kisah kasih di SMA

58 5 1
                                    

Namaku Resifa Emiliya Nani Islami. aku sering dipanggil sifa oleh teman-temanku tapi aku lebih suka singkatan namaku. Aku seorang siswi SMA dikotaku. Aku kelas X dengan peminatan IPA, sesuai dengan keinginanku dan orang tuaku.

Tak terasa aku telah menjalani sekolah beberapa bulan dengan teman-teman baruku. Ketika UTS telah tiba sekelas pun dibagi menjadi beberapa ruangan yang ternyata aku mendapatkan ruang nomor 9.
Setiap ruangan berisi anak kelas X, XI, dan XII. Aku duduk berdua dengan kakak kelas XI laki-laki yang kuketahui namanya Shwan Adiputra  awalnya kami sama-sama diam dan aku menyelesaikan UTS dengan sebisa mungkin. Hari berikutnya tiba dan kami baru memulai percakapan (lebih tepatnya perdebatan) karena kakak kelas itu memberikan jawaban ulanganku kepada teman yang duduk dibarisan belakangku, aku jadi kesel karena teman yang duduk di belakangku itu jarang sekali masuk sekolah kebanyakan alpa, dan jawabanku dikasih begitu aja sama dia yang begitu rese'. Hari-hari berikutnya pun berjalan dengan biasa dia yang memberi jawabanku dan aku yang emosi melulu.
Tetapi dia seperti agak marah kepadaku karena selalu kumarahi (tapi disini aku yang rugi kan).

Apapun yang terjadi setiap setelah ulangan selesai aku akan bercerita tentangnya kepada temanku. Dan begitu seterusnya hingga muncullah perasaan yang tak terduga.

Aku masih menyangkal apa perasaan yang kurasakan, tetapi setiap melihatnya aku tersenyum dan tidak pernah bosan. Dan begitulah apabila memiliki teman yang rese pasti di cie-ciein.

Ceritaku kepada temanku...
"Hey, ingat kakak kelas yang duduk denganku, aku jijik pakek banget oke" ujarku.
"Jangan begitu nanti lo naksir lagi" ujar temanku menggoda.
"Apaan sih orang dia resek aja" katamu mengelak.
"CIE-CIE, ehem bolehlah itu tampang lumayan loh" kata raisa.
" apaan sih lo pada, udahlah kalau gitu gue balik dulu. Nin bareng nggak, naik jazz biru didepan" ujarku. (Angkot maksudnya karena aku lebih sering naik angkutan umum bersama teman-teman. Tapi aku bilang jazz biru biar keren dikit... hehheh).

"Cie.... cikiwir.... oke-oke barengggg" ujar nina.
"Ck... awas kepikiran lohhh" ujar rani.
"Kalau nggak mau buat aku yee" ujar lisa.
" ambil sono gak peduli... bye" ujarku dengan mengambil langkah untuk pulang.

Malam harinya sebelum tidur aku kepikiran tentang percakapanku dengan teman-temanku dan aku senyum-senyum sendiri (ingat hanya senyum bukan gila... oke).
Dan aku jadi gak bisa tidur gara-gara itu.
" haduh kenapa aku pikirin banget sihh.. udahlah tidur bsok bisa kesiangan sekolah..." ujarku dalam hati, dan memasuki alam mimpi.

SKIP bangun tidur
"Iya aku juga" kataku.

TRINGGG...TRINGGG....TRINGGGG...
"Berisik banget sihh orang masih mimpi indah juga" kataku kesal ketika kudengar alarm membangunkanku.
Aku pun bangun dan langsung mandi untuk pergi kesekolah.
Aku sudah siap dengan pakaian yang rapi dan diantar naik motor oleh myfather.

Disekolah lagi free klass karena abis ulangan, hmm...  penderitaan aku diledekin melulu disekolah.

Aku berkumpul bersama teman-temanku untuk mengisi perut yang kosong ini... hehe
Aku pun bercerita....
"ehh... aku mau cerita donk"ujarku membuka percakapan.
"Cerita ya cerita aja kali" kata lisa.
"Cerita apa?" tanya temanku rani, memang dia yang paling baik dehh...
" jadi gini aku semalem mimpi indah lohh..." sengaja kubuat penasaran dulu mereka... hihi
"Mimpi apa buruan dehh" ujar temanku meli yang tak sabaran.
"Mimpi apa coba?" Tanyaku.
"Kan kamu yang mimpi, kok nanya kekita sih" ujar rani.
"Sok misterius lo" ujar lisa yang memang rese.
"Yahh..kan siapa tahu mau nebak. Jadi gini gue mimpi ditembak sama artis korea yang itulohhh... bahh ganteng banget, tapi sayangnya alarm hp gue bunyi ganggu aja kan gak asikk" ujarku dengan nada lesu.

Satu detik...

Dua detik...

Tiga detik...

Sepuluh detik....

" huahahhaha...hahahah" mereka tertawa dengan kompak.
"Kenapa ketawa? Gue lagi cerita juga" ujarku dengan sebel kemereka.
"Yahh.. elo mimpi aja ketinggian bangettt sumpahh..." ujar lisa. (Kan memang rese orangnya).
"Mimpi aneh lo, orang kepo banget tadii" ujar meli karena kubuat penasaran tadi.
"jangan-jangan itu pertanda lagi" ujar rani (memang dia yang paling the best ).
"Pertanda apaan coba?" Tanya gue.
"Pertanda kalau lo emang suka sama senior yang itutu kan.... hayo ngakuu lo!!" Ujar raniku sayang.
"Betul tuh ran, dia aja banyak ngeles kayak bajaj" ujar lisa.

Tiktok....tiktok...tiktok..
(Lagi mikir ceritanya)

"Enggaklah enak aja. Gue mah biasa aja" ujarku.
"Ahh... masa sihhh" ujar lisa.
" nggak percaya?" Tanya gue kan.

"Sayangnya nggak tuhh"kata lisa.
"Udah jujur aja" kta rani.
"Iya, jujur aja sifa" ujar meli.

"Hmm... mungkin hanya kagum atau suka" kataku.
"Elomah cinta itu... udadehh" kata lisa.
" ng-nggak kok... kesimpulan lo aja itumah" kataku sedikit gugup.
"Cie-cie cinta nihhh... kok gugup gitu"kata lisa menggodaku.
" ho'oh lo aja gugup... sifasifa" ujar meli setuju dengn lisa.
"Ihh... lisa meli apaan deh. Ran??" Ujarku.
" kalau menurut gue lisa sama meli ada benernya juga" ujat rani.
" itumah sekongkol namanya...huft" ujarku pasrah dan kesel pastinya.
"Udah lah ya.." ujar lisa.
"Udah yuk kita ke kelas mau disini sampai kapan?" Tanya rani.
"Ehh... oke deh" kataku dan kami pun pergi dari kantin setelah kami membayar makanan masing-masing.

Skip dirumah...
"Apa bener kata mereka ya kalau aku suka kakak itu?"
"Ahh.. pusing dehhh. Diemin ajalah"

Ketika kupikir-pikir kemungkinan besar aku memang menyukainya tetapi aku takut apabila aku mendekatinya dia akan menjauh. Walaupun aku mencintainya aku akan memendamya.

Dan hari-hari berlalu aku tetap memendamnya tanpa dia tahu itu.
Dan ternyata ulangan semester kedua aku sebangku lagi dengannya aku bersikap sebisa mungkin untuk biasa-biasa saja.

Ternyata rasa itu masih ada belum tergantikan oleh siapapun.
Aku berusaha untuk menghilangkan perasaan ini dan mencari yang lain mungkin aku bisa memulai dengan yang lain. Dan aku akan tetap berusaha semaksimal mungkin.
Aku jalani dengan semestinya dan rasa itu tak ingin aku untuk dibalas. Aku rasa, rasa itu telah memudar dengan berjalannya waktu.

......................................................................

Maka dari itu aku hanya bisa mencintainya dalam diam karena aku lebih takut kehilangannya dan aku takut memulai yang namanya cinta. Cinta itu sepaket dengan patah hati aku belum siap untuk patah hati dan karena itu aku belum siap untuk memulai yang namanya jatuh cinta. Disini akan aku katakan cinta tak harus memiliki dan yang pasti kita sebagai kaum hawa memang kodratnya menunggu dan berusaha bersabar....

~R.E.N.I~










Ini cerita pertamaku sekian dan terima kasihhh....
Salam teman...
😘😘😍😍
Gaje (gak jelas)😆😆

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 23, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love in silenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang