cinta itu tak pernah salah

929 21 1
                                    

Rasa itu wajar dan cinta itu fitrah. Jangan pernah menyalahkan cinta tapi salah kan hati yang mudah menyelipkan nama seseorang di sudut ruang hati mu sehingga hati mu menjadi hancur dan bahkan patah menyiksa luka yang dalam.

~ biarkan waktu menjawab ~

____________________________________

Kondisi mama mulai membaik sejak kemarin dan papa kemarin berangkat ke kanada untuk  mengurus perusahaan milik kakek yang ada di kanada sekaligus menjenguk kakek yang sedang sakit juga. Tenang papa itu asli indonesia kok gak ada  blasteran indonesia dan kanada,memang sejak kecil papa tinggal di kanada karena kakek membangun bisnisnya di sana dan kebetulan juga kakek lulusan dari universitas yang ada di kanada dan di sana jugalah kakek bertemu nenek yang kebetulan lulusan universitas yang sama dengan kakek cuma beda fakultas saja. Oh iya ayah itu memiliki 2 saudara dan cowok semua. Adik ayah telah meninggal sejak ayah berumur 6 tahun. Dan pada saat itu adik ayah masih berusia 10 bulan. Kasihan ayah harus kehilangan adik tercintanya. Ayah ini anak kedua dari 3 bersaudara. Kakak ayah tinggal di london bersama kedua anak nya dan istrinya.

"Ma...makan bubur dulu ya? Biar bita yang suapi." Setelah menyuapi mama bubur aku pun turun ke dapur untuk membantu bibi bersihkan rumah. Aku sudah terbiasa dengan perabotan rumah tangga dari kecil aku sudah diajarkan oleh mama.

"Di rumah sepi non kalau tidak ada non. Gak ada yang bercanda gurau,gak ada yang isengi bibi dan bahkan bibi kesepian gak ada non bita." Aku memeluk bibi dan mencium pipi bibi. Bagi ku bibi adalah ibu kedua bagi ku dari aku kecil bibi telah menemani aku melewati masa-masa kanak-kanak ku bersama kedua orangtua ku. Gak heran bibi sudah aku anggap ibu kedua bagi ku.

"Masa sih bi?." Aku tersenyum mendengar pengakuan bibi pasalnya bibi ini orang yang sulit untuk mengakui perasaan nya. Umur bibi ini sama mama yah gak jauh beda sih paling tua bibi 2 tahun dari mama makanya mama sering memanggil bibi dengan sebutan mbak pia.

"Bi...Mama pasti kesepian yah gak ada aku. Bibi tau gak? Bita lewat pns loh dan bahkan bita di terima menjadi guru di sebuah SMA yang ada di kalimantan. Tapi kasihan mama sih kalau bita kesana? Pasti bita pulang nya pas liburan sekolah saja." Tutur ku.

"Iya juga tuh non mending gak usah di ambil non. Apalagi dek irma lagi sakit-sakit gitu." Aku mengangguk setuju.

"Udah beres ni bi. Bita pergi dulu ya? Bita mau ke tokoh buku dulu."

"Udah ijin sama dek irma non?." Kata bibi.

"Udah bi.Assalamualaikum." Aku pun pergi meninggalkan rumah.

***
Seharian ini aku sibuk dengan para pasien yang cek up kandungan nya.

"Dokter nana ada satu pasien lagi dok yang ingin cek up." Kata suster aira.

"Suruh masuk sus." Dan suster pun mempersilahkan pasien tersebut masuk. Dan begitu pasien itu masuk aku kaget bukan main ketika melihat kak agas bersama seorang wanita yang kulihat di restoran 2 hari yang lalu. Namun aku bersikap biasa saja seolah tidak terjadi apa-apa di antara aku dan kak agas.

"Ada bisa saya bantu bu?." Kata ku mencoba membuka obrolan.

"Udah 2 bulan saya tak datang bulan dok dan sudah 1 minggu ini saya mual-mual terus." Kata wanita di samping kak agas.

"Iya dok saya khawatir sama istri saya." Seketika hati ku berdesir hebat namun bukan karena rasa bahagia melainkan rasa sakit dan ingin aku menangis namun aku ini bukan siapa-siapa bagi kak agas sekarang.

"Sudah coba tespack bu?."

"Saya takut kejadian dulu terulang kembali takut harapan  saya gak sesuai dengan yang saya inginkan." Aku dapat menyimpulkan apa yang dimaksud istri nya kak agas.

"Mari saya periksa bu. Dan untuk bapak tunggu disini saja." Aku berusaha untuk terlihat biasa saja.

Setelah hasil di dapatkan dan di nyatakan kalau istri kak agas ternyata hamil mereka akhirnya pamit. Namun kak agas sama sekali tak menyapa ku bahkan dia melihat ku seperti orang yang tidak saling mengenal satu sama lain. Aku memutuskan untuk pulang dan seperti biasa aku menyempatkan diri ku untuk mampir ke kafe dekat rumah sakit tempat aku bekerja.

"Kenapa kak agas bersikap seperti itu ya? Ya allah kuat kan hatiku untuk mengikhlaskan kak agas bersama wanita yang telah menjadi istri nya. Bit...kapan sih kamu pulang aku butuh kamu saat ini untuk kasih masukan." Aku terus menghapus air mata ku yang mengalir begitu deras.

"Nih buat menghapus kesedihan kamu? Jangan karena seseorang yang gak pernah melihat cinta kamu,kamu jadi menghabiskan air mata berharga kamu untuk dia. Dia tak pantas untuk di tangisi." Aku mengambil sapu tangan itu dan aku tersenyum kearah nya.

"Boleh duduk disini?." Kata nya.

"silahkan." Kata ku.

"Oh iya kita belum kenalan nama ku feri dan nama kamu?." Kata nya.

"Sepertinya aku mengenali mu. Nama ku nana dewi panggil saja aku nana oh iya kamu ini sahabat lama nya bita bukan?." Aku bisa melihat wajah bingung nya. Ah iya aku lupa.

"Maksudnya Alima Tsabita. Atau biasa kamu panggil alima." Dan tampaknya ia mulai mengingat bita.

"Iya dia memang sahabat ku. Yah dulu kami memang akrab banget bahkan guru-guru dan teman-teman sampai kirain kita pacaran. Lucu kan,kok kamu bisa kenal alima sih?." Katanya.

"Dia sahabat baik ku. Dan kamu tau dia lah orang yang selalu membuat ku berubah seperti ini dia gak pernah menyerah untuk membuat aku bisa seperti saat ini bukan cuma aku saja banyak teman-teman kami yang lainnya yang ia ubah dan kasih masukan dan alhamdulillah sekarang mereka telah berubah menjadi lebih baik dari yang sebelumnya." Aku senang akhirnya bisa melihat wajah asli feri. Cinta pertama bita yang membuat dia berubah seperti sekarang ini. Karena rasa cinta itu dia ingin menjadi lebih baik lagi.

"Iya aku juga kaget pas pertama jumpa dengan dia. Jujur ya bahkan aku sampai sulit percaya kalau itu alima. Dulu dia tak seperti itu dia dulu tomboy yah walau masih ada gaya ceweknya sedikit sih. Dan sekarang aku merasa beruntung pernah jadi sahabat baiknya dulu." Feri kamu gak tau kalau aku lebih suka kamu dengan bita dibandingkan rival yang sekarang gak tau dimana keberadaannya.

"Oh iya aku harus balik dulu ya. Assalamualaikum." Aku pamit sama feri karena berhubung hari sudah sore. Lama juga ya ngobrol sama feri. Bita memang benar feri orang yang asik,aku senang bisa berjumpa dengan nya.

Jika hati bisa berbicara pasti ia akan berteriak dan bahkan mengatakan kalau dia lah yang paling sakit di antara organ lain.

~ biarkan waktu menjawab ~

Assalamualaikum readers maaf ya baru sempat update...nunggu ya. Maaf soalnya lagi sibuk2 nya jadi mahasiswi. Maklumi aja ya

Biarkan Waktu MenjawabTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang