Siapa saja tentu berhak untuk bahagia
tapi jika bahagia bersama orang yang telah menghancurkan mu?
apa itu bisa di sebut awal sebuah kebahagian?
Author PovSampai saat ini Lily masih tak bergeming dari tempatnya, ia masih memandangi wajah wajah serupa itu walaupun mereka berbeda generasi, siapa lagi kalau bukan Rolan, Arlan, dan Erlan, senyuman tak henti-hentinya terbit dari bibir mereka, bahkan Lily pun ikut tersihir akan senyuman mereka.
Tadi Arlan di izinkan oleh dokter untuk pulang, dia mengatakan, perkembangan kesembuhan Arlan sangat baik, jadi dia diizinkan pulang hari ini. Lily berjalan mendekati mereka yang tengah asyik dengan dunia mereka sendiri.
"waahh wahhh....
asyik sekali, kalian pada ngapain??
mommy gak diajak ni??" Lily mengambil posisi untuk duduk di sofa, sedangkan Rolan, Arlan, dan Erlan, mereka duduk di karpet beludru milik Lily dengan stik PS di tangan Rolan dan Arlan, sedangkan Erlan tengah bermanja-manja di pangkuan Rolan."hihihi...
rupanya main PS dengan daddy lebih menyenangkan ya mom, daddy jago, tidak seperti Erlan yang kalau kalah langsung menangis" Erlan yang merasa namanya disebut pun memberenggut kesal pada kakaknya tersebut, dan hal itu tak luput dari perhatian Rolan dan Lily."sudah Arlan, jangan goda adikmu, dan sekarang kalian ingin apa?? ohh...
mom tidak ingin mendengar kalian berteriak susu coklat oke..?" Lily memberi tatapan memohon kepada Arlan dan Erlan, mereka tampak berpikir kemudian mengangguk tanda mereka setuju."tapi....
gantinya jus jeruk yaa mom..
juga ayam goreng " Erlan menyebutkan semua makanan yang mereka sukai, karna sebeda apapun Arlan dan Erlan, mereka selalu sama kalau masalah makanan, dan kini Lily menatap Rolan, hampir saja ia lupa akan kehadirannya."oh iyaa..
aku hampir lupa, Rolan kau mau apa?? "
Lily mengusahakan agar dirinya tidak membenci Rolan lagi dan mencoba memaafkannya, namun apa daya, ia hanya manusia biasa dan dia juga wanita, dalam hatinya Lily berkata maaf, mungkin aku bisa memaafkan mu Rolan, tapi aku takkan lupa dengan setiap kejadiannya."Samakan saja dengan anak-anak ly, seleraku sama dengan mereka" Rolan mengatakan keinginannya yang sama seperti anak-anaknya, dia memperhatiakan Lily yang berlalu pergi dari hadapannya, dan ia tersenyum sambil bergumam maafkan aku dulu pernah menyakitimu, dan kali ini aku akan mencoba kembali untuk memperbaikinya ly, ku pastikan kita akan bahagia, sebagai sebuah keluarga
Rolan kembali bermain dengan kedua putranya tadi.Lily Pov
Aku menyalakan kompor dan menyiapkan semua yang kubutuhkan untuk membuat pesanan mereka tadi, dari sini, aku dapat melihat betapa bahagianya kedua putraku bersama dengan daddynya, apa aku tega membiarkan senyuman di bibir mereka menghilang?
Aku takkan tega memisahkan mereka, aku tak sanggup melihat air mata kedua putraku, aku terlalu menyayangi mereka, tapi...
bagaimana dengan luka yang pernah di beri Rolan padaku?
aku takkan pernah lupa...Namun, aku segera mengenyahkan semua pikiran negatif yang berada di dalam kepala ku, mengenai Rolan, aku tau betapa biadab nya dia dulu, dan tak menutup kemungkinan dia akan mempermainkan ku lagi, jika itu aku, aku tak masalah, namun jika itu anak-anakku, aku takkan mengampuninya. Ibu mana yang mau anaknya di sakiti, tidak ada, sekalipun dia harus menghadapi kematian sekalipun, itu takkan menyurutkan nyali seorang ibu, untuk melindungi anak-anaknya.
Aku segara mengenyahkan semua pemikiran tadi, dan aku menyelesaikan permintaan anak-anakku tadi, juga si Rolan. Aku menata makanan mereka karna anak-anak sangat menyukai makanan mereka jika di bentuk dengan gambar-gambar yang lucu. Ntah mengapa mereka sangat menyukai jika aku menghias makanan mereka, dan nanti mereka sendiri yang tak tega memakannya, tapi untuk Rolan aku hanya menatanya biasa saja.
"Niiiihhh....
makanan datang....
anak-anaknya mommy pasti udah lapar, semuanya di habiskan yaa, jangan lupa makan sayurnya" aku meletakkan makanan tadi di atas meja makan, dan mereka bertiga segera menghampiriku.Aku menatap ekspresi mereka satu persatu, tatapan lucu Erlan yang menatap makanannya, dan Arlan seperti biasanya, tidak tega untuk memakan makanan seimut itu, tapi kalau tidak di buatkan mereka takkan memakan sayurannya, bagi mereka sayur itu monster, ntah dari mana datangnya teori itu.
"mommy...
makasiihh...
Erlan suka banget model yang ini, mommy paling the best deehh.." Erlan memang seperti ituu, dia selalu menunjukkan perasaan kagumnya kepada apapun, siapapun, dan dia selalu excited dengan apapun itu."mommy...
Arlan gak tega memakannya, ini terlalu cantik untuk di hancurkan" nah kan, beda dengan Arlan, dia langsung kasihan melihat makanannya, anak ini."Makasih sayang, erlan juga habiskan ya sayur, kalau tidak mom takkan buatkan itu lagi, mom kan bikinkan itu agar kalian makan sayurannya, dan ayolah Arlan, kamu harus memakannnya sayang, kalau Arlan gak mau biar mom ganti bentuknya ya sayang" aku mengambil makanan tadi dari Arlan, tapi seperti biasa, dia mengambilnya lagi.
"no mom, ini Arlan makan, makasih mokmy ku sayang"
Aku menatap mereka yang memakan, makanan mereka dengan lahap. Mereka memang mirip, benar-benar mirip.
Apa aku tega menghancurkan kebahagian anak-anakkku?? Apa aku harus memisahkan mereka??
Tapi rasa sakit yang kurasakan benar benar takkan bisa ia tebus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lily
Storie d'amorewanita cantik, cerdas, berani, dan polos, harus menerima keadaan karna suatu kecalakaan yang menimpanya kehidupannya yang awal sangat indah kini berubah , dan sekarang dia harus hidup sendirian di negri asing ,akibat perbuatan semalam yang mengharus...