payung teduh

511 22 0
                                    

Jika ada seseorang yang menyatakan cinta padamu dan mengajak mu membangun keluarga kecil,maka terimalah ia.karena butuh kekuatan besar untuk mengambil jalan tersebut.

~ Biarkan Waktu Menjawab ~

____________________________________

Hari ini TK Al-Azhar mengadakan wisuda akbar...itu artinya sudah 1 tahun aku disini. Dan inilah kenyataan yang akan aku terima berpisah dengan murid-murid yang selalu membuat ku tersenyum.

"Ibu..." aku membalikkan badan ku dan melihat siapa yang memanggil ku. Ternyata itu dava aku pun merentangkan tangan ku dan kemudian menggendong nya.

"Dava ganteng banget sih?. Siapa yang dandani?." Dava pun menunjukkan om nya. Aku melirik sekilas setelah itu aku pun menurunkan dava dan mengajaknya duduk dengan ku.

"Ayah dava mana?." Kata ku lembut.

"Kenapa kamu tanya abang ku? Naksir?." Nih orang kenapa sih.

"Ayah nya sibuk,lagi keluar kota ngurusin bisnis yang ada di kalimantan." Aku hanya mengangguk.

"Oma..." aku pun melihat kedepan ternyata itu ibunya feri.

"Ammah kok ikut juga sih. Kondisi ammah kan masih belum stabil." Feri menuntun ibunya untuk bersandar di kursi yang telah tersedia.

"Ibu sakit?." Kata ku yang masih setia menggendong dava.

"Al...turun kasihan ibu guru nya capek gendong al terus." Namun dia malah mengeratkan pelukan nya.

"Gak papa bu, bita senang kok gendong dava." Feri melirik sekilas ke arah ku dan kemudian berbisik ke ibu nya. Entah apa yang ia bisikan yang jelas ibunya tersenyum bahagia sampai meneteskan air mata.

"Ammah senang sekali nak." Ku lihat ibunya memeluk dirinya dan feri pun membalasnya tanpa rasa malu. Pemandangan yang indah,jadi ingat mama.

"Dava ayo kita siap-siap untuk pembacaan puisi yang sudah dava persiapkan jauh-jauh hari." Aku dan dava pun menuju ruang kostum.

Setelah selesai acara drama kini tibalah pembacaan puisi yang di baca kan oleh dava.

Aku terlahir dalam dunia ini tanpa melihat sosok ibu ku...
Saat aku di lahirkan ibu ku telah tiada...

Sering aku melihat teman-teman ku yang di jemput oleh ayah dan ibu nya...
Namun aku bersyukur karena aku masih mempunyai keluarga yang sangat menyayangi ku..

Ma..jika mama masih ada pasti sekarang mama bangga melihat al yang bisa berdiri di sini...
Di depan nenek,kakek,om hero dan ibu inces...

Meskipun mama telah tiada,tapi rasa sayang dari mama bisa al rasakan melalui kasih sayang yang diberikan ayah..

Al selalu teringat kata ibu inces..kalau laki-laki itu tak boleh cenggeng...namun hari ini al telah melanggar nya...melanggar janji al terhadap ibu inces...

Mama tau ngak...ibu inces selalu menyayangi al...dan al sangat menyayangi ibu inces...

Bunda...Ayah...Al sayang kalian...

Semua orang di buat takjub oleh puisi al. Aku sempat berpikir itu puisi atau curahan hati dia. Namun biarlah demikian.

"Keponakan siapa sih ini, pinter banget?." Feri menggendong dava.

"Keponakan om dong...bu inces gimana penampilan al...keren kan?." Aku pun menghapus airmata ku seraya mengangguk.

"Kita foto bareng yu?." Kata feri.

"Ayo..." Namun saat kami hendak berfoto tiba-tiba ayah nya al datang dan kami foto bersama. Aku pun pamit meninggalkan mereka namun tangan ku di tarik oleh al dan akhirnya kalian tau lah.

"Kita foto bertiga yu?." Kulihat wajah feri. Sepertinya ia serius dengan perkataan nya. Bertiga. Ya allah jagalah jantung ku.

"Kenapa? Aku ingin kita foto untuk bertiga sebelum aku jadi milik orang lain." Deg...aku terdiam mendengar perkataan nya. Benarkah ini?

Selesai acara aku langsung pulang dan membersihkan badan ku. Besok aku akan kembali ke jakarta, tugas ku telah selesai disini. Yah aku hanya dapat kontrak 1 tahun.

"Kamu yakin akan pulang kesana,kenapa gak minta tambahan kontak kerja nya sih? Sepi tau ngak ada kamu nanti?." Aku tersenyum ke arah teteh.

"Bita pulang untuk persiapan S2 bita di kairo teh. Insyaallah bita akan sering-sering mengunjungi teteh dan si jagoan disini." Jujur ini berat sekali tapi mau bagaimana lagi.

"Bunda janji ya sama artha?." Aku memeluk artha dengan penuh rasa sayang. Aku mencium beberapa kali rambutnya. Dia persis seperti dava. Jadi kangen dava.

"Iya sayang...sekarang tidur ya?." Dia pun berbaring di ranjang ku.

"Biarkan artha tidur disini aja teteh." Teteh pun mengangguk kemudian meninggalkan kamar ku.

Tepat pukul 07.00 Wib. Aku berangkat, seperti biasa para sahabat telah menunggu ku. Begitu aku keluar mereka memeluk ku dan menangis.

"Aku harus pergi...jangan sedih lagi,kita kan bisa WA." Aku berusaha menghibur nya.

"Kabari kami ya...Insyaallah kita akan kumpul kembali nanti pas lebaran atau puasa ya?." Menunggu bulan tersebut sangatlah lama. Apalagi aku akan ke kairo mana sempat pulang ke sini.

"Assalamualaikum." Aku pun naik mobil.

Aku menulis kata demi kata di lembaran kertas kosong. Goresan-goresan pena pun ku ukir dengan kata-kata yang menyentuh hati.

Aku tersenyum melihat dua insan yang sangat bahagia. Sedangkan aku selalu saja begini. Aku sungguh lelah dalam urusan cinta, aku ingin menghilangkan rasa ini secepatnya.

***
Mumpung lagi di jakarta aku ingin ke tokoh buku yang sering aku kunjungi bersama alima dulu.

"Masih sama seperti dulu...jadi teringat alima." Aku tersenyum melihat tokoh ini yang tak berubah dari dulu. Banyak kenangan dari toko ini tentang perjalanan persahabatan kami.

"Feri?." Aku membalik kan badan ku dan ternyata itu endi sahabat baik ku dan alima.

"Apakabar kamu?. Wih makin ganteng aja nih." Aku tersenyum mendengar nya. Dia selalu begitu tak pernah berubah dari dulu.

"Alhamdulillah seperti yang kamu lihat ndi. Kamu sendiri gimana?." Kata ku.

"Alhamdulillah baik. Kebetulan kita bertemu disini. Aku mau memberikan undangan untuk kamu. Jangan lupa datang ya?." Aku membaca undangan tersebut. Tertera jelas nama pasangan nya di sana.

"Aku pikir kamu bakalan nikah dengan sepupunya alima. Ternyata dengan orang lain." Aku tertawa melihat ekspresi nya.

"Dia udah jadi milik orang gak usah di bahas. Ntar aku gagal move on lagi." Aku tertawa dengan kalimat yang keluar dari mulut nya endi. Aku tau betul mereka berdua saling mencintai,namun allah punya rencana yang lain yang lebih indah.

"Kamu sendiri gimana sama alima? Dia belum ada yang punya tuh. Jangan sampai kamu menyesal seperti aku nanti." Aku hanya bisa tersenyum mendengar perkataan nya.

"Iya...Insyaallah malam ini aku akan melamar nya lagi." Kata ku.

"Lagi, maksudnya?."

"Semalam aku udah melamar nya dan kata ayah nya keputusan ada di tangan nya. Dan berhubungan dia masih di bandung dan akan kembali hari ini,jadi yah...Ntar malam aku akan kembali melamar nya." Yah semoga allah memberikan kelancaran. Amin...

"Aku doakan semoga diterima sama bita, maksudnya alima. Aku pamit ya.Assalamualaikum." endi pun pergi,yah semoga saja alima menerima lamaran ku. Amin...


Biarkan Waktu MenjawabTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang