya yang ada dimulut.  menyerngitkan kening tanda bingung,  Kenapa bukan suara kakaknya yang dia dengar.

"iya, benar. Maaf, ini siapa? Kenapa anda memakai handphone kakak saya?" tanya Shilla dengan berbahasa inggris yang lumayan fasih.

"saya jhon, suami kakakmu. Seminggu lalu kami resmi menjadi suami istri. Maaf kami tidak memberitahukan kamu perihal pernikahan mendadak ini, karena suatu kecelakaan antara aku dengan dia. Shinta, takut kau akan marah.  Jadi aku memutuskan untuk berbicara denganmu"

Sontak mata Shilla membulat sempurna. Terkejut dengan pernyataan laki-laki bernama Jhon barusan. Dia tidak percaya dengan apa yang dikatakan jhon itu. "Bisa kau berikan pada kakakku dulu?"

Jhon mengembalikan ponsel itu pada pemiliknya. 

"hal-"

"apa benar semua yang diceritain jhon itu?" sembur Shilla

"ngh.. Iya.  Maafin kakak ya, kakak benar-benar menyesal tidak memberitahukan hal penting ini"

"ya! Apa kau tidak menganggapku sebagai adikmu? Memang aku ini apamu? Percuma saja kau rutin mengirimkanku uang berjuta-juta.  Tapi bicara soal masalah ini saja kau tidak mempercayaiku!" dengan sekali tarikan nafas Shilla berteriak. Matanya sudah berkaca-kaca.

Ini sungguh membuatnya terluka. Miris sekali ketika satu-satunya keluarga yang kau punya tidak mempercayai dirimu, Mengambil keputusan tanpa melibatkan dirimu. Shilla seolah tidak dianggap lagi.

"shil, denger kakak dulu-"

"kau tau? Aku membencimu!" Shilla menutup panggilan itu secara sepihak. Dia bangkit dari duduknya lalu melangkah cepat menaiki anak tangga menuju kamarnya.

Moodbooster (MIN YOONGI BTS FANFICTION) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang