mungkin

48 4 0
                                    

Adakalanya kita akan merasakan sakit yang mendalam. Namun apakah aku harus merasakan sakit itu kembali..setelah rasa itu terobati oleh kehadiran feri, entah kenapa menyebut nama nya saja bibir ini bergetar..bukan. bukan bergetar takut atau gugup, tapi bergetar menahan sakit yang teramat dalam..cinta pertama dan mungkin akan menjadi cinta terakhir.

"ayo.. mikirin apa sih? Feri ya?" Aku menatap sahabat ku, yah siapa lagi kalau bukan Ina. Hari ini dia dan Reno akan melangsungkan pernikahan. Beruntung sekali kamu na. Namun Ina pernah melewati masa-masa seperti ku dan akhirnya dia menemukan kebahagiaan nya sendiri. Allah itu adil.

"Enggak kok..lagi mikirin kenapa nasib aku gini amat ya na." Aku tak tau sekarang harus bagaimana. Jujur hati ku retak dan hancur.

"Percaya sama Allah, mungkin Allah sudah punya rencana yang jauh lebih indah untuk mu sahabat ku" . Ina benar.

Aku memeluk tubuh Ina. Ada kebahagiaan tersendiri untuk ku hari ini. Bahagia melihat dia bahagia. Selama ini Ina hanya bersedih dengan melihat keharmonisan kak Agus dengan istri nya.

"Bita" itu dia sahabat baik ku lainnya, Nury dan Maya. Sejak SMA aku dan mereka sudah begitu akrab dan bahkan sampai sekarang pun demikian.

"Ada apa?". Ujar ku. Mereka terlihat sangat bimbang antara ingin menyampaikan berita yang mereka bawa atau tidak.

"Ada..ada.." ujar Nury tergugup.

"Iya katakanlah".

"Ada feri di luar dan dia ingin bertemu dengan kamu bit". Feri ingin bertemu dengan ku mau apalagi dia..belum puaskah dia menghancurkan hati ku. Aku tetap bangun dan menemui nya.

"Bit". Ujar Ina. Aku tau dia khawatir terhadap ku, namun ini masalah ku aku akan selesaikan ini semua. Lagi pula sudah 2 Minggu aku tak mau menemui dia dan bahkan saat dia telpon aku selalu tak mengangkatnya.

"Aku baik-baik saja na. Jangan khawatir kan aku, hari ini kebahagiaan mu." Aku melepaskan tangan Ina dan segera turun kebawah untuk menemui feri.

"Alima, syukurlah kamu mau menemui ku."aku mengajak dia untuk berbicara di luar, bagaimanapun ini urusa priadi kami dan aku tak ingin ada yang mengetahui nya.

"Alima, kemarin itu aku.." belum sempat dia menjawab aku sudah lebih dulu memotong nya. Aku tak aku tak sopan tapi hatiku tak inhi. Mendengar penjelasan nya.

"Aku mau kita akhiri semuanya..dan kamu fer, bisa segera menikah dengan kekasih pilihan kamu itu. Maaf aku sudah merusak kebahagiaan kalian, aku turut bahagia untukmu fer."jujur ini sangat sakit, namun aku gak mau feri terluka dengan kehadiran ku di tengah mereka. Kebahagiaan feri lebih penting dari apapun untuk ku.

"Aku gak mau menikah dengan dia Al, sekarang aku sadar aku dan dia hanya akan jadi mantan dan tidak bisa seperti dulu lagi. Maafkan aku alima, tolong Al kasih aku kesempatan untuk memulai hubungan kita sampai ke jenjang pernikahan." Kenapa fer, Kenapa kami berkata seperti itu. Disaat aku mencoba melupakan mu. Aku mohon jangan lagi sakiti hati ku ini fer, sudah cukup hati ini hancur oleh laki-laki fer.

"Aku janji akan membahagiakan kami Al, aku mohon." Ujar feri sambil berlutut dihadapan ku.

"Aku tau aku salah, kamu baik Al. Orang tua ku sangat mencintai mu dan menyayangimu pun aku. Jangan tinggalkan aku Al, 2 Minggu tanpa kabar dari mu membuat aku frustasi Al, ku mohon." Asal kamu tau fer aku juga masih mencintai mu,tapi jujur ini sangat sakit saat mengetahui kamu dan mantan kami itu masih menjalin kasih.

"Kamu tau pada saat itu ada aku, kenapa kamu tak mengejarku dan menjelaskan semuanya fer. Kenapa." Ujar ku setelah sekian lama diam. Aku ingin marah, namun apa daya.

" Maaf. " Hanya kata itu yang kamu berikan fer.

"Aku butuh penjelasan bukan kata maaf. " Ujar ku tegas.

"Karena hanya kata itu yang aku punya saat ini alima." Aku kasihan sama dia, tapi aku terlanjur luka.

"Kasih aku kesempatan untuk memperbaiki semuanya. " Kesempatan? Apa harus aku kasih.

"Alima." Aku lelah fer. Sungguh, ingin rasanya berteriak di depan mu, namun aku tak mampu.

"Al, aku mohon." Fer..jangan seperti ini ku mohon.

"Jelaskan kenapa kamu ingin melamar kekasih mu sedangkan kamu sudah terlebih dahulu melamar ku. Apa kamu gak tau gimana perasaan ku terhadap kamu dan saat mendengar pernyataan kamu itu. Sakit fer, kami tau gak sakit sekali fer. Disaat hati ini sudah mencintai kamu namun..kamu menghancurkan semuanya. " Kata ku seraya menangis. Dan bahkan kamu adalah cinta pertama ku fer.

Feri mendekati ku dan memeluk ku. Aku sempat kaget, namun saat ini aku benar-benar tak berdaya. Aku tau dia bukan mahram ku namun kaki ini tak sanggup lagi berdiri.

" Maaf Al. Aku sangat mencintaimu, kemarin itu aku hanya ingin memberi mi kejutan, tapi kamu malah salah paham sama aku. Aku minta maaf, Kalau kamu gak percaya boleh tanya sama icut kok." Kali ini aku percaya sama kami fer.

"Jadi gimana?." Dia melepaskan pelukannya.

"Aku terima kamu lagi fer. Tapi jangan sakiti aku lagi ya, karena tidak ada lagi yang namanya kesempatan ke tiga."feri terlihat sangat senang.

" Nah gitu dong aku."aku melihat ke arah suara. Itu suara sahabat-sahabat ku..mereka senang karena aku kembali bersama feri..

Jujur aku masih ragu dan takut untuk memulai kembali hubungan ini..tetapi tidak salah kasih kesempatan kedua untuk feri.. dan mungkin inilah rencana Allah dalam mempersatukan aku dengan feri..

Tamat...

Hahahaha..udah ending ni guys..gimana nih menurut kalian..
























Tapi bohong...ini belum ending kok..hehehe tunggu cerita berikut nya ya readers..

Biarkan Waktu MenjawabTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang