Hari ini tumben sekali hujan mengguyur kota. Membuat si pemalas semakin malas berajanjak dari tempat tidur dan semakin bergelung dengan selimut tebalnya. Matanyapun enggan untuk sekedar terbuka melihat pukul berapa sekarang. Lagian mobilnya masih dibengkel, jadi dia memutuskan untuk tidak pergi sekolah hari ini.
Dia bisa saja meminta jemput dengan Yoongi, tetapi mengingat dia masih sakit hati soal perkataan Yoongi kemarin jadi dia mengurungkan niatnya. Lagi pula, Yoongi mana mau suka hati menjemput nya. Tempo hari saja dia dibiarkan naik mobilnya sendiri. Yoongi lebih menyayangi motornya daripada Shilla yang notabene pacarnya (yang tidak dianggap).
Hujan membuat Shilla jadi melow, Pas sekali dengan hatinya yang tidak karuan sekarang . Dia barusan seperti ini, karena sebelumnya dia belum pernah menyukai siapapun sebelum Yoongi dan ya, Ini sakit hati pertamanya.
Mungkin terdengar lebay, tetapi memang orang yang selalu melibatkan hati pasti selalu terlihat berlebihan padahal sebenarnya tidak. Itulah mengapa Shilla tidak pernah melibatkan perasaannya saat berhubungan pada seseorang. Entah itu hubungan pertemanan maupun hubungan tidak jelas seperti antara dirinya dengan Yoongi.
Kalau boleh shilla memilih, shilla tidak akan mau jatuh hati pada laki-laki berhati es batu macam Yoongi. Laki-laki yang sebelumnya adalah orang yang masuk dalam daftar orang yang dia benci, berubah masuk ke dalam daftar orang yang dia butuhkan.
Entah mengapa Shilla secepat itu jatuh hati, yang dia tahu orang yang Shilla inginkan selalu ada untuknya itu hanyalah Yoongi. Makanya dia sakit hati ketika kemarin Yoongi seperti tidak menganggap dirinya lebih dari si pengganggu kehidupan tenangnya.
Drrt.. drrt..
Deringan ponsel membuat Shilla mau tidak mau harus meraih ponselnya yang berada diatas nakas untuk mengangkat telepon tersebut. Tanpa melihat siapa yang menelepon, Shilla mengusap layar ke arah kanan Dan menempelkan ke telinga kirinya. Berharap itu bukan dari Luna, atau si ketua kelas Jimin.
"hmm?" gumamnya malas-malasan.
"lo gak sekolah?"
Suara berat nan datar itu seketika membuat mata Shilla terbuka lebar lalu menatap kembali layar ponselnya yang menampilkan kontak Yoongi sedang meneleponnya sekarang. Demi apapun, dia juga tidak mengharapkan laki-laki itu meneleponnya.
Merubah posisi tidurnya yang tadinya telungkup menjadi menghadap langit-langut kamarnya.
"iya" Shilla menjawab seadanya.
"kenapa?"
"hujan terus mobil masih dibengkel" Shilla berusaha mempertahankan suara tidak antusiasnya.
"gue jemput kalo gitu. Gue bawa mobil"
Shilla jadi terkesiap mendengar perkataan Yoongi. Dia senang tentu saja, tetapi sekarang dia sedang tidak ingin ketemu Yoongi. Dia malu kelihatan kacau didepan Yoongi.
"gak usah. Gue males" Akhirnya Shilla menolak tawaran berharga dari seorang berhati es batu itu.
"tumben nolak. Biasanya maksa-maksa minta dijemput."
Shilla diam saja. Tidak menyahuti perkataan ejekan dari yoongi.
Setelah beberapa detik tidak ada yang bersuara, "gue tutup ya, mau lanjut bobo cantik" Shilla akhirnya memutuskan sambungan secara sepihak. Malas berlama-lama bicara dengan orang itu. Bikin tambah sedih saja.
***
Besoknya, Shilla sudah masuk sekolah. Tidak ada yang spesial, karena Dia hanya berdiam dikelas sepanjang hari. Dua kali jam istirahat dia hanya lewatkan dengan tidur didalam kelas. Dia baru keluar ketika bel pulang berbunyi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moodbooster (MIN YOONGI BTS FANFICTION) ✔️
Fanfiction"Dia penyemangatku. aku sangat bersemangat ke sekolah karena dia. Si dingin yang gila. Bukan. Bukan karena aku suka (ih amit-amit) tapi karena Aku sangat membencinya. Dan karena kebencianku padanya itu menjadi salah satu alasan aku bersemangat ke...